part 112Pov Bayu"Luna! Luna!" teriakku memanggilnya saat dibawa menuju ruangan operasi."Bunda, Bunda mm." Caca menangis melangkah di sampingku."Tolong tunggu di luar, Pak," ucap dokter sambil menutup pintu ruangan operasi.Aku terdiam menatapnya hilang di balik pintu. Rasanya aku menyesal, aku salah. Ya Tuhan tolong maafkan aku."Tenang Bayu, Luna pasti sembuh, dia pernah mengalami yang lebih parah dari ini, dia pasti kuat." Mis Riya menyentuh lenganku."Ini salahmu! Kamu seharusnya melundungi putriku, tapi apa? Demi putrimu yang gila itu, Caca hampir jadi korban, dan sekarang Luna, Luna pasti ...." Tak sanggup kuungkapkan. Membayangkannya saja hatiku pilu."Papa, ini salahku, Bunda ingin menolongku, Pa ...." Caca menangis, aku memeluknya. "Aku menyesal tidak dengarkan Bunda, aku menyesal, Pa." Dalam pelukkan pun Caca masih menangis."Sebaiknya selidiki kasus ini. Rumah sakit yang penjagaanya ketat, kenapa pasien bisa memiliki pisau, ini sangat aneh," ucap teman Rio. Kalau bukan k
Part 1Dua minggu perkenalan, aku memutuskan menerima pinangan Bayu. Lelaki yang dikenalkan Ibu tiriku.Aku patah hati setelah Adi menikah dengan perempuan pilihan ibunya. Cinta yang dijalin delapan tahun kandas begitu saja. Sakit, tapi aku harus menerima kenyataan kalau Adi memilih patuh kepada wanita yang melahirkannya."Baju kebayanya sangat cocok denganmu, Luna. Sebentar lagi kamu akan menjadi istri seorang pengusaha sukses."Aku berdiri di depan cermin. Baju kebaya berwarna putih membalut badan, riasan make up pengantin menghiasi wajah. Ibu berdiri di belakang dan memegang kedua pundakku. Senyum di bibirnya terpancar melihatku akan menikah dengan lelaki pilihannya."Ayo keluar, semuanya sudah menunggu." Ayah berkata di depan pintu kamar."Ayo, Luna, kita keluar."Ibu mendampingiku keluar kamar. Terlihat penghulu dan saksi sudah menungguku. Duduk di samping Bayu, sesekali dia melirikku dengan senyum. Sebentar lagi akan ijab kabul."Bagaimana, Saksi? Sah?""Sah!""Sah!""Sah!""Sah
part 2Aku tidak menyangka nasibku seperti ini. Bagaimana mungkin ibu mempermainkan pernikahanku. Dan yang lebih parahnya aku dijadikan alat agar suamiku bisa rujuk dengan mantan istrinya. Apa maksud semua ini?Aku membiarkan Mas Bayu terbaring di sofa. Malam ini susah memejamkan mata. Luka karena merasa dipermainkan. Aku tak akan biarkan semua ini!Menunggu hingga besok dia sudah sadarkan diri. Setelah itu, ia harus menjawab semuanya.***Suasana pagi menyelimuti bumi. Matahari tersenyum menampakkan sinarnya. Aku masih duduk di samping Mas Bayu, menunggu hingga dia terbangun.Tok! Tok! Tok!"Siapa yang datang?" Aku bangkit dari duduk. Ada yang datang pagi-pagi. Semoga saja ibu mertua agar aku dapat penjelasan.Pintu dibuka. Mataku terpana melihat seorang wanita berdiri di depan pintu, dia tersenyum sinis menatapku."Cari siapa?" Aku bertanya dengan ramah."Mas Bayu ada?" Bukannya menjawab, ia malah balik bertanya."Kamu siapa? Ada apa mencari suamiku?" Perasaanku tidak enak melihat
part 3Apa yang sebenarnya terjadi, kenapa mereka mempermainkan hidupku. Melihat mimik wajah ibu Mas Bayu, ada sesuatu yang belum diungkapkan."Aku tidak bisa diperlakukan seperti ini, Ma." Aku berusaha menekan suara."Luna, aku yakin suatu saat Bayu akan mencintaimu, tolong bersabar, dengan kehadiran seorang anak, hidup kalian akan bahagia."Bersabar? Apakah aku bisa seperti itu? Aku juga belum mencintainya, meski sudah hidup bersama satu bulan. Rasa di hati belum juga timbul apalagi dengan situasi sekarang. Malah aku sangat membencinya."Ma, kenapa mereka bercerai?" Rasa penasaran masih menari di benakku.Ibu Mas Bayu menarik nafas dalam. Terlihat ada luka di matanya seperti mengingat sebuah kejadian. Sejenak matanya jauh memandang ke depan."Mila selingkuh dengan suamiku.""Apa?" Tentu jawaban ibu mertua membuatku sangat terkejut.Mila selingkuh dengan papa Mas Bayu? Dunia apa ini? Mudah sekali mereka melakukan itu. Pantas ada kebencian di mata Ibu mertua melihat wanita bernama Mil
