"Ya ampun Bastian? Lo ngapain di situ?" pekik Aksel yang langsung berhambur menghampiri Basti, diikuti oleh Bayu dan seorang penjaga makam yang membawa senter. Sebab suasana makam di malam hari sangat gelap. Tak ada pencahayaan sama sekali.
"Saya tadi udah ajakin Mas itu ke kantor pemakaman di depan supaya dia nggak kedinginan di sini, tapi dianya diem aja, saya jadi takut, makanya saya tinggalin," celetuk si penjaga makam.
Bayu terenyuh menatap keadaan sang Kakak saat ini. Dia jadi semakin merasa bersalah karena telah mengatakan apa yang sebenarnya terjadi. Awalnya Bayu yakin Raline masih mau menerima Bastian, tapi saat mendengar tentang kematian Ibunda Raline hari ini, Bayu justru malah dirundung cemas dan nyatanya kecemasan itu kini menjadi kenyataan. Sepertinya, Raline memang telah benar-benar membenci Bastian. Atau mungkin apa yang kini Raline lakukan kepada Bastian adalah imbas dari sakit batinnya terhadap semua kejadian n
Waktu kian berjalan. Berputar pada porosnya. Masa berlalu dengan begitu lambat dan menyiksa.Fajar menyingsing di pagi hari tergantikan oleh terik panas di siang hari. Senja merangkak menuju peraduannya. Meninggalkan sejuta keindahan semu yang menipu. Menyambut malam gelap yang tak berujung dalam hati tiap-tiap jiwa yang terselubung. Tertutup oleh topeng senyum. Bersembunyi di balik tawa keceriaan yang palsu.Meski pedih, perih, letih, dan tertatih, hidup harus tetap berlanjut bukan?Maka kesampingkan semua rasa sakit itu. Selama masih ada alasan yang bisa membuat diri tertawa.Saat ini, hanya Keanulah satu-satunya manusia yang menjadi alasan Raline untuk tetap tertawa dan menerima semua uluran tangan tulus laki-laki itu. Keanu merubah dunia Raline yang sepi dengan sejuta kelakar indah dan gurauan-gurauan recehnya yang terus mengukir senyuman di wajah Raline. Meski, dia masih melihat bayangan laki-laki lain di balik mata indah itu yang kini selalu menatap
Sudah menjadi rutinitas Basti selama satu minggu belakangan, menghabiskan waktu malamnya di Club untuk kemudian minum sampai larut jika dia tidak sedang di sibukkan oleh kegiatan shooting.Pikirannya akhir-akhir ini terus kacau. Membuat jadwal pekerjaannya berantakan. Konsentrasinya terganggu dan seringkali tidak fokus dalam bekerja.Basti sadar, dirinya memang tak mampu hidup tanpa Raline. Sekuat apapun dia berusaha untuk tegar dan terlihat kuat, tapi kenyataannya Basti begitu rapuh dan lemah.Sejauh ini yang bisa Basti lakukan hanya memantau Raline dari kejauhan. Dia belum berani mendekati Raline setelah kata-kata menyakitkan yang dilontarkan Raline padanya di pemakaman. Terlebih, kedekatan Raline dengan Keanu akhir-akhir ini, justru semakin membuat Basti frustasi. Bahkan dia seringkali tak menjawab saat Keanu sedang memberinya arahan di lokasi shooting. Entah laki-laki itu menyadari atau tidak perubahan dalam diri Basti. Persetan dengan semua itu. Tapi yang j
Basti mengurungkan niatnya untuk keluar dari mall, sebab keberadaan Raline dan Keanu di sana.Jika dia paksakan keluar, otomatis dirinya akan berpapasan dengan mereka. Jadilah Basti berjalan putar balik. Meski, dia tidak tahu arah tujuannya saat ini. Moodnya hancur berantakan. Perasaannya mendadak kacau balau. Kenapa dia harus terjebak dalam situasi seperti ini sekarang! Tapi satu detik setelah itu, langkah Basti terhenti, saat dia tak menemukan Bayu di belakangnya. Jadilah dia kembali ke tempat tadi untuk sekedar memastikan Bayu tak melakukan tindakan konyol apapun terhadap Raline.Dan benar saja perkiraan Basti, Bayu yang memang mengerti kenapa sang Kakak memutar arahnya, langsung mendekati Raline saat itu juga. Bayu jadi terpanggil untuk sekedar menyapa Raline. Meski, dia sudah tahu respon negatif yang akan di perolehnya dari wanita itu, namun Bayu tak akan mengambil pusing. Jika kemarin-kemarin Raline terus mengacuhkan dirinya dan semua usahanya untuk meminta maaf
"Tapi untuk kembali bersama Bastian, aku nggak bisa Mba. Aku udah memiliki pilihanku sendiri, aku dan Mas Keanu, kami sudah berpacaran sekarang, kami akan segera menikah dalam waktu dekat," ucap Raline pada Aksel.Jelas hal itu terdengar sangat mengejutkan bagi mereka. Jonas, Helen, Bayu, Marcel dan Aksel sendiri.Meski, ada dua manusia yang harusnya lebih terkejut dari mereka semua, yaitu Basti dan Keanu sendiri.Basti dengan kepedihan dan kesakitan yang kian menyerbu masuk memenuhi rongga dadanya yang mulai terasa sesak. Sementara Keanu sendiri, justru malah dibuat bingung atas pengakuan Raline. Padahal, sejauh ini, kata cinta saja belum terucap dari mulutnya pada Raline, lantas bagaimana bisa Raline kini justru malah membicarakan soal pernikahan? Apa yang sebenarnya Raline lakukan? Jelas saja pengakuan Raline itu jadi membuat Keanu tidak enak hati pada Bastian, pun keluarga Bastian sendiri. Meski, dia tak memiliki alasan masuk akal kenapa dia harus merasa tid
