Share

Bab 22 - Bersiap untuk Pergi

"Kamu tidak marah dia berbuat seperti ini padamu?"

Ketika Mas Arsan dan Mas Langit pergi, Rayan malah menarik kursi yang ada di dekatku, dan duduk tepat di hadapanku. Matanya menatapku nanar dan aku bisa melihat kekhawatiran di matanya.

"Mau marah, tapi bagaimana lagi. Semuanya sudah terjadi. Bukankah kamu seorang dokter? Kamu pasti tahu bukan kalau kondisi tubuhku baik-baik saja?"

Tanpa sadar, aku mengeluarkan Kata-kata yang bisa membuatnya tenang. Tidak mungkin kalau aku sudah jatuh cinta padanya.

"Baiklah. Untuk sekarang aku bisa memaafkan perbuatannya padamu, tapi kalau nanti terbukti dia melakukan sesuatu yang lebih kejam padamu, bisa kupastikan dia akan mendekam di penjara," desisnya murka, tapi tetap saja dia tidak menunjukkan amarahnya di hadapanku.

Kalau marah, Rayan akan memalingkan wajahnya ke sisi yang lain, yang jelas tidak di depan wajahku.

"Baiklah, apapun yang akan kamu lakukan nanti, aku tidak akan melarang." Aku berucap pelan.

Rayan pergi dari kamarku dan Maya mend
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status