Share

SANG ADIK ANGKAT

Saat sore menjelang, persiapan menyambut kedatangan besan pun sudah selesai dilakukan. Dan selepas maghrib, taksi online yang membawa mama dan adik Geo pun tiba. Mama Geo berjalan diapit dengan dua orang wanita cantik. Salah satunya aku mengenalnya sebagai Gemma, adik kandung Geo. Berarti yang satunya, kemungkinan Cindy.

 

Aku, Geo dan mama menyambut mereka di teras depan. Setelah selesai cipika cipiki, mama mengajak kami semua masuk langsung menuju ke meja makan yang sudah penuh dengan hidangan. 

 

Mama menempatkan diri duduk di sebelah kanan papa. Sementara aku di sebelah kiri papa, di ikuti Geo. Mama mertua dan Gemma berjajar di sebelah kanan mama. Sementara Cindy saat sampai di meja makan langsung mendudukkan dirinya di sebelah kiri Geo. 

 

Makan malam kali ini didominasi dengan obrolan khas ibu-ibu antara mamaku dan mama Geo. Papa dan kami para anak-anaknya hanya sesekali menimpali atau menjawab saja ketika dilempar pertanyaan dari para mama itu. 

 

Tak seperti sarapan tadi pagi, kali ini kurasakan sikap Geo agak berbeda. Dia lebih pendiam dan tidak menunjukkan kemesraannya padaku seperti tadi pagi. Dia bahkan lebih sering menunduk saja menikmati suap demi suap hidangan di depannya. 

 

Awalnya aku mengira itu pasti karena kedatangan keluarganya yang membuat suamiku itu sedikit canggung. Tapi setelah kuamati, sepertinya papa dan mamaku memperlakukan mereka sangat baik dan wajar. Bahkan status sosial kami yang berbeda tidak membuat jarak bagi mamaku dan mama Geo untuk saling akrab selayaknya ibu-ibu RT yang sedang ngerumpi. Jadi kenapa Geo berubah jadi sependiam ini sejak keluarganya datang?

 

"Cindy, ayo Nak dinikmati makanannya. Jangan sungkan. Anggap saja rumah sendiri," kata mama tiba-tiba pada Cindy, yang langsung membuatku tersadar bahwa ternyata hanya dia yang sedari tadi sama sekali tidak mengeluarkan suara. 

 

"Eeeh oh iya, Tante. Terima kasih, ini sudah cukup," jawabnya gugup. Perlahan aku menoleh ke arahnya. Setelah diperhatikan, wanita ini sungguh sangat cantik. Wajahnya memang terlihat paling berbeda diantara mereka berempat. Mama Geo dan Gemma memiliki kemiripan wajah dengan suamiku. Sementara Cindy sangat berbeda. 

 

Berpikir apa aku ini? Tentu saja dia berbeda, karena dia kan memang hanya anak angkat di keluarga Geo. 

 

"Ayo Cindy jangan malu-malu. Ini salad buahnya." Aku menimpali ucapan mama dengan sok berakrab ria dengan wanita itu. Kuulurkan semangkuk salad buah yang kebetulan ada di depanku padanya. Saat tanganku melewati Geo, tiba-tiba suamiku itu terbatuk.

 

"Uhuk! uhuk!"

 

Buru-buru kuletakkan kembali mangkuk salad tadi dan segera kuambilkan Geo segelas air putih di depanku.

 

"Kenapa, Sayang? Minum dulu," kataku padanya sambil mengulurkan gelas berisi air putih. Geo menerimanya dan segera meminumnya. Wajahnya nampak memerah karena tersedaknya tadi. Sementara Cindy? Eh, kenapa dia? 

 

Aku baru sadar, saat tadi Geo tersedak, ternyata tangan Cindy juga refleks mengambil gelas air putih di depannya dan diulurkannya ke arah Geo. Apa itu cuma kebetulan? 

 

Mataku sedikit memicing ke arahnya, agak keheranan. Namun saat kesadaranku kembali, segera kutepis pikiran anehku karena telah berprasangka buruk pada adik iparku itu.

 

Tak kuat menatap picingan mataku, Cindy dengan cepat meletakkan kembali gelas air putih yang berada di tangannya yang tadi aku sangat yakin melihatnya diulurkannya ke arah suamiku. Sedekat apa sebenarnya hubungan sang adik angkat ini dengan Geo?

 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status