Suara raungan naga dari dalam goa besar ini menggetarkan seluruh perbukitan termasuk hutan, tempat naga ini berada."Apa raungan ini dapat memancing keluarnya makhluk Beast yang menghuni hutan ini, Trinity?" tanya Rinjani."Kinnari tidak mungkin keluar saat ini karena wujudnya masih berupa gadis yang sangat cantik. Berbeda kalau malam tiba yang wujudnya Mandurugo! Tapi, dengan banyaknya orang di sini, mustahil makhluk Beast ini akan keluar dari persembunyiannya!" jelas Trinity.ROOOAAARRR ....Raungan keras kembali terdengar.Kali ini lebih kencang daripada sebelumnya."Draken, keluarlah! kami tidak bermaksud jahat padamu!" seru Candaka."Biar aku yang masuk ke dalam goa besar ini, Kanda!" sahut Rinjani."Kamu yakin bisa melawan Naga Draken ini sendirian?" tanya Candaka."Kanda masih meragukan kemampuanku?" tanya Rinjani dengan tatapan matanya yang tajam.keraguan Candaka terhadap dirinya membuat Rinjani sedikit kesal terhadap Pendekar Naga Biru ini."Bukan meragukan kemampuanmu, Adin
Trinity merasakan seluruh tubuhnya bergidik menyaksikan Naga Draken yang menyemburkan api besarnya ke arah Candaka dan Rinjani yang tanpa perlindungan sama sekali."Apa yang terjadi? Kenapa mereka bisa begitu ceroboh terhadap serangan Naga Draken?" pikir Trinity.Shama yang menyaksikan serangan mengerikan yang dikeluarkan Naga Draken juga sama terkejutnya dengan Trinity."Apa mereka selamat, Trinity?" tanya Shama.Trinity dan Shama bergegas menuju ke arah Candaka dan Rinjani.Langkah mereka terhenti saat melihat kepulan asap yang menghilang dari api naga yang membakar ratu dan Raja Kamandaria ini.Sosok Naga Emas yang berukuran raksasa tampak berkilau diterpa sinar mentari yang menutupi Candaka dan Rinjani dengan kedua sayapnya yang kokoh dan tahan api.GWAAAKKK ....Pekik Naga Emas membahana, membuat Naga Draken terdorong mundur dari posisinya yang melayang di angkasa.Tampak sayap Naga Emas ini terbuka dengan megahnya."Kalian tidak apa-apa?" tanya Shama yang cemas dengan keadaan Ca
"Kamu masih yakin kalau Ling The dan Drago ada di Desa Bayangan ini, Draken?" tanya Candaka yang baru teringat ucapan Naga Draken sebelumnya."Aku yakin mereka bersembunyi di dalam Desa Bayangan tapi dalam wujud yang hanya kelihatan di waktu sore menjelang malam saja! Kalau hari terang, mereka tidak akan kelihatan!' ujar Naga Draken yang tetap yakin dengan keberadaan Ling The dan Drago."Apa kamu pernah melihat makhluk seperti yang dikatakan Naga Draken ini, Shama?" tanya Candaka."Makhluk seperti apa, Candaka?" tanya Shama."Bagaimana wujud Ling The dan Drago sekarang, Draken?" tanya Candaka."Aku tidak tahu wujud mereka seperti apa setelah dibebaskan dari Alam Iblis oleh sosok misterius! Aku juga tidak tahu kepentingab apa yang sosok ini harapkan dari Ling The dan Drago!" sahut Naga Draken."jadi sebenarnya Ling The dan Drago sudah tewas tapi dibebaskan dari Alam Iblis oleh sosok misterius?" tanya Rinjani untuk menyakinkan ucapan Naga Draken."Benar sekali, Dewi Racun!" jawab Naga D
Suasana gembira yang terjalin antara Candaka, Rinjani, Shadow Master, dan Shadow Trinity sedikit terganggu oleh masuknya salah satu Shadow yang datang dan melapor kepada Shama."Maaf menganggu waktunya, Ketua! Ada hewan ternak kita yang hilang lagi! Salah satu penduduk desa sempat melihat bayangan putih yang melesat cepat meninggalkan Desa Bayangan ini!" lapor Shadow ini."Bayangan putih? Kenapa baru sekarang penduduk desa melihatnya?" tanya Shama yang merasa heran dengan laporan Shadow ini."Lebih baik kita pergi melihat lokasi kejadian, Shama!' ajak Candaka yang juga penasaran dengan bayangan putih yang dilihat oleh penduduk desa."Biar kami saja yang melihatnya! Paduka Raja dan Ratu beristirahat saja agar besok pagi merasa segar untuk melakukan perjalanan kembali!" saran Shama.Tentu saja saran Shama ditolak mentah-mentah oleh Candaka dan Rinjani yang memang sudah penasaran dengan ucapan Naga Draken mengenai sosok Ling The dan Drago yang diyakini bersembunyi di Desa Bayangan."Kami