part 4Keningku terasa sakit. Ini harus diobati. Masuk ke kamar tamu membawa kotak P3k dan mengobatinya. Terlihat di cermin aku menatap diriku sendiri. Sangat menyedihkan."Payah kamu Luna, mereka berzina di rumahmu dan kamu diam saja?! Kasihan sekali kamu. Kalau kamu membiarkannya, mereka akan semena-mena, Ayo bertindak!!!" Bisikan-bisikan marah menghasut pikiranku. Tak terima diperlakukan semena-mena. Diam menangis bukan solusinya. Bertindak! Ya, aku harus bertindak.Dalam amarah, aku melangkah ke arah dapur.Pintu belakang dibuka dari dapur. Tujuan ingin mengambil gunting kebun. Setelah didapat, dengan menatap tajamnya, aku tersenyum jahat dan sudah siap-siap menghadapi mereka.Lalu, aku melangkah menuju ke kamar yang mana mereka sedang berzina. Mungkin saja sedang menikmati bergulat dengan nafsu syetan. Sebentar lagi, mereka akan terkejut dengan tindakan gilaku ini.Sampai di depan kamar aku berdiri dan mengetuk pintu.Tok! Tok! Tok! Tok! Tok!Sengaja suara ketukan pintu agak dik
part 5Melihat Mas Bayu meninggalkan rumah dengan wajah kesal. Hatiku sedikit tenang. Malam semakin larut, sendirian di rumah ini, rumah besar mewah tetapi aku tidak bahagia. Rasa benci di hatiku ulah mereka, semakin lama semakin bertambah.Kubaringkan tubuh di tempat tidur. Pandanganku jauh mengingat kejadian tadi. Mereka sama sekali tidak menghargaiku. Ini sangat menyakitkan.Akan tetapi, kenapa Mas Bayu masih menerima Mila padahal sudah selingkuh dengan papanya. Apa yang ada di diri Mila yang membuatnya tertarik? Jika cantik, lebih banyak yang lebih dari Mila.Pagi ini aku bangun lebih awal, meskipun suamiku belum pulang. Kini tidak perlu memperdulikannya. Aku masak rendang yang akan dibawa ke rumah ayah. Selain itu aku juga akan menemui ibu membicarakan tentang pernikahanku seperti sebuah permainan.Sedang memasak tiba-tiba api kompor mati. Ternyata gas sudah habis, kubuka tabung gas dari selangnya agar bisa diganti dengan tabung gas berisi penuh. Pekerjaan ini sudah biasa dilakuk
part 6Setelah gunting di tanganku, aku melayangkan dua tamparan kepada Mila, dengan merasa puas rasa sakitku terbalaskan, tapi sakit di hatiku jauh tak terobati."Berani kamu menamparku!" Mila memegang pipinya."Jangan coba-coba tangan kotormu menyentuhku lagi, satu kejahatan, dua terbalaskan, ingat itu!" Aku menatap matanya, ingin rasanya ku congkel bola mata itu, tapi aku juga harus menahan diri, aku masih takut dipenjara."Kamu minta cerai?! Detik ini juga aku ceraikan kamu Luna!" Mas Bayu menatapku sinis."Okeh, terimakasih, dasar lelaki banci!" ucapku."Apa kamu bilang?!" Mas Bayu mengangkat tangannya ingin menamparku, tapi gunting ditanganku membuat nyalinya ciut."Ternyata kalian memang cocok, benalu hidup di rumah banci!!""Kamu!" Mila tidak jadi melanjutkan aksinya ingin memukulku, lagi-lagi gunting ditanganku membuatnya diam dan menahan emosi."Keluar dari rumahku!!" Aku menunjuk ke pintu.Mereka langsung beranjak dan meninggalkan rumahku, hari ini aku sudah diceraikan seca
part 7Apa yang akan direncanakan Mas Bayu dan Mila? Kenapa menyebut penjara segala? Sepertinya mereka ingin melakukan kejahatan padaku. Mendengar perkataan Mas Bayu di ponsel, aku bersembunyi di balik kursi, terlihat dia mondar mandir berfikir, aku secepatnya balik ke kamar sebelum dia mendapatkanku menguping pembicaraanya."Non Luna." Mbok Siti menyapaku saat aku mengendap ngendip ke kamar."Sssstttt! Pelankan suaramu, Mbok." Aku langsung menarik tangan Mbok Siti bersembunyi dibalik kursi. Sementara itu Mas Bayu melangkah menuju ke kamarnya."Ada apa Non?" Mbok Siti kelihatan heran dengan reaksiku."Tidak ada apa-apa, aku tidur dulu, Mbok." Aku tidak ingin menjelaskannya dan langsung melangkah ke kamar."Non Luna, hati-hati dengan Mila dan Den Bayu."Langkahku terhenti, sepertinya Mbok Siti juga mendengar percakapan Mas Bayu di ponsel barusan."Apa maksud Mbok?" Aku membalikan badan menatapnya."Mbok juga mendengarnya, Non. Mila perempuan yang licik, dia akan melakukan apa saja agar