Di istana Dong Taiyang rapat sedang berlangsung. Para petinggi istana sedang menunggu keputusan raja setelah mereka menyuarakan pendapat tentang kedatangan Ratu Seo Yeong ke Timur.Lu Sicheng sebagai raja harus tegas, karena ini menyangkut pelanggaran peraturan istana dan kelangsungan Kerajaan Dong Taiyang.Penasehat Baijue dan Perdana Menteri Han sedang menunggu keputusan dari Lu Sicheng.Setelah mendengar semua pendapat para petinggi istana, Lu Sicheng pun mengambil keputusan. Jika mereka harus menerima Ratu Seo Yeong di Timur dan menghapus peraturan yang pernah Raja Yang Jingmi buat. Para petinggi istana dibuat terkejut mendengarnya."Yang Mulia, sebaiknya Anda pikirkan lagi. Musuh tetaplah musuh, bisa saja Ratu Seo Yeong sedang merencanakan konspirasi untuk menyerang Dong Taiyang." Perdana Menteri Han segera angkat bicara.Mengingat sejarah pemberontakan Ratu Seo Yeong dan kerusakan yang dilakukan oleh suaminya, Raja Zhang, dia benar-benar didera kegelisahan jika tetap membiarka
Hari mulai gelap. Lu Sicheng sedang berendam di kolam pemandian raja. Beberapa dayang dan para pelayan berdiri mengelilingi kolam. Mereka sudah bersiap jika sang raja yang tampan dan gagah itu meminta mereka membantu menggosok tubuhnya.Sudah satu bulan Lu Sicheng menjadi raja sejak pelantikan. Namun, tak seperti raja lainnya, pria asal desa Lan Hua itu tak pernah meminta para dayang untuk membantunya mandi apalagi sampai menyentuh tubuhnya.Hal itu membuat Ratu Yang merasa lega. Rupanya, Maha Dewa memang pria yang setia dan menghormati perasaan istrinya. Namun, apakah sebagai seorang raja Lu Sicheng pun tak ingin memelihara selir?Sulit baginya untuk berbagi Lu Sicheng dengan wanita lain. Namun, sejauh ini sang raja hanya mencintainya.Mata Lu Sicheng terangkat ke para pelayan yang sedang mengelilingi kolam pemandian di mana dia sedang berendam dengan tubuh setengah telanjang.Para gadis muda itu menekurkan kepalanya saat melihatnya menatap. Lu Sicheng memalingkan wajah ke lain arah.
Angin bertiup kencang malam itu. Salju mulai berjatuhan hinggapi mantel hitam seorang pria yang sedang mengendap di atas atap istana Dong Taiyang.Iblis Xi-Wang. Ia datang atas perintah rajanya untuk mencari tahu tentang Ratu Seo Yeong. Telinganya yang panjang mampu menangkap suara dari jarak yang jauh.Suara desahan percintaan Lu Sicheng dan Ratu Yang membuatnya sedikit tegang. Sial! Bukan itu yang sedang ia selidiki! Mata Xi-Wang terpejam, dengan bibir yang bergetar mengucapkan mantra.Telinga panjangnya bergerak-gerak menangkap perbincangan seorang wanita dengan seorang pria dari arah paviliun istana.Benar, itu suara Ratu Seo Yeong dan Jenderal Mong Yi yang sedang membicarakan tentang Pedang Suci Tiga Elemen."Aku akan menghubungi Raja Iblis Xin Yi dengan meditasi," ucap Ratu Seo Yeong. Wanita itu bicara di kamarnya dengan Jenderal Mong Yi setelah Jenderal Chou pergi."Baik, Yang Mulia Ratu. Hamba akan mengawasi keadaan di luar kamar Anda." Jenderal Mong Yi bergegas pergi.Iblis X
Pagi yang dingin dengan tiupan angin dari Barat dan butiran salju yang turun rintik-rintik. Terlihat Lu Sicheng keluar dari gerbang istana dengan menunggangi kudanya. Jenderal Chou, Hong Ri dan sepuluh pengawal mengikuti dari arah belakang.Cuaca yang dingin, tapi raja mau pergi berburu?Dari tepi garis jendela Ratu Seo Yeong memandangi Lu Sicheng yang sedang bersiap-siap untuk meninggalkan istana. Ia mendengar dari beberapa pelayan, jika pagi ini Lu Sicheng akan pergi berburu ke hutan Liowang.Ratu Yang melambaikan tangan pada Lu Sicheng sambil berdiri di tepi teras istana. Pernikahan mereka sedang hangat-hangatnya, ia kesulitan melepaskan Lu Sicheng meski hanya untuk pergi berburu."Cepat kembali, Suamiku."Yihua yang berdiri di belakang Ratu Yang mengulum senyumnya melihat sang ratu merajuk sedih."Yang Mulia Raja hanya pergi ke hutan Liowang. Kenapa Anda begitu sedih seolah beliau akan pergi ke medan perang?" cibir Yihua disertai senyuman jahil pada Ratu Yang."Hh, kau tidak akan
