Share

Westi Ningtyas di Ujung Maut

”Agaknya para perampok itu juga punya kesaktian yang bisa diandalkan,” kata hati Westi Ningtyas. ”Pantas saja kalau mereka mampu bertahan selama puluhan tahun sebagai gerombolan perampok yang ditakuti.”

Golok di tangan Taraksa dan Rubasa kembali ke warna semula. Berkilau-kilau tajam. Namun panas masih menebar dari golok-golok itu. Westi Ningtyas dapat merasakan walau jaraknya dengan kedua perampok itu ada lebih dari lima tombak.

Taraksa dan Rubasa secara serentak menyerang Westi Ningtyas dengan sabetan-sabetan golok tajam. Berkelebat-kelebat untuk membabat si pendekar wanita. Gerakan golok di tangan mereka sangat cepat sehingga sulit diikuti mata.

Westi Ningtyas menghadapi serangan kedua perampok bersenjata golok itu dengan tenang. Tubuhnya yang semampai berkelit ke sana kemari dengan gerakan cepat namun tetap terkendali. Tidak ada rasa panik sedikit pun.

“Gila! Dia ternyata bukan pendekar sembarangan!” gumam Taraksa.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status