Share

Bab 18

Adisti dan Dion sudah kembali bekerja hari ini. Setelah sarapan dan berpamitan pada Dini, mereka berangkat bersama. Sepanjang perjalanan mereka membisu dengan pikiran masing-masing. 

Dion ingin memulai pembicaraan pun merasa tidak enak karena melihat wajah Adisti yang datar. Berbeda saat ada Dini, wanita itu terlihat sangat ramah. Begitu hanya berdua dengan Dion, seketika bibir Adisti membisu. 

“Nanti turunkan aku di pertigaan saja.”

 Permintaan Adisti membuat Dion mengernyit. 

“Kenapa?” tanya Dion tidak mengerti. 

“Tentu saja aku tidak mau jadi bahan gunjingan sepabrik, Mas.” Adisti memutar bola matanya dengan malas lalu memalingkan wajah. 

“Gunjingan?” ulang Dion tidak mengerti. 

“Iya, aku tidak mau dikira mereka memikirkan macam-macam tentangku.” 

Dion menghela napas. Ia tidak membalas ucapan Adisti. Namun, saat mobil mendekati pabrik ia teta
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status