Melihat Catrina yang kebingungan, Aditya pun segera meraih tangan perempuan itu agar duduk kembali.
"duduklah, aku ingin berbicara serius denganmu, tidak terjadi apa-apa semalam, aku tidak tertarik untuk melakukannya jika dengan perempuan yang sedang mabuk, karena bagi mereka itu hanya cinta semalam" ucap Aditya sambil melihat ke arah Catrina yang membelakangi dirinya.
"maafkan aku" ucap Catrina lirih.
"aku hanya berharap jika kamu mabuk datanglah kesini jangan ketempat lain, aku tidak tahu apa yang terjadi jika kamu pergi ke tempat lain, atau aku sarankan lebih baik kamu berhentilah minum jika tidak pernah sadar kamu ada dimana, itu sangat berbahaya, bukankah kamu seorang dokter?" tanya Aditya.
Sore harinya Aditya pulang ke rumah sakit terlebih dahulu, sudah menjadi rutinitasnya setiap hari semenjak kejadian bersama Benny, dia tidak diperbolehkan pergi kemanapun kecuali penthouse dan rumah sakit, jika dia bisa ke Bar itupun mencuri-curi waktu meskipun Aditya tahu kemanapun dia pergi, bodyguard suruhan Paman Yosef pasti selalu mengikutinya. ••••••• Di Cafetaria Rumah Sakit … Hari sudah malam, Catrina malam ini berjaga malam menggantikan Profesornya, seperti biasa John dan Samantha juga ikut bertugas malam itu. Mereka duduk bersama sambil meminum kopi agar ngantuk tidak menyerang mereka karena mereka diwajibkan untuk terus terjaga hingga pagi hari. Catrina tidak
"oh tentu tidak Dok, silahkan" jawab Nyonya Sandra lalu mempersilahkan dokter Catrina melakukan tugasnya.Aletta terbangun karena mendengar suara dokter Catrina dan Nyonya Sandra. Dengan perlahan dia mengangkat kepala putranya itu untuk kembali ditidurkan di atas sofa, tidak lupa menggantikan pahanya yang tadi dijadikan sandaran oleh Aditya dengan bantal, lalu berjalan menghampiri Nyonya Sandra dan dokter Catrina dengan perlahan karena takut membangunkan putranya yang sedang terlelap itu.Catrina mencuri-curi pandang melihat perlakuan Aletta pada Aditya yang sungguh manis itu, tetapi hatinya terasa terbakar api cemburu, dia tidak rela Aditya sedekat itu dengan Aletta."dasar tante genit" gerutu Catrina di dalam hati.
Aditya hanya mengangguk saat mendengar ucapan Paman Yosef, meskipun dia sedikit heran, jika ayahnya membuat sandi rahasia itu dengan tanggal lahirnya, paman Yosef yang melihat Aditya sedang merenung menyadari betul jika Aditya sedang memikirkan ayahnya."ayah anda mungkin bagi anda adalah orang yang jahat, tetapi saya, ibu anda, nyonya sandra bahkan semua yang mengenalnya tahu betul sifat ayah anda, dia tidak pernah melupakan hari tanggal anda, beliau selalu mengingat anda, ingatlah apa yang sebenarnya terjadi pada anda, memori anda, bukanlah sesuatu yang sebenarnya terjadi karena unsur kesengajaan, suatu saat nanti anda akan tahu yang sebenarnya" ucap paman Yosef.Kali ini Aditya tidak mendengus atau memaki ayahnya dengan sebutan si tua bangka lagi, dia terlihat diam dan merenung dengan bolpoin yang dia pegang, setelah m
"iy-iya Tuan, aku dan mbak Sandra benar-benar sudah seperti saudara, Tuan tidak perlu khawatir, aku senang bisa menjadi bagian dari kalian berdua" ucap Aletta terdengar sangat tulus dengan senyuman cantik menghiasi wajahnya yang memang sudah cantik itu, apalagi semenjak bersama Sandra, Aletta didandani dan memakai pakaian bagus setiap harinya, Alerta muda dan cantik itu telah kembali, awalnya dia begitu lusuh.Sandra juga ikut tersenyum saat melihat Aletta yang begitu tulus, dia sudah bertekad akan menganggap Aletta seperti adiknya sendiri, berhubung Aletta memang pada awalnya hidup sebatang kara, untuk itulah hingga dia mau dan terjebak dengan skandal perjanjian menikah dengan Fajar untuk hanya menghasilkan anak, tetapi karena kebaikan dan ketampanan Fajar, Aletta menjadi jatuh cinta pada lelaki itu, Sandra tahu sekarang status Aletta pun masih sebagai istri siri suaminya, tapi dia sud
