"Jayeng, jangan terlalu kaku, kau terlalu memperlihatkan kesetiaanmu kepada alam Jien, aku tidak menyangkal kita semua mendapatkan semua kejayaan dari alam Jien, hanya saja ingatlah kita juga manusia, kita juga berhak tau apa tujuan mereka, kita bukan sekedar pengikut mereka!!" kata Nukud Narendra, ia setuju kepada pendapat Nukud Basar dan Nukud Darsa. "Benar, kau ingat kejadian Nukud Barawa? Seperti apa kesetiaannya kepada alam Jien, namun ia tetap dipenggal ketika melakukan kesalahan!! Aku tak terima kita diperlakukan seperti itu!!" sahut Nukud Basar. "Aku benar-benar mendapatkan penglihatan yang sama berulang kali, aku akui aku memang memakai narkoboy, tapi itu semua karena penglihatan yang kudapatkan selalu sama, tentang kiamat itu, kita semua tau kiamat akan terjadi, tapi aku takut kitalah yang akan membuat kiamat itu dipercepat terjadinya!!" kata Nukud Darsa akhirnya. Ia bahkan menggigil jika mengingat apa yang ia lihat di dalam penglihatannya. Gunung-gunung beterbangan
Jika di tempat Adipati serangan para siluman ikan, maka di tempat Leon ada serangan siluman beruang. Di tempat Melisa ada siluman Api. Semua pahlawan saling memberikan informasi lewat jam HP. "Tenda pengungsian yang dijaga tim Adipati diserang oleh siluman Ikan," kata Asyifa, ia sedang bersama Melisa berjaga di tenda pengungsian yang sama dan melawan siluman Api. "Apa mereka tidak kekurangan orang? Masih banyak pahlawan yang ada di kantor!! Tidak ada serangan apapun di Aliansi, mungkin karena mereka menargetkan para warga!!" sqhut Charlie yang berjaga di kantor Aliansi bersama Marko. "Jangan, kita tidak tau apa rencana para siluman, yang pasti mereka menyerang secara serentak, dan musim yang terjadi di beberapa tempat sungguh berbeda." sahut Melisa, karena ia mendapat kabar kalau di tempat Adipati sedang turun hujan badai, sedangkan di tempatnya malah panas sekali, seolah-olah para siluman menurunkan badai sesuai kemampuan mereka. "Benar, ada baiknya kalian tetap berjaga di san
Warga tertunduk takut begitu Rama datang, aura yang ia perlihatkan sangatlah kuat. Belum lagi Fatta yang berjalan di belakang Rama menenteng senjata kapak kembarnya dengan tatapan tajam, Fatta tidak suka jika ada yang berani menyahut perkataan Rama. Rama sedang berduka, ia kehilangan banyak orang terdekatnya, kali ini bahkan Leon juga pergi. Jadi Fatta takkan memaafkan siapapun yang berani menyahut!! "Kembalilah ke tenda kalian, siluman bisa menyerang kapan saja." kata Rama lagi, para warga saling tatap. Tak ada yang berani menyahut, kemudian satu persatu dari mereka pergi dari halaman kantor Aliansi. Beberapa pahlawan juga membubarkan diri, kembali ke pos jaga mereka masing-masing. "Paman!!" Zia dan Zakki datang dan langsung memeluk Rama, selama ini mereka Rama titipkan di kantor Aliansi pahlawan. Asyifa tersenyum melihat Rama yang merubah eskpresi murungnya menjadi ceria ketika bertemu Zia dan Zakki. "Paman, jangan sedih, mereka tidak tau apapun sehingga menyakiti hati para pa
Rama berada di suatu tempat yang gelap, namun beberapa manusia berlalu lalang melewatinya seolah tidak melihat Rama. "Tuan... Tuan..." Seorang pria memakai jubah memanggil Rama, Rama menoleh dan melihatnya melambaikan tangan. Rama menghampiri pria itu perlahan, Rama tidak tau ia berada dimana, yang pasti tempat itu tidak beraturan. Suasana yang tadinya gelap mulai hadir cahaya, kini Rama berada di sebuah kamar, dengan banyak lilin di tepian kamar. "Siapa kau?" tanya Rama. "Tuan, aku Nukud Darsa!!" Nukud Darsa tidak melepas jubahnya, ia berlutut dan memberikan penghormatan kepada Rama. "Mengapa kau berlutut?" tanya Rama kebingungan, jelas Nukud bekerja sama dengan alam Jien, jadi tak ada alasan untuk Nukud Darsa berlutut kepadanya. "Tuan, aku adalah Nukud Darsa, kemampuanku membaca masa depan dan masa lalu..." Nukud Darsa kemudian mengeluarkan dua buah kelereng hitam dan putih. Nukud Darsa menyerahkan kelereng itu kepada Rama, ketika tangan Rama memegang tangan Nuk