Candaka melesat pergi dengan cepat meninggalkan Rinjani sendirian untuk memanggil Trinity agar menemani Dewi Racun ini masuk ke perbukitan Mandorugo yang berbahaya. "Hantu pencuri ini pasti wanita sehingga berani memasuki perbukitan yang dihuni Mandorugo ini, atau mungkin juga naga seperti Draken yang dsukai oleh Kinnari, wujud manusia dari makhluk ini." Rinjani menunggu Candaka yang katanya akan segera memanggil Trinity, tapi setelah sejam berlalu belum juga ada tanda-tanda Candaka kembali menemuinya bersama Trinity. "Apa yang terjadi pada Kanda ya? Kenapa lama sekali untuk memanggil Trinity saja? Apa aku kembali ke Desa Bayangan saja dahulu?' pikir Rinjani. Baru saja Rinjani berpikir untuk kembali, tampak olehnya sosok berpakaian serba putih melesat masuk lagi ke dalam perbukitan Mandorugo. "Kapan hantu pencuri ini keluar dari perbukitan? Kenapa sekarang dia kembali lagi?" tanya Rinjani dalam hatinya. Rasa penasaran membuatnya tidak bisa lagi berlama-lama menunggu kedatangan Ca
Candaka tiba di Desa Bayangan saat terjadi kehebohan di desa tersebut padahal baru sebentar saja dia tinggalkan bersama Rinjani."Apa yang terjadi, Shama?' tanya Candaka yang terkejut melihat seisi desa terbakar dengan cepatnya."Ada yang membakar perkampungan ini. Tuduhan diarahkan kepada Naga Draken, tapi menurut Trinity tidak ada tanda-tanda kalau Naga Draken yang melakukan semua ini!" ujar Shama."Kebakaran sebesar ini hanya bisa dilakukan oleh Naga! Memang Draken pasti menjadi tersangka utama karena hanya dia satu-satunya naga yang ada di Desa Bayangan ini!" seru Candaka.Pendekar Naga Biru ini langsung turun tangan membantu warga desa tanpa memandang derajatnya sebagai Raja Kamandaria."Adinda Rin bisa menunggu sebentar ... keselamatan warga Desa Bayangan ini lebih penting!" ujar Candaka dalam hati. "Pasti Adinda Rin memaklumi tindakanku ini.""Kak Candaka kok kembali sendiri, mana Ratu Rinjani?" tanya Trinity yang baru kembali dari membantu warga desa untuk memadamkan api.Butu
Trinity berlari cepat menuju ke arah perbukitan untuk menemui Rinjani yang sedang mengejar hantu pencuri hewan ternak milik warga Desa Bayangan.Namun, sesampainya di depan perbukitan, Rinjani sudah tidak ada di tempatnya.Hanya ada kesunyian dan kegelapan di depan Hutan Mandurugo yang disertai angin yang bertiup kencang."Kemana ya Ratu Rinjani? Apa Ratu nekad masuk ke dalam hutan di perbukitan ini sendirian?" tanya Trinity kepada dirinya sendiri.Trinity masih mencoba mencari Rinjani ke sekeliling perbukitan ini tapi tidak menemukan Dewi Racun ini."Jalan satu-satunya adalah Ratu masuk ke dalam perbukitan ini sendirian. Aku harus segera masuk membantu Ratu apabila memang benar kalau hantu pencuri ternak ini melarikan diri masuk ke dalam hutan di perbukitan ini.Trinity memasuki hutan di perbukitan ini dengan sangat berhati-hati.Dia tidak ingin menjadi santapan Mandurogu yang mungkin saja sudah tidak memilih-milih lagi korbannya.Hutan Mandurogu ini sunyi sekali saat Trinity memasuk
Candaka yang terus berkonsentrasi melacak keberadaan Evil Dragon alias Naga Drago mulai menemukan titik terang dengan mulai bercahayanya tubuh Pendekar Naga Biru ini."Aku tahu kamu bersembunyi di mana, Drago! Jangan harap kau bisa meloloskan diri sekarang!" seru Candaka."Ada di mana Naga Drago ini, Candaka?" tanya Shama."Ayo, kita paksa Drago keluar dari persembunyiannya!" ajak Candaka yang beranjak keluar menuju daerah terbuka di Desa Bayangan.Saat berada di luar tempat persembunyian, sudah tampak sosok yang dicari selama ini.Kemampuan terbaru Naga Buta adalah bisa memunculkan objek yang tidak terlihat menjadi terlihat oleh mata biasa."Drago! Ternyata memang benar kau! Draken selalu benar tentang ingatannya! Apa kalian yang memanggil Draken ke Desa Bayangan?" tanya Candaka."Benar sekali, Candaka! Tujuan kami adalah menjebakmu dan Ratu agar kami leluasa untuk menghabisi kalian berdua!" sahut Evil Dragon yang sudah berubah ke wujud Drago."Kata Draken kalian telah berubah wajahn