Catrina dan professor Rahman pun mendengarkan baik-baik penjelasan mereka dan mengerti bahwa terbangunnya pemimpin besar perusahaan itu harus dirahasiakan demi keselamatan mereka dan ahli waris mereka satu-satunya yaitu Aditya Rashaad."oh rupanya putramu sudah besar sekarang sobat?" tanya professor Rahman setelah mendengar penjelasan nyonya Sandra, Tuan Fajar mengangguk bahagia.Dokter Catrina dan profesor Rahman keluar dari ruangan tempat tuan Fajar dirawat. Profesor Rahman juga menginstruksikan pada dokter Catrina selaku bawahannya, agar tuan Fajar segera dipindahkan ke kamar lain untuk pemulihan dan dengan keamanan yang lebih ketat dari kamar sebelumnya. Dokter Catrina pun langsung melakukan tugasnya.Sementara Aditya yang tidak mengetahui j
"tidak Adit, aku sungguh hanya tergila-gila padamu" jawab Catrina dengan wajah yang sendu dan memelas.Aditya terlihat canggung, dia memang telah sedikit membuka hatinya untuk Catrina, tapi dia tidak suka jika Catrina datang selalu dalam keadaan mabuk, jika orang tuanya tahu pasti akan sangat tidak nyaman jika dilihat, untuk itu Aditya hanya bisa menjauh dari Catrina yang semakin tidak terkendali. Terhitung sudah dua kali Catrina ditolak oleh Aditya sejak pertama kali menyatakan cintanya di hotel tempat dia tinggal.Catrina hanya bisa menangis, harga dirinya terasa sangat jatuh karena Aditya benar-benar terus menolak cintanya."apa kamu tidak memiliki perasaan untukku sedikit saja?" tanya Catrina terlihat dia sudah sadar meskipun belum sepenuhnya tetapi pik
Sore itu sepulang dari kantor, Aditya ke rumah sakit, dia tidak langsung menuju ruangan dimana orang tuanya berada, melainkan dia pergi ke arah Cafetaria, tempat dimana Catrina suka nongkrong disana bersama teman-temannya.Dicafetaria terlihat ada dokter Samantha, terlihat Samantha sedang meminum kopinya sendirian, Aditya tidak mempedulikannya saat Samantha berusaha menggodanya dengan terus memandang ke arahnya, Aditya memesan kopi juga, terlihat dia tidak tenang karena Catrina ternyata tidak berada di sana.Melihat Aditya diam saja bahkan tidak menyapanya, Samantha yang dicap gadis penggoda oleh teman-temannya itu terlihat berjalan kearahnya, Samantha memang gadis yang sangat cantik, tubuhnya tinggi juga langsing, jika orang melihat Aditya dengan Samantha pasti akan dianggap sepasang kekasih, mengingat merwka berdua begi
Samantha duduk di samping Catrina, lalu tersenyum dan berbicara lagi pada Catrina, "kamu ditolak yah sama tuh ganteng?" tanya Samantha tanpa basa basi hingga teman yang hadir sontak kompak memandang ke arah Catrina."sial! dasar pria tidak berperasaan, jika menolak ya menolak saja, tidak perlu mempermalukanku di hadapan Samantha" gerutu Catrina dalam hati, dia sangat kesal."woy, diem aja, atau kalian sudah pacaran tapi diam-diam ya?" tanya Ririn membuyarkan lamunan Catrina."gak mungkin, sudahlah Cat nyerah aja, aku mau maju sekarang, aku gak mau ketinggalan pria seperti itu" sahut Samantha."oh rupanya Sam belum tahu aku ditolak, kok aku jadi paranoid sih? orang ngomong gitu aku takut bange