Alena yang sedang mengendarai mobil bersama Amor tiba-tiba menghentikan mobilnya di tepi jalan.
Tubuhnya spontan memandang langit sebab dia melihat sebuah titik hitam yang makin lama makin membesar melesat cepat menuju ke bumi.
Setelah titik hitam itu hilang dari pandangan kemudian terdengar ledakan keras seolah-olah muncul dari delapan penjuru angin.
Alena bersama Amor merasakan seperti telinga mereka tuli sebentar mendengar suara yang sangat keras itu.
Cukup lama telinga mereka bergema akibat suara ledakan yang keras mengguncang Kota Palembang.
Bumi seperti di landa gempa yang cukup keras, setelah suasana kembali tenang baru Alena keluar dari mobil dan memandang ke arah benda itu terjatuh.
"Suara apaan itu?" tanya Amor yang keluar mobil mendekati Alena.
"Entahlah aku merasa ada kekuatan yang sangat besar yang menuju ke bumi dan akan mem
Alena bersama Amor yang sedang duduk menikmati kopi di ruang tamu rumah Amor tiba-tiba kaget mendengar Riki berteriak."Apaaa?"Alena dan Amor sampai berdiri dari duduknya sebab tersentak kaget mendengar teriak spontan dari Riki yang menggelegar memenuhi ruangan tempat mereka berada."Tak perlu teriak-teriak yang ada bukan mati karena Makhluk itu namun kami mati karena teriakan kamu," Amor yang kaget karena teriakan Riki menjadi sewot."Bukan begitu aku cukup kaget karena mendengar hewan yang muncul itu merupakan hewan yang berasal dari akhir zaman, aku takut jangan-jangan kekacauan memang sedang mengintai," jawab Riki yang malu karena perbuatannya."Jadi sekarang bukan cuma aku yang perlu kerja keras, kalian juga aku perlukan kerja kerasnya sebab dunia kalian sedang terancam," jelas Alena kepada Amor dan Riki.Hampir tidak ada yang bersuara di dalam ruangan
Suara ledakan dari dua kekuatan gaib itu membuat tempat di sekitar itu berguncang keras, berapa bangunan yang sudah miring karena amukan makhluk itu roboh dalam sekejap.Alena yang tadi menahan serangan makhluk itu menggeliat bangkit kemudian dengan langkah terseok dia segera mendekati makhluk di depannya.Sementara makhluk yang ada di depan Alena seperti tidak merasakan apapun efek dari benturan dua kekuatan yang terjadi.Tak ingin berlama-lama Alena segera melompat tinggi dari posisi atas makhluk tersebut berapa kali dia melepaskan pukulan dengan sinar merah.Namun mata Alena di buat terbelalak setiap sinar merah yang mengenai cangkang belakang makhluk itu langsung terpantul seperti cahaya mengenai cermin.Membuat sinar pukulan Alena yang dipantulkan makhluk itu menghantam beberapa gedung di dekat mereka.Sebaliknya makhluk tersebut yang menyadari Alena ada di belakangnya dengan gerakan gesit menggerakkan bagian buntutnya menghantam tubuh Alena.
Akibat benturan pukulan itu keduanya terbanting ke belakang sejauh berapa meter, Alena menahan rasa sakit yang dia derita dengan cepat dia segera bangun.Begitu dia berdiri di depannya Jenderal sudah bangkit berdiri juga dari jatuhnya.Tanpa memberi kesempatan lagi Alena langsung menyerang dengan sinar warna putih yang keluar dari telapak tangannya.Berapa kali pukulannya bisa di tepis oleh makhluk itu namun dalam berapa kali serangan salah satu serangan yang di lepaskan Alena bersarang telak di dada lawan.Lawan yang terkena pukulan langsung terbanting menghantam pinggiran balkon bangunan itu.Melihat lawan terkapar dengan cepat Alena menyerang dengan sinar merah panjang berbentuk tali yang langsung melilit tubuh Jenderal Satir.Setelah tubuh lawan terlilit cahaya berwarna putih, Alena segera menyentak tangannya untuk menarik lawan namun lawan bertahan sekuat tenaga untuk bertahan.Namun sekuat apapun lawan mencoba bertahan makin lama dia t
"Kemana kita?" tanya Bagus."Kita langsung pulang," jawab Alena yang masuk ke dalam mobilnya di kemudikan Bagus menuju rumah.Ketika Alena yang sedang santai di depan rumahnya menikmati pemandangan langit di temani segelas kopi, tiba-tiba handphonenya berbunyi."Ada apa Kapten?," Tanya Alena mengangkat telpon dari Kapten Japar."Ini sangat aneh, dari benda yang di temukan di lapangan tidak di temukan sidik jari, begitu juga dengan bekas kaki tim belum bisa mengidentifikasinya," Jawab Kapten Japar dari seberang.Mendengar penjelasan Kapten Japar yang tidak masuk akal Alena menarik napas panjang bingung dengan keadaan yang di hadapi.Dia juga sudah menyusuri kasus itu secara gaib, namun seperti ada kekuatan yang menutupi penglihatannya supaya tidak menembus ke kuatan gaib yang melibatkan kasus itu.Sewaktu menerawang kejadian itu tiba-tiba HP Alena berbunyi lagi, ketika selesai memyambut panggilan itu Alena menutup telpon.
