Ellshora menghentikan mobil tepat di teras gedung Carthage, salah satu anak perusahaan milik Sonic Group. Beberapa saat ia tak bergerak. Cody yang berdeham cepat membuat Ellshora tersadar. Ia turun dan membukakan pintu untuk seorang Luke. Cody sudah berada di depan pintu mobil saat Luke baru saja keluar.Tanpa mengatakan sepatah katapun, Luke berlalu dari situ. Membuat Cody cepat mensejajarkan kakinya dengan langkah Luke menuju ke dalam gedung untuk menghadiri pertemuan bersama para kolega.‘Aku penasaran, seberapa dingin sikap orang tuanya sampai memiliki anak seperti dia,’ batin Ellshora seraya mengerucutkan bibir.Ellshora membayangkan, sepasang suami istri yang selalu menginginkan pengakuan sosial. Orang-orang kaya yang menyanjung uang dan kemewahan. Yang selalu bersikap acuh pada semua orang biasa seperti dirinya, salah satunya. Begitulah menurut Ellshora tentang Tuan Chris dan Nyonya Annami, orang tua Luke.Luke menyeret langkahnya lebih cepat. Cody membukakan pintu ruangan pert
Mobil yang dikendarai Ellshora berhenti di depan gerbang mewah yang menjulang tinggi. Seorang penjaga rumah membuka gerbang, dan Ellshora melajutkan perjalanannya masuk ke dalam sampai di depan sebuah pintu utama rumah paling mewah yang pernah dilihatnya.Ellshora terus mengedarkan pandangannya pada bangunan mewah milik keluarga Whiston. Ia segera turun dan membukakan pintu mobil untuk Luke. Tanpa menunggu apapun, Luke cepat beranjak dan masuk ke dalam. Meninggalkan Ellshora dengan semua kekagumannya pada tempat ini.‘Seperti dalam mimpi. Aku tempat seluas ini masih bisa disebut rumah?’ decaknya dalam hati.“Nona?”Suara lembut yang melintasi pendengaran Ellshora, membuatnya cepat menoleh. Seorang wanita senja yang sepertinya cukup tak asing, sudah berdiri di hadapan Ellshora sekarang. Dan dua orang berseragam pelayan rumah, di belakang wanita itu.“Apa kau orang yang menggantikan Ronan sebagai supir baru putraku?” tanya wanita itu.Ellshora menyadari sesuatu. “Maaf, Nyonya. Apa kau N
Untuk pertama kali dalam hidupnya, Ellshora mendapat kesempatan makan siang bersama keluarga konglomerat ternama di Norwich. Pemilik perusahaan Sonic group, keluarga Whiston. Memasuki sebuah bangunan penuh kesempurnaan yang mereka namai The Oiner. Bagi Ellshora, sebuah kehormatan besar berada dalam satu ruang menikmati hidangan mewah yang disiapkan juru masak keluarga Whiston. Duduk bersama Chris, Annami dan juga seorang Luke.“Kau tinggal dimana, Ell?” tanya Chris di tengah sesi makan.Ellshora berhenti mengunyah untuk menjawab. “Sekitar Andreas Street, Tuan. ““Lalu sebelumnya, kau bekerja di mana?” timpal Annami.“Di perusahaan kecil dan aku bekerja sebagai staff bagian divisi umum, Nyonya.”Chris mengerutkan kening. “Tapi mengapa kau mengajukan pekerjaan sebagai supir pribadi Luke kalau kau memiliki pengalaman bagian divisi?” Luke dan Ellshora saling pandang. Luke menggelengkan ringan kepalanya. Ellshora melihat manik biru milik Luke dengan jelas, dari sana ia seolah menangkap
Sore menjelang petang, Ellshora menemui Luke di ruang kerja yang berada di lantai atas The Oiner seperti permintaan pria itu sebelumnya.“Jam kerjamu hari ini sudah selesai. Kau bisa pulang sekarang,” kata Luke.Ellshora meletakkan kunci mobil di atas meja. “Baiklah, Tuan. Aku permisi.”“Kau bisa bawa mobilku setiap hari ini untuk pulangselama kau masih menjadi supir pribadiku.” Luke menghentikan langkah Ellshora yang hendak pergi. Ia membalikkan badan dan menatap Luke.“Terima kasih. Tapi aku bisa menggunakan taksi. Mobilmu terlalu mencolok kalau aku mengendarainya sendiritanpamu, Tuan,” cetus Ellshora menyeringai dengan nada menyindir.“Aku hanya memudahkan pekerjaanmu. Kau tak perlu menunggu taksi, agar tak membuatku menunggu juga. Efisiensi waktu sangat penting bagiku,” papar Luke.Tapi Ellshora masih berkilah. “Tenang saja, Tuan. Aku tak akan membuang waktu be
