Karena hadiah itu seolah tidak jelas nasibnya, Sara pun melangkah maju dan mengambil amplop itu. Dia menatap mereka semua sambil berkata."Biar aku dulu yang ambil, nanti kita bicarakan lebih lanjut mau kalian terima atau nggak. Ini hari yang berbahagia, jangan diulur-ulur ...."Ucapan Sara dan keputusan Wina yang tegas barusan membuat ekspresi para anggota Keluarga Lionel menjadi lebih lembut.Jihan melirik ke arah Ivan lagi, pria yang duduk di atas kursi roda itu secara terang-terangan sedang menatap Wina.Jihan merasa cemburu sekaligus iba. Pokoknya, perasaannya yang campur aduk ini membuatnya menjadi kesal.Dia pun menggandeng tangan Wina dan berjalan menuju halaman belakang agar tidak terlihat lagi oleh Ivan ....Wina berjalan mengikuti Jihan, lalu bertanya dengan suara pelan, "Kamu cemburu, ya?""Memangnya aku bakal cemburu?" dengus Jihan dengan dingin, nada bicaranya terdengar sombong.Jihan bertekad tidak akan memberi tahu Wina bagaimana dia ingin mati saja tadi saat Wina menga
Aulia yang datang terlambat pun berjalan menuju pintu vila, lalu melihat Rian yang diisukan bertunangan dengannya.Aulia berjalan menghampiri Ivan, kemudian menyapa dengan lembut dan sopan, "Pak Rian."Ivan pun mengalihkan pandangannya dari arah langit menuju Aulia.Aulia mengenakan gaun sutra mahal yang berwarna putih gading, dia tampak begitu anggun, elegan dan berkelas.Ivan balas menatap Aulia sebentar, lalu memalingkan wajahnya dan mengangguk kecil tanpa menyahut apa-apa.Aulia balas mengangguk, lalu berbalik badan dan berjalan menuju halaman tempat helikopter terakhir diparkir.Pada tanggal 14 Februari, di Hari Kasih Akung, ratusan helikopter terbang melintasi langit Kota Aster sebelum akhirnya mendarat di bandara.Sekitar 30 menit kemudian, 50 pesawat pribadi yang bagian bodinya dicat dengan warna-warni pun terbang menuju Iranda.Berita di penjuru negeri langsung mengabarkan kejadian ini."Pesawat pribadi milik Jihan Lionel, Presdir Grup Lionel, tiba di Iranda pada tanggal 14 Fe
Kastel itu memiliki atap berbentuk runcing yang menjulang ke langit dan dihiasi bunga mawar di sana dan di sini. Rasanya seperti memasuki negeri dongeng.Sejauh mata memandang, kastel itu dikelilingi oleh padang rumput yang ditumbuhi oleh berbagai macam pepohonan. Area kastel itu begitu luas sampai-sampai harus menggunakan kereta untuk mengelilinginya.Sinar matahari menembus masuk jendela kastel dan menyinari altar pernikahan mewah yang sudah disiapkan di dalam sana.Keluarga kerajaan mempekerjakan toko bunga untuk menutupi seluruh kastel dengan ribuan bunga mawar ....Bagian atas kastel dihias dengan kristal, sementara dinding di sekitarnya menampilkan aurora merah. Karpet berwarna sampanye yang anggun makin membuat tempat pernikahan itu tampak seperti sebuah karya seni.Pembawa acara paling terkenal di dunia, serta tim penghibur dari keluarga kerajaan juga sudah menunggu di tempat acara sehingga menambah kesan sakral dan pesona pada tempat yang indah ini.Wina menatap pemandangan in
Saat melihat betapa kerasnya Leona dalam mendidik anaknya, Sara merasa Wina tidak salah menikah dan menjadi anggota keluarga yang seperti itu.Karena sikap Keluarga Lionel sangat murah hati dan ramah, Sara merasa dia bertanggung jawab mendidik Gisel sebagai figur kakak perempuan Wina.Sara pun melangkah maju dan mencubit pipi Gisel."Gisel, setelah Liam dihukum, kamu harus minta maaf padanya karena sudah marah-marah padanya. Kalau nggak, nanti Liam sedih sekali."Memang benar Liam-lah menarik karangan bunga Gisel terlebih dahulu, tetapi Gisel-lah yang marah-marah lebih dulu sehingga mereka berdua berujung bertengkar.Gisel pun menunduk dan mengangguk dengan patuh. "Ya, Bibi Sara, aku bisa kok minta maaf."Akhirnya, perseteruan di antara kedua anak itu pun selesai. Leona bangkit berdiri dan memandang Sara dengan kagum dan perhatian.Setelah itu, Leona menatap wanita yang berdiri di samping Jefri ....Sebenarnya, Leona lebih memilih Sara dibandingkan dengan cinta pertama Jefri itu. Akung
