Share

Menangis Dalam Pelukan Hilda

Tebakan pertamaku Pevita yang mengambil dompet Mas Yudis ternyata salah. Tebakan kedua pun salah karena bukan Daniel. Apa mungkin memang yang Nirmala sampaikan itu benar?

Memikirkan itu dadaku kembali berdenyut. Nyeri. Bayangan Mas Yudis menghabiskan malam bersama Pevita membuat perutku mual.

Mungkin aku lebay. Tapi ketakutan dan bayangan buruk di kepalaku nyata adanya. Mungkin ini yang disebut trauma.

"Mas, apa Mas benar-benar enggak ke rumah Pevita semalam?" tanyaku mulai kembali ragu pada Mas Yudis. "Apa ada yang tahu Mas benar-benar enggak kesana?" lanjutku. Sungguh aku ingin diyakinkan bahwa Mas Yudis benar-benar tidak bersama Pevita semalam.

"Demi Allah, Dek. Pulang dari gudang mobil Mas mogok. Itu yang membuat Mas sampai rumah dini hari. Mas jalan kaki entah berapa kilo buat cari bantuan, Dek. Hape Mas mati, Mas enggak bisa hubungi siapa-siapa," jelas Mas Yudis.

"Tapi sudah kita lihat, kan? Enggak ada yang ambil dompet Mas. Lalu bagaimana bisa dompet itu di rumah Pevita kalau M
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Mael Julius
semua bertabur masalah..blom kelar dompet dah celaka,nti blom kelar celaka,penculikan...ntah apa2
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status