Dengan susah payah Aksel berusaha menyamai langkah Basti yang panjang dan cepat.Heels sialan yang kini Aksel pakai terasa sangat membatasi langkahnya. Dia jadi tambah kesulitan berjalan. Sampai akhirnya, Aksel pun melepas alas kaki yang dikenakannya itu. Dia berjalan cepat mengejar Basti."Bas, lo mau kemana sih? Tungguin gue! Lo nggak boleh pergi dulu! Lo masih harus isi acara di aula nanti sama Anggun," teriak Aksel namun tak digubris sedikit pun. Basti terus melangkah cepat menuju parkiran mobil. Dia masuk ke dalam mobilnya, menggebrak dashboard beberapa kali seraya berteriak tertahan, lalu menghempaskan tubuhnya ke sandaran jok. Menjenggut rambutnya dengan ke dua tangan seraya mengusap wajahnya dengan kasar, lalu dia tertunduk dalam diam. Tatapannya tertuju ke arah luar, hampa dan kosong.Aksel masih diam di sisi Basti. Sejauh ini dia hanya membiarkan Basti larut dalam kegundahan hatinya sendiri. Biarkan Basti meluapkan apa yang kini dirasanya. Aksel mencob
Seperti biasa, Malam ini, Keanu mampir sebentar di kontrakan Raline usai dia mengantar Raline pulang.Mereka membeli sedikit cemilan dan minuman kaleng untuk di nikmati bersama sambil menonton TV.Malam ini, Keanu berencana ingin menuntaskan semua pertanyaan yang hadir dan menumpuk di benaknya selama ini.Sepanjang pemutaran film tadi di dalam bioskop, Keanu tahu Raline tak sama sekali menikmati pemutara film itu, bahkan dia lebih asik dengan layar ponselnya dari pada fokus memandang ke arah layar bioskop. Dan hal itu cukup membuat Keanu paham mengenai perasaan Raline saat ini. Keanu yakin, sejauh ini Raline masih sangat mencintai Basti, tapi Keanu sendiri tidak habis pikir, kenapa Raline begitu kekeuh menghindari laki-laki itu."Lin, aku boleh tanya sesuatu?" tanya Keanu memulai percakapan. Mereka kini duduk selonjoran di lantai dengan menyandarkan punggung mereka ke dinding. Jarak mereka duduk sangat dekat. Bahkan sesekali bahu mereka saling bersentuhan
"Cut- cut- cut," Januar kembali berteriak untuk yang kesekian kali. Nadanya terdengar sedikit kesal. "Re-Take, break lima belas menit," lanjut laki-laki berambut kriwil itu. Kini dia terlibat percakapan serius dengan ke dua asistennya, Keanu dan Fadil."Aduh, kapan kelarnya kalo begini terus?" ucap miko selaku camera operator. Dia memutar topinya ke belakang seraya menarik nafas berat."Minum dululah, capekan lo?" seru Diaz menimpali. "Maklumin aja Bro, kayaknya Bastian lagi banyak masalah tuh, jadi nggak konsen dia, sabar-sabarin ajalah," lanjutnya yang mengambil posisi duduk di samping Miko.Beberapa Kru film lain pun banyak yang terdengar mengeluh di belakang area pengambilan gambar. Mereka benar-benar kelelahan seharian ini. Sebab proses shooting yang harusnya selesai sejak jam tiga sore tadi, sampai saat ini belum juga selesai. Bahkan saat hari sudah gelap."Lagian gue heran sama si Januar, kenapa sih dia harus cari aktor baru buat project kali ini?
"Ayolah, kita lanjut syuting," teriak Aksel saat Basti baru saja memejamkan matanya akibat rasa kantuk yang mulai menguasai dirinya. Proses shooting hari ini terasa sangat melelahkan bagi Basti. Meski dia jadi merasa bersalah karena semua ini terjadi akibat dirinya yang kurang fokus dalam berakting.Akhir-akhir ini hidupnya tidak karuan. Basti sudah mulai penat dengan kegiatannya di lokasi shooting. Pikirannya kacau dan terus menerus tertuju pada satu titik. Yaitu Raline.Meski, Basti selalu berusaha untuk meyakinkan dirinya bahwa dia tidak boleh terpuruk untuk yang ke dua kalinya, namun semua usahanya terasa percuma dan sia-sia.Basti sudah terlalu lelah memikirkan kelanjutan nasib hubungannya dengan Raline yang tak kunjung mendapati titik terang. Belum lagi dengan perkataan Raline sewaktu di acara launching film perdananya itu, saat Raline mengatakan bahwa dia dan Keanu akan segera menikah. Sampai detik ini Basti masih terus meyakinkan dirinya bahwa apa yang d