Setelah itu, barulah si pembawa acara mempersilakan mereka berdua untuk tukar cincin yang disaksikan oleh penghulu, Keluarga Lionel, serta Sara dan Lilia ....Jihan yang mengenakan jas putih mengambil cincin berlian yang diserahkan oleh staf, lalu berlutut dan memegang tangan Wina.Saat cincin berlian itu dipasang di jari manisnya, mata Wina pun perlahan-lahan menjadi berkaca-kaca ....Setelah memakaikan cincin itu, Jihan mengecup punggung tangan Wina yang dibalut sarung tangan putih dengan penuh kasih sayang.Setelah itu, Jihan menengadah menatap Wina yang tampak cantik dalam balutan gaun pengantin putihnya."Wina, aku mencintaimu.""Aku juga mencintaimu ...."Wina mengira acara pernikahannya akan selesai setelah sampanye dituangkan.Namun, tiba-tiba Jihan berjalan ke samping altar dan duduk di depan sebuah piano yang tampak kuno dan mahal.Jihan meletakkan jari-jemarinya di atas tuts piano, lalu melirik ke arah Jefri yang duduk di sisi lain.Seberkas cahaya pun menyinari mereka berdu
Sara dan Lilia refleks menoleh menatap wanita di belakang mereka.Wanita itu tampak cantik, anggun dan lemah lembut sehingga dapat dengan mudah menimbulkan insting protektif pada kaum pria.Lilia tidak mengenalinya, tetapi Sara langsung tahu. Wanita ini adalah si cinta pertama yang dipeluk Jefri pada unggahan foto Jefri waktu itu.Sara sontak tertegun, dia tidak menyangka Jefri akan mengajak cinta pertamanya menghadiri acara pernikahan seperti ini. Gestur ini sama pentingnya dengan mengajak pasangan bertemu keluarga dengan tujuan menikah.Sara pun menatap Jefri yang duduk di atas panggung, seulas senyuman lega tersungging di bibirnya.Baguslah, sepertinya sekarang Jefri sudah tidak lagi berkencan hanya untuk bersenang-senang dan mulai menuju jenjang yang lebih serius.Walaupun calon pasangan hidup Jefri bukanlah Sara ....Karena Sara tidak menjawab, Lilia pun angkat bicara, "Kami adalah teman pengantin wanita, kami berteman dengan Jefri."Gadis itu pun menurunkan kewaspadaannya, lalu m
Di saat Sara masih kebingungan, Yolanda pun berbalik menghampiri Sara. Dia menggandeng lengan Jefri dan berkata dengan lembut."Sudahlah, Jefri, nggak usah cari ribut dengan Nona Sara. Itu 'kan cuma buket."Barulah setelah itu Sara menyadari bahwa Yolanda sedang melampiaskan kekesalannya karena habis ditegur oleh Aulia kepadanya.Karena dialah yang menyebabkan Yolanda gagal mengambil hati Aulia dan akhirnya dipermalukan oleh Aulia.Seandainya tadi Sara menolak buket ini saat Aulia menyerahkannya kepadanya, Yolanda tidak mungkin meminta Jefri melakukan hal semacam ini.Masalahnya, Sara juga tidak menyangka seorang pria dewasa seperti Jefri akan menghampirinya dan meminta buket bunga yang memang sudah seharusnya menjadi milik Sara sedari awal demi pacarnya.Padahal tadi Sara menatap Jefri yang bermain piano dengan kagum, tetapi sekarang ....Sara pun tersenyum sopan, lalu memberikan buket itu kepada Jefri tanpa mengatakan apa pun.Jefri menunduk menatap buket itu.Dia tidak segera mengam
Ekspresi Sara pun menjadi lebih serius.Dulu mantan suaminya juga mengatakan bahwa hatinya terbuat dari batu, tidak disangka Jefri akan mengatakan hal yang sama.Apa ini karena dia kurang memuaskan Jefri di atas ranjang selama tiga tahun mereka bersama? Atau Sara memang ditakdirkan untuk selalu dipandang sebelah mata oleh kaum pria?"Jefri, jangan ngomong kayak gitu tentang Kak Sara. Dia memang lebih tua, tapi dia 'kan tetap seorang wanita."Yolanda menggandeng lengan Jefri sambil menatap pria itu dengan lembut dan baik hati seolah-olah dia adalah wanita yang sesabar malaikat.Lilia merasa Yolanda sudah seperti tukang perusak rumah tangga di zaman dulu dengan penampilan seperti ini dan betapa pandainya Yolanda bersilat lidah."Yolanda, 'kan? Kamu kayaknya berpikiran kolot banget, padahal kamu sudah besar. Ngapain juga kamu pake sok mengadu kepada Tuan Muda Jefri?"Yolanda tidak menyangka akan diserang secara pribadi oleh teman Sara, ekspresinya langsung terlihat kesal.Dia menggigit bi