Share

Bab 132 - Sahh ....

Hati berdebar-debar, telapak tangan seperti memegang bongkahan es. Aku mencoba menenangkan diri, menarik nafas panjang dari hidung, mengeluarkan perlahan melalui mulut.

Benda pipih aku tengok hampir setiap detik, jantung ini berdetak seolah keluar dari tempatnya.

"Kenapa, Neng? Kok wajahnya panik begitu?" Bik Narti menyentuh pundakku.

"Paman, Mahmud, apa sudah datang, Bik?" tanyaku sambil mencoba menghubunginya.

Sanking banyaknya pikiran, aku sampai lupa menghunginya Adik dari, Bapak. Kalau bukan dia, siapa lagi yang akan menjadi wali untuk pernikahanku.

"Pasti datang, Neng. Pak Mahmud, kan sudah di hubungi dua hari sebelum pernikahan." Bik Narti menenangkan. Aku kembali menarik nafas, mengingat tanpa wali perempuan, pernikahan tidak akan sah. Kepalaku jadi berputar, khawatir Paman tidak datang.

Jarak dari rumah, Paman ke kotaku memakan waktu tiga jam. Semoga tidak ada halangan suatu apapun.

"Ini sudah jam 07:00, supir Mas Bagas, sudah datang, Neng." ujar Bik Narti.

"Kita tunggu, samp
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Anita S
kok bab nya samaan...lupa apa gmn,,???
goodnovel comment avatar
rozi yana
kenapa jd 2 bab..sebab itu mahal koin
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status