Setelah pertempuran singkat dengan Raja Iblis Xin Yi, akhirnya Lu Sicheng memutuskan untuk kembali ke istana Dong Taiyang. Terlebih, ia mendengar bisikan dari Ratu Yang lewat meditasinya.Sedang terjadi masalah di istana, Ratu Yang memintanya untuk segera kembali.Menempuh perjalanan sekitar tiga jam dari hutan Liowang menuju istana Dong Taiyang. Lu Sicheng dan semua rombongan memacu kuda mereka tanpa henti.Hingga sampailah mereka di perbatasan antara hutan Liowang dan Kerajaan Dong Taiyang. Lu Sicheng dikejutkan dengan kemunculan seorang pria yang menghadang perjalanan mereka.Li Cangyi, panglima perang dari Kerajaan Selatan. Ia sengaja menghadang Lu Sicheng di perbatasan. Apa gerangan yang membuat Li Cangyi menghadang perjalanan mereka?"Salam, Yang Mulia Raja Lu. Maaf jika hamba sudah mengganggu perjalanan Anda." Li Cangyi segera memberi salam sambil membungkuk setelah turun dari kudanya. Pria itu berada di hadapan Lu Sicheng saat ini."Panglima Cangyi, apa yang membuatmu menghada
Suasana menjadi hening setelah raja bicara. Tak ada lagi yang menyela atau bertanya. Sementara Lu Sicheng dengan wajah tenang-tenang mengarahkan pandangan ke arah pintu ruang rapat. Ratu Yang masih keheranan, ia pun coba mengarahkan pandangan ke pintu, persis sang raja."Jenderal Li Guan memaski ruang sidang!" Seruan itu sontak membuat semua orang di sana dibuat terkejut. Mereka menolehkan kepala serempak ke arah sumber suara tersebut. Hal mengejutkan terjadi. Li Guan berjalan gagah memasuki ruang sidang dengan di ikuti Jenderal Chou dan dua orang pengawal.Semua orang mulai ricuh dan saling bertanya, mengapa tiba-tiba raja menghadirkan jenderal junior itu di ruang sidang. Menteri Ho selaku ayah dari Li Guan pun dibuat sangat terkejut melihat putranya datang sebagai seorang tersangka."Salam, Yang Mulia."Li Guan tampak tenang-tenang saja saat berdiri di depan sang raja dan di muka persidangan. Menteri Ho menyipitkan mata melihat gelagat putranya itu. Apakah Li Guan benar-benar telah
Malam itu langit sangat hitam. Angin bertiup kencang dari arah barat. Di istana Dong Taiyang para pelayan sedang sibuk merapatkan tirai-tirai jendela besar yang terus melambai di terpa angin.Ratu Yang terlihat sedang berjalan mengitari seluruh istana. Yihua mengikuti langkah wanita nomor satu di Kerajaan Dong Taiyang itu dengan tergesa-gesa.Sang ratu menghentikan langkahnya. Sepasang mata memindai seluruh istana. Anginnya sangat kencang hingga membuat tirai-tirai terlepas dari jendela.Sementara di luar terdengar suara guntur yang bersahutan. Ada apa ini? Apakah badai akan menerjang Kerajaan Dong Taiyang? Hati Ratu Yang mulai gelisah.Sepertinya ia harus menemui Lu Sicheng. Ya, Maha Dewa pasti tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi saat ini. Alam semesta sepertinya sedang tidak baik-baik saja.Yihua bergegas menyusul Ratu Yang. Ia tak boleh membiarkan sang ratu berjalan seorang diri. Matanya terangkat ke luar dari tepi balkon saat ia melintas. Langit terlihat sangat menyeramkan."Su
Lu Sicheng sedang berada di istana langit. Hingga waktu sudah berlalu dua hari lamanya di alam manusia. Ratu Yang sudah mengetahui kepergian suaminya ke alam para dewa. Ia mengurus semuanya seorang diri.Raja Iblis Xin Yi mendapatkan kabar dari Ratu Seo Yeong tentang kepergian Lu Sicheng. Xin Yi mulai menyusun rencana licik. Sepertinya ini waktu yang tepat untuk menemui Ratu Yang, pikirnya.Saat fajar mulai menyingsing ke timur. Xin Yi segera bersiap-siap di istananya. Pria itu mengenakan pakaian terbaik. Bahkan, Raja Iblis juga bermandi dengan satu juta kuntum bunga plum dan mutiara.Wangi parfum Xin Yi menyeruak seisi istana. Ratu Hui-Ying mencium hal aneh dari penampilan suaminya yang tidak biasa.Sebagai istri, ia ingin tahu ke mana suaminya akan pergi. Namun, Xi-Wang tak menjawab semestinya saat ia bertanya pada adik seperguruan suaminya itu.Hui-Ying tahu, jika Xin Yi pasti sedang ingin menemui seorang wanita. Namun, ia tak tahu wanita mana yang akan suaminya temui. Apakah Ratu