Sepanjang sore, Yuka terus mengawasi perkembangan di internet. Keluarga itu sungguh tidak tahu diri. Begitu video viral, mereka melakukan siaran langsung untuk menceritakan betapa sombong dan arogannya Celine.Wanita paruh baya itu berkata, "Dia terus memakai topeng dan kacamata hitam, sombong sekali. Pernikahan akan dilangsungkan besok, tapi hasilnya malah seperti itu. Kami terpaksa menunda hari pernikahan, kerugian hotel, resepsi, akomodasi dan tiket pesawat tamu mencapai ratusan juta.""Kami nggak meminta banyak, kami hanya memintanya mengganti rugi sesuai peraturan toko mereka. Dia bukan hanya menolak, tapi juga langsung mengusir kami. Menantuku yang baik hati ini masih membelanya dan mengatakan bahwa berbisnis bukanlah hal yang mudah bagi para wanita, jadi menantuku bersedia menukar gaun itu dengan gaun jadi di toko, tapi desainer bermarga Tomson itu menolak."Setelah berkata demikian, dia menyodok wanita di sampingnya. Ziva pun mengangguk dengan berlinang air mata."Menikah adala
Celine menatapnya tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Menghadapi sikap Celine, Carlos pun kesal hingga memanggil Revin masuk. "Revin akan menangani masalah tokomu, nggak usah merepotkan Darius.""Kamu kira aku datang untuk memintamu menangani masalah tokoku?"Carlos tidak menjawab, tetapi maksudnya sangat jelas. "Bukankah begitu?""Aku datang untuk menjemputmu pulang." Celine memiringkan kepalanya sambil menatap Carlos dengan sepasang mata yang berbinar. Dia sangat cantik. Saking cantiknya, sekalipun orang-orang tahu dia memiliki niat jahat, mereka akan memilih untuk memaafkannya. "Aku akan menangani masalahku sendiri, nggak usah merepotkan Pak Revin."Dia telah mengumpulkan bukti dan hanya sedang menunggu waktu. Dia akan membeberkan semua bukti setelah berita ini makin viral. Dengan begitu, dia bisa mempromosikan toko tanpa mengeluarkan sepeser biaya pun. Saking miskinnya, mereka bahkan tidak sanggup membayar biaya sewa, bagaimana mungkin memiliki uang untuk mengiklankan toko? Namun,
Carlos meliriknya sambil berkata, "Pendapatan tahunan tokomu bahkan nggak cukup untuk membayar biaya sewa, apa kamu memerlukan sekretaris?"Celine terdiam.Karena mimpi buruk tadi, dia tidak berminat untuk mengobrol. Apalagi setelah disindir oleh Carlos, dia makin tidak ingin bercerita. Sekalipun dia bercerita, tidak akan ada yang percaya bahwa kehidupan nona besar Keluarga Tomson begitu menyedihkan.Dia tanpa sadar menggosok pergelangan tangannya. Pandangannya agak kacau, dia samar-samar mencium aroma Carlos dan merasa ada yang aneh. Namun, dia tidak dapat menebak apa yang aneh."Tuk, tuk."Revin mengetuk dari luar.Carlos berkata, "Masuk."Melihat Carlos bangkit, Celine baru tersadar. Bukankah seharusnya Carlos berada di meja kantor?Celine bertanya, "Kok kamu bisa di sini?"Carlos menundukkan kepalanya untuk menatap wajah pucat Celine. "Kamu berteriak histeris dan terus mengigau. Apa mungkin aku membiarkan seisi perusahaan mendengarmu berjerit?""Aku mengigau?"Dia baru saja berteri
Revin berdiri di belakang dengan canggung dan Carlos yang berwajah dingin pun berdiri di sampingnya. Hanya dengan melihat Merlin menatap Celine dengan sepasang mata sembap, mereka tahu siapa yang sedang ditindas.Celine tidak peduli dengan pandangan orang lain, jadi dia tidak ingin membuang-buang waktu untuk menjelaskan. Carlos hanya menunjukkan ekspresi dingin tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Sedangkan Merlin memampangkan ekspresi malang, sayangnya tidak ada yang menggubrisnya.Suasana terlalu canggung, Revin pun mencoba untuk menjelaskan. "Nyonya Celine, jangan salah paham. Pak Carlos ada sedikit kerjaan, kebetulan mau keluar ....."Sikap Celine terhadap Revin jauh lebih baik. Dia tidak bersikap seperti wanita bermulut tajam. "Ya."Ekspresi Carlos menjadi makin muram. "Apa kamu wanita? Kasar sekali mulutmu."Revin tertegun.Dia sungguh tertekan. Dia menyanjung Celine agar keadaan rumah tangga Carlos membaik.Ketika berada di dalam lift, ponsel Celine bergetar beberapa kali. Calon
Karena suster masuk untuk mengukur tekanan darah pasien, pembicaraan mereka pun berhenti di sini. Suster itu mengukur tekanan darah Carlos sambil melirik Celine, pipinya agak merona.Celine yang merasakan tatapannya tidak mengangkat kepala dan hanya menegur dengan tenang, "Jangan tertipu oleh paras pria. Sebagian pria memang tampan, tapi nggak cocok untuk diajak hidup bersama. Aku adalah istrinya. Selama menikah dua tahun dengannya, sudah ada tiga kekasih gelapnya yang datang mencariku."Carlos tertegun.Dalam sekejap, wajah suster itu memerah. Dia melambaikan tangannya dengan panik. "Kak, kamu salah paham. Aku nggak memiliki niat lain pada suamimu, aku hanya merasa kamu sangat cantik. Bolehkah .... kita bertukar kontak WhatsApp?"Carlos tercengang.Begitu pula dengan Celine.Suster itu menatapnya dengan sepasang mata belo, seolah-olah akan menangkupkan tangan untuk memohon. Celine selalu memperlakukan gadis yang ceria dengan baik. Dia membuka aplikasi WhatsApp-nya, lalu menyodorkan po
Setelah menyantap makan malam, Celine hendak tidur. Meskipun hari ini dia tampak sangat tenang, sebenarnya dia agak gugup. Toko bukan hanya miliknya, tetapi juga milik Shanny. Dia tidak boleh membiarkan toko mereka bangkrut karena dendamnya dengan Merlin.Carlos tiba-tiba bertanya, "Bagian mana yang sakit?"Celine yang sedang mengangkat selimut pun tertegun dan menoleh. "Apa?""Tadi siang di kantor, kamu terus mengeluh kesakitan"Carlos menatapnya dengan serius, wajah Celine agak memerah. Dia tidak tampak seperti wanita rapuh yang merintih kesakitan tadi siang, matanya yang jernih dipenuhi dengan cahaya yang tidak dapat dipahami.Kalau bukan karena dia masih bergumam kesakitan ketika bangun, Carlos hampir percaya bahwa dia sedang bermimpi.Melihat wajah tidak bersalahnya, Carlos pun merasa konyol.Setelah ditipu berkali-kali, bisa-bisanya dia masih memercayai Celine.Celine tertegun.Dia tidak mengingat kejadian itu. Namun, mendengar Carlos mengungkit momen itu, dia teringat akan mimpi
Carlos mengangkat kelopak matanya untuk melirik Celine. "Aku yang menggajimu atau dia yang menggajimu? Kalau kamu begitu mengkhawatirkannya, lebih baik kamu mengundurkan diri dan pergi menjadi sekretarisnya."Revin terdiam.Kenapa Carlos begitu emosional? Jangan-jangan Celine lebih memilih untuk naik taksi daripada naik mobilnya?Dia mengedipkan mata sambil bertanya dengan penasaran, "Pak Carlos, kamu benar-benar nggak menyukai Nyonya Celine? Dengan kecantikan Nyonya Celine, kalau dia menekuni dunia hiburan, dia pasti akan menjadi artis tercantik."Dia seolah-olah sedang meragukan selera Carlos. Kalau dia memiliki istri secantik Celine, dia pasti akan melakukan apa pun untuk istrinya. Sekalipun dia harus hidup hemat untuk memenuhi keperluan istrinya, dia rela. Namun, sepengetahuannya, kondisi keuangan Celine agak sulit.Kalau ada yang mengatakan Celine tidak sanggup membayar biaya sewa setengah bulan yang lalu, dia tidak akan percaya.Carlos berkata, "Bunga Oleander di pinggir jalan ba
Melihat Carlos menanyakan Celine, Ratna sangat gembira, tetapi dia tampak agak khawatir. "Begitu pulang, Nyonya langsung naik ke atas, nggak makan malam. Kulihat ekspresinya kurang baik, sepertinya nggak enak badan."Tadi, Celine terus menundukkan kepalanya sehingga poninya menutupi wajahnya dan Ratna tidak melihat luka di keningnya.Carlos mengerutkan kening tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