Share

Sendiri

Hani mengendarai motor menuju tempat kerjanya dengan air mata yang terus berderai. Bohong kalau ia bilang tidak sakit. Meninggalkan rumah Aiman dengan segala kenangan di dalamnya. Ya, walaupun tak ada kenangan indah sedikit pun di sana, tetap saja sakit. 

Dulu Aiman membawanya ke sana, setelah sehari pernikahan mereka. Hani berharap banyak, di rumah itu ia dan Aiman akan membangun keluarga yang bahagia dengan banyak anak. Ya, walaupun pernikahan mereka bukan karena cinta, tapi bila masing-masing bisa menghormati arti pernikahan yang sesungguhnya, bukan tidak mungkin pernikahan mereka bisa berjalan sebagaimana mestinya. Seperti pernikahan pada umumnya. 

Hani menyandarkan punggungnya di balik pintu sesaat setelah memasuki ruangan kecil yang akan jadi tempat tinggalnya sekarang. Hari-hari ke depan akan ia jalani di

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status