Alena tidak menghiraukan apa yang di katakan Bagus, dia hanya menatap orang tua yang duduk di kursi belakang mobil."Paman Dewa Pengelana, aku yakin bukan kebetulan kalau paman menemui kami di sini!" Alena berseru kepada lelaki tua itu, Bagus yang mendengarnya hanya bingung."Hehehe.... Ternyata kamu cukup jeli juga," Orang tua itu berkata kepada Alena.Tubuh orang tua itu tiba-tiba di selubungi dengan kabut pekat, ketika kabut yang menyelubungi tubuhnya hilang di bangku mobil telah duduk satu sosok tampan dengan badan tinggi besar.Melihat lelaki tinggi besar itu Bagus yabg merupakan jelmaan Jin itu, langsung menginjak rem ingin bersujud kepada dewa itu."Jin, tak perlu kamu bersujud jalankan saja terus mobil ini," Tegur Dewa Pengembara kepada Bagus."Baik tuan dewa," Jawab Bagus yang terus menjalankan mobilnya."Paman, aku yakin pertemuan ini bukan kebetulan pasti ada sesuatu sehingga paman menemuiku," Alena berkata kep
"Baguss….?" Teriak Alena memecah pagi membuat Bagus yang sedang memperhatikan orang lewat menjadi kaget dan tersentak.“Ada apa?!” Tanya Bagus sambal menekan rasa kagetnya."Apakah mungkin mungkin kamu mengenal pelaku pembunuhan yang sedang kita hadapi ini?" tanyaAlena menatap tajam Bagus."Maksud Non siapa?" Bagus Balik bertanya karena bingung."Apakah kamu tidak melihat tanda-tanda pembunuhan yang di lakukan ini berikut dengan bukti yang didapat di lapangan, ini menunjukan musuh yang kita hadapi berasal dari alam kamu," Alena berkata dengan pandangan mata yang tidak di alihkan dari Bagus."Aku juga sudah menduganya ke sana namun yang membuat aku bingung bagaimana dia keluar dari alam kami kecuali....." Bagus nampak ragu meneruskan kata - katanya."Kecuali apa?" Cecar Alena."Kecuali ada dukun yang mengikat sumpah dengannya melalui darah, aku harus menyelidiki ini cara menghancurkannya hanya melalui orang y
Malam datang sangat cepat melingkupi Kota Palembang, setelah lepas magrib sebuah mobil meluncur santai menuju ke arah wilayah yang ada di luar kota Palembang bernama Sako Kenten.Begitu melewati wilayah Sako Kenten mereka keluar dari jalan besar sekarang memasuki jalanan yang berbatu. Berapa kali badan mereka terhempas bantingan mobil yang melewati jalanan berbatu itu."Masih lamakah tempat yang di tuju?" tanya Bagus kepada Kapten Japar memecah kesunyian."Berdasarkan informasi habis desa ini kita akan memasuki desa tempat dukun itu berada," jawab Japar dengan suara bergetar karena tegang.Jalanan yang mereka lewati belum tersentuh aspal, jalanan ini masih terbuat dari tanah yang di kasih kerikil sebagai pengerasan hal ini menunjukkan kalau mereka sudah jauh berada di luar kota Palembang.Laju mobil tidak bisa cepat, Bagus mengemudikan mobil deng
Alena menoleh kepada Bagus yang ada di belakangnya bersama dengan Japar. "Bagus bersiap membantu tapi jangan lupa Japar harus selalu di samping kamu," Alena berkata kepada Bagus "Iya, aku akan selalu siap membantu," jawab Bagus sambil menganggukan kepalanya matanya sekilas melirik Japar yang bingung. "Bagaimana kalau kita tidak selamat?" tanya Japarpenuh ketakutan. "Maka selamanya kita akan berkubur di dalam alam ini," jawab Bagus sambil menyeringai kepada Japar. Mendengar Jawaban Bagus membuat Japar semakin ketakutan, perlahan Makhluk tinggi besar berwarna hijau di hadapan mereka mulai bergerak. Melihat makhluk itu bergerak Japar semakin merasakan ketakutan dia makin mengkeretkan badannya di samping Bagus. "Hoooaaammm.... Aku mencium bau bidadari dan Jin yang membuat tidurku terganggu," makhluk itu bangkit dengan bad