BAB 24. Keraguan Zane cepat menarik Ellshora dari tengah jalanan. Saat menyadari kehadiran Zane, Ellshora langsung memeluk pria itu dan menumpahkan tangisnya. “Ell, apa yang terjadi?” tanya Zane merenggangkan pelukan. Mencekal lembut kedua pundak Ellshora, memandangi wajah di hadapannya cukup tajam. Ellshora menghindari kontak mata itu, ia menundukkan wajah dengan air mata yang terus mengalir. “Ell?” Zane tak mendapat respon, Ellshora masih bungkam dalam tangisnya. Kemudian tangan Zane berpindah ke wajah Ellshora, mengusap penuh kelembutan hingga Ellshora bisa merasakan sentuhan lembut itu. “Apa terjadi sesuatu di rumah?” Ellshora hanya mengangguk. “Mereka lagi?” Untuk kedua kali, Ellshora kembali memberi Zane anggukan sebagai sebuah jawaban. “Apa yang mereka lakukan padamu, Ell?” Tapi kali ini, Ellshora tak bisa menjawab. Ia tak mungkin mengatakan bahwa semua keluarganya meremehkan Zane. Meremehkan Zane yang bukan dari keluarga kaya. Ellshora kembali bungkam, meskipun di dal
Luke usai meneguk segelas air putih di dapur. Ia segera beranjak dari situ, tapi sebelum meninggalkan dapur seorang pengurus rumah menghentikan langkah Luke. “Maaf, Tuan. Aku menemukan ini di saku jas Anda,” ucap Hanna memberikan selembar foto pada Luke. Luke menyipitkan mata dan meraih foto itu dari Hanna. “Oh, iya.” Begitu saja Luke berlalu dari Hanna. Ia cepat berada dalam kamar, berdiri di sisi jendela dengan tirai terbuka. Titik paling ia sukai dari ruangan kamarnya. Luke memandangi foto di tangannya, foto lama dimana seorang gadis kecil yang terlihat jelas sangat mirip dengan Ellshora. Dan Luke sangat yakin, bahwa itu adalah foto masa kecil Ellshora. ‘Dan ini ibunya ...’ Luke menggeser telunjuk ke potongan foto seorang pria yang ditempel dan disatukan menjadi satu. ‘Apa ini ayahnya?’ Luke mengernyit. ‘Dia tak punya foto keluarga?’ Sekarang, ingatan Luke ia tarik mundur pada hari itu. Dimana Ellshora menghampirinya di gazebo dalam, saat gadis itu berdiri di tepi kolam renna
“Aku datang untuk memberikan sesuatu yang berharga padamu,” ujar Luke menunjukkan raut wajah serius seperti biasa.Antusias Ellshora yang lebih kental dengan rasa penasaran semakin membuatnya ingin tahu. “Sesuatu apa?”Saat Luke belum memberi Ellshora jawaban, satu suara pemberitahuan di ponsel membuat Ellshora berpaling sesaat.‘Aku sudah di dalam bus dari tadi.’Sebuah pesan balasan dari Zane yang membuat Ellshora menghela nafas lega. Ia segera memasukkan kembali ponselnya ke dalam tas.Luke menyodorkan selembar foto yang tempo hari ia pungut di pusat perbelanjaan. “Ini pasti sangat berharga untukmu, kan?”Mata Ellshora cukup tajam memandangi tiga orang dalam foto lama yang masih Luke pegang.“Ini milikmu, kan? Wajahmu tak berubah sejak dulu,” sanggah Luke membangunkan Ellshora dari lamunan sesaatnya.Ellshora meraih foto miliknya, ia keheranan. “Bagaimana bisa foto ini ada padamu?”“Kau menjatuhkannya di pusat perbelanjaan waktu itu. Aku baru ingat tadi, jadi baru sempat kuberikan
“Gadis seperti apa yang menjadi tipekalmu , Tuan?”Luke membuka mulutnya perlahan, dan tatapannya masih tak beralih pada wajah Ellshora. “Sepertimu ...Ellshora.”Ellshora terperangah.“Sepertiku?” tanyanya ragu, dengan mengarahkan telunjuk pada dirinya sendir.Tapi Luke tersentak. Menyadari bahwa ada kesalahan yang baru saja ia lakukan di luar kesadarannya. “Oh, maksudku. Sepertimu ....”“Seperti tipekal yang, yang mungkin kau pikirkan. Tipekalmu tentang pasangan.” Luke gelagapan., kata-katanya tak beraturan.”Begitu maksudku.”Tapi Luke yang terbata-bata, sangat mudah diartikan oleh Ellshora. Ia pikir, Luke mulai menunjukkan ketertarikan padanya.Senyum Ellshora bermekaran, seperti bunga-bunga di halaman The Oiner saat musim semi tiba. “Tipekalku?”“Seseorang yang penuh cinta, hangat dan pekerja keras. Selalu memahamiku, apapun yang terajadi,” ungkap Ellshora.Semua itu ada pada Zane. Seorang yang membuat Ellshora luluh dan menyerahkan segenap hatinya pada pria itu.“Ya, begitulah ti