Flashback ke tahun 701 Masehi "Pelan-pelan... Tarik napas, hembuskan, dorong dengan napas diperut, bukan di leher ya bu napasnya, diperut..." Seorang bidan beranak membantu persalinan ibu Sri yang sedang berjuang melahirkan anak keduanya. Sedangkan pak Bima terlihat mondar-mandir gelisah di gubuk mereka, Jaya yang berumur 5 tahun memegang baju pak Bima. "Pak, apa adikku akan lahir?" tanya Jaya dengan polos. Pak Bima mengangguk dan tersenyum, ia mengelus pelan kepala Jaya, "tentu saja, kamu akan memiliki adik!!" kata pak Bima lagi. "Pak!!" Ibu bidan keluar dari kamar membawa tubuh bayi yang terkulai lemah di tangannya. "Ada apa?" tanya pak Bima dengan sorot wajah khawatir. Ibu bidan tidak banyak bicara, ia hanya menyerahkan tubuh bayi itu kepada pak Bima, "maafkan aku pak, aku tidak bisa membantu banyak!!" kata ibu bidan, ia kemudian berlalu pergi keluar rumah dengan perasaan tak berdaya. Pak Bima menatap bayinya, anak laki-laki yang tidak terlihat bernapas. Ia menghampi
Kejadian di tahun 2050 Andonesia "Arkan, kau dimana?" tanya Berta, suaranya terdengar memburu Arkan untuk bergegas. "Aku mengemas semua yang diperlukan, berta apa kau melihat buku catatan kita soal sistem onshop?" Arkan mengapit handphonenya di antara bahu dan telinga sementara tangannya sibuk mencari sesuatu. "Arkan jangan macam-macam, bukankah kau yang membawa buku itu!! Kita sepakat hanya membuat satu catatan agar tidak ada yang bisa men duplikatnya!!" kata Berta gemas. Ia bahkan kesal dan mulai mengikat rambutnya yang tergerai sebahu. "Arkan cepatlah, para dewan akan datang untuk melihat mesin yang kita buat!!" desak Jonas juga. "Beri aku waktu!! Aku harus menemukan buku itu!!" kata Arkan kembali, namun di sela-sela pembicaraannya tiba-tiba ada bayangan melintas. Arkan langsung menghentikan obrolannya di telepon, ja mulai bersikap waspada. Mesin onshop yang ia dan timnya kerjakan belum diketahui oleh siapapun, namun tidak menutup kemungkinan ada yang tau tentang apa yan
"Uhuk!! Uhuk!! Uhuk!!" Nukud Darsa memuntahkan darah, dirinya terlalu banyak menggunakan ilmunya untuk membuka ruang waktu beberapa kali, Nukud Darsa sadar jika ia menggunakan ilmu itu, maka taruhannya adalah umurnya yang berkurang. Nukud Darsa tidak terlalu perduli dengan umurnya kini yang pasti tak ada yang tau tentang kekuatannya ini, ilmu yang diajarkan oleh Nukud Amba murid Nukud terhebat Nukud Barawa yang dihukum mati oleh Raja Saetan. "Nukud Darsa, apa yang terjadi kepadamu?" tanya pelayan Nukud. Nukud Darsa hanya tersenyum tipis. Ia kemudian melepaskan jubahnya dan menggantinya dengan baju biasa. "Jika para Nukud lain mencariku, katakan pada mereka, aku mengikuti perintah mereka, kini aku bahkan tidak bisa menggunakan ilmuku dengan benar," kata Nukud Darsa berbohong, ia menyeka darah dari bibirnya, menepuk bahu pelayan Nukud dan keluar dari ruangan pemurnian diri yang sudah lama ia gunakan. Pelayan Nukud terpaku dengan sikap tenang Nukud Darsa, Nukud Darsa bersi
"Fatta, awas dibelakangmu!!" teriak Lilia. Fatta langsung menoleh dan mengayunkan kapalnya secara bersamaan, "wush!! Kraaaak!!" Siluman Beruang langsung terkena kapak kembar Fatta. "Wush!! Blar!! Blar!!" Lilia dan Baxia membakar siluman beruang yang menyerang mereka. Ketika Rama pergi, siluman beruang menyerang markas Aliansi pahlawan, beberapa warga juga dievakuasi ke bunker bawah kantor Aliansi, sementara pahlawan yang memang berjaga di kantor Aliansi menahan serangan siluman beruang. "Bag!! Big!! Bug!!" Baxia dengan cepat melayangkan pukulannya. "Apa manusia yang menjadi siluman memang sebanyak ini?" kata Marko. "Kau tau lebih banyak manusia busuk ketimbang manusia baik!!" sahut Bram. "Gakgakgakgak!!" Tawa siluman beruang menggema, "kalian belum pernah merasakan hidup seperti kami, kalian enak jadi pahlawan, mendapatkan gaji, makan nikmat, tempat aman!! Sedangkan kami harus berjuang bahkan untuk hidup!! Apa layak kalian bicara dan menyebut kami busuk?!" Cerca siluman