Arum berjalan keluar dari kamarnya. Dia ingin mengambil minum ke dapur. Karena air minum di kamarnya sudah habis.Arum menuruni tangga dengan pelan, Mansion ini sudah tampak gelap karena beberapa lampu sudah di matikan.Arum sengaja turun lewat tangga bukan lift. Karena kalau malam-malam begini Arum takut kalau ada di dalam lift sendirian. Sangat menyeramkan menurut Arum.Arum bersenandung kecil dengan berjalan ke dapur.Namun langkah Arum terhenti saat mendengar suara orang yang sedang bicara di dalam satu ruangan.Pintu ruangan itu terbuka sedikit, Arum pun mengintip ke dalam ruangan itu. Dia ingin tau siapa yang sedang mengobrol malam-malam begini.Arum melihat kedalam ternyata Jack dan Sean yang ada di dalam.Arum mengangkat bahunya acuh, paling Sean dan Jack sedang membahas soal pekerjaan.Arum pun berbalik dan ingin pergi dari sana."Apa karena Arum?"Ucapan Sean dari dalam menghentikan langkah Arum.Arum pun kembali menghadap ke arah ruangan itu.Jack dan Sean sepertinya sedang
TokTokPintu Bar di ketuk dari luar.Jack dan Sean langsung menoleh ke arah pintu."Masuk.." Ucap Jack.Bodyguard Jack yang bersama Arum tadi masuk kedalam Bar."Permisi Tuan..." Ucap Bodyguard Jack."Ada apa?" Tanya Jack.Pasti ada sesuatu yang terjadi, sampai bodyguard nya datang kesini."Begini Tuan, tadi Nyonya Arum ingin kuluar pagar tapi saya larang, nyonya juga menangis tadi. Saya takut terjadi apa-apa dengan nyonya.." Ucap bodyguard itu.Jack mengerutkan keningnya.Mau kemana Arum malam-malam begini, batin Jack."Lalu kemana dia sekarang?" Tanya Jack."Tadi Nyonya masuk lagi ke dalam Mansion Tuan..." Ucap Bodyguard itu.Jack berdiri dari duduknya dengan sempoyongan. Jack sudah mulai mabuk sepertinya."Tolong kau lihat Arum di kamarnya.." suruh Sean ke bodyguard itu."Baik Tuan..." Ujar bodyguard itu.Sean membantu Jack untuk duduk."Duduk saja, kau terlihat sudah mabuk..." Ucap Sean.Jack pun kembali duduk, dia memijat pangkal hidungnya."Kenapa Arum berkeliaran malam-malam b
Arum berjalan dengan tergesa menjauh dari Mansion Jack. Dia tidak mungkin lari karena takutnya kandungannya kenapa-kenapa.Arum menemukan jalan setapak kecil, dia menyusuri jalan setapak itu, semoga secepatnya Arum bisa sampai di jalan raya besar. Hingga dia bisa mencari tumpangan untuk pergi dari sini.Mansion Jack terletak jauh masuk ke dalam, di sekitarnya di penuhi dengan pohon-pohon rindang. Jadi Arum harus berjalan cukup jauh untuk sampai di jalan raya."AW..." Arum meringis kesakitan, saat kakinya terkena batu.Arum tidak memakai sandal, jadi kakinya lecet semua.Tapi Arum tidak peduli, dia harus terus berjalan, takutnya Jack dan para bodyguard nya menangkap Arum nanti. Arum sudah punya waktu lagi sekarang.Arum menghapus air matanya yang terus keluar."Dia memang tidak akan pernah berubah..." Ucap Arum dengan menangis.Jack benar-benar keterlaluan menurut Arum.Padahal baru tadi pagi Arum bahagia karena perilaku Jack yang sudah berubah. Tapi malam ini Jack malah menghancurkan
Seseorang menarik tangan Arum dengan kasar.Membuat tubuh Arum langsung berbalik menghadap orang itu.Arum memundurkan tubuhnya beberapa langkah. Tubuh Arum bergetar hebat."Ja...Jack..." Ucap Arum lirih.Jack sudah berdiri di belakang Arum dengan beberapa bodyguard.Jack tersenyum miring saat melihat ekspresi ketakutan Arum."BERANINYA KAU KABUR DARI KU!" Bentak Jack.Tubuh Arum sudah panas dingin, melihat Jack ada di sini sekarang. Jack pasti akan menangkap Arum.Arum menggelengkan kepalanya, air matanya sudah mengalir deras.Jack mencengkram lengan Arum dengan kuat."LEPASKAN AKU..." Arum meneriaki Jack, dia berusaha melepaskan tangannya dari Jack.Pokoknya Arum tidak mau di bawa ke Mansion Jack lagi.Arnold mengepalkan tangannya kuat, dia sudah tidak bisa membantu Arum lagi sekarang."AKU TIDAK MAU LAGI KEMBALI KE MANSION MU..." Teriak Arum lagi."DASAR KEJAM, JANGAN AMBIL ANAK KU..." Teriak Arum lagi dengan kuat.Baru kali ini Arum meneriaki Jack seperti ini."Kau keterlaluan, k
Arum mengerjapkan matanya beberapa kali, sampai akhirnya dia sadar.Arum memegang kepalanya yang terasa pusing.Arum pun duduk dan menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang. Tangan Arum terus memijit kepalanya yang terasa pusing.Arum pun melihat ke sekelilingnya, Arum langsung cemas saat dia sadar dia ada di kamar Jack."Sudah sadar sayang?"Arum langsung menoleh ke sampingnya, wajah Arum langsung panik saat melihat Jack duduk di sebelahnya.Arum menggelengkan kepalanya."Jangan ambil anak ku..." Ucap Arum dengan mata yang berkaca-kaca.Terlihat sekali dari wajar Arum kalau dia sangat takut dengan Jack.Arum gagal kabur kemarin, Jack pasti akan mengambil anak Arum sekarang. Arum langsung memegang perutnya.Jack menghembuskan napasnya kasar."Siapa yang mau mengambil anak mu?" Ucap Jack."Aku dengar semuanya..." Kata Arum.Jack sudah tidak bisa membohongi Arum lagi, karena Arum sudag tau semua niat jahat Jack."Lebih baik kau bunuh saja aku Jack, daripada aku harus berpisah dengan anak
Jack mengajak Arum turun ke ruang bawah tanah.Arum sudah panik, apa yang mau Jack lakukan sebenarnya.Mata Arum melebar saat mereka sudah tiba di ruang bawah tanah."Ini pertunjukan nya..." Bisik Jack tepat di telinga Arum.Lalu Jack langsung tersenyum puas."Arnold..." Ucap Arum dengan suara yang bergetar.Arum melihat Arnold yang di rantai kedua tangannya.Wajah Arnold juga babak belur dan berlumuran darah."Arnold..." Ucap Arum hendak menghampiri Arnold.Namun Jack dengan cepat menahan tangan Arum.Arum langsung menoleh ke arah Jack."APA YANG KAU LAKUKAN JACK!" Teriak Arum marah.Jack benar-benar keterlaluan, Arum tidak tega melihat kondisi Arnold sekarang.Jack langsung menatap Arum dengan tajam."Kau membentak ku, hanya karena membela pria lain..." Ucap Jack dengan mengeram kesal.Jack berusaha menahan emosinya, sekarang itu yang keterlaluan itu Arum bukan Jack.Sekarang Arum lebih membela Arnold ternyata, daripada Jack suaminya sendiri."Kenapa kau pukuli Arnold..." Ucap Arum
Arum menepis tangan Jack, sehingga tembakan Jack meleset mengenai tembok.Arum bernapas lega Arnold tidak jadi terkena tembakan Jack.Semua orang di dalam ruang bawah tanah langsung terdiam.Arum dengan takut-takut menatap wajah Jack.Wajah Jack terlihat memerah, dan urat-urat di lehernya juga keluar. Sangat terlihat kalau Jack sangat marah.Jack menatap Arum dengan tajam. Berani-beraninya Arum melakukan itu semua, batin Jack.Napas Jack memburu menahan emosinya.Arum yakin pasti Jack akan sangat marah kepada nya.Arum buru-buru memeluk tubuh Jack dengan erat, Arum menangis sejadi-jadinya.Arum berharap dengan memeluk Jack seperti ini hati Jack akan sedikit luluh. Arum tidak tau lagi apa yang harus Arum lakukan.Tubuh Jack langsung menegang saat Arum memeluknya.Semua orang melihat ke arah mereka sekarang.Sean tersenyum dengan puas, Arum sudah melakukan yang terbaik sekarang.Sean yakin Jack akan luluh, karena tangisan dan pelukan dari Arum. Dan Jack pasti mengurungkan niatnya untuk
Arum terbangun dari tidurnya, dia memegang perutnya yang terasa sangat sakit.Arum langsung duduk, langsung panik, kenapa perutnya sesakit ini."Tolong..." Ucap Arum dengan menangis.Arum tidak bisa lagi menahan rasa sakit di perutnya. Arum takut anaknya kenapa-napa, Arum juga belum makan apa-apa dari kemarin."TOLONG..." Teriak Arum sekuat tenaga.Semoga segera ada yang mendengar teriakan Arum, Arum sangat membutuhkan pertolongan sekarang.Ceklek.Tak lama pintu kamar mandi terbuka.Jack lah yang keluar dari dalam kamar mandi, Jack langsung berlari menghampiri Arum."Ada apa?" Tanya Jack dengan wajah paniknya."Perut ku sakit Jack tolong..." Ucap Arum dengan menangis.Mata Arum mulai mengabur, dia sudah tidak tahan dengan rasa sakit di perutnya."Anak kita..." Ucapan Arum terhenti, dia sudah kehilangan kesadaran."ARUM..." Teriak Jack dengan menepuk pipi Arum.Jack semakin panik saat melihat ada darah di kaki Arum.Jack menggelengkan kepalanya."Nggak, nggak mungkin..." Ucap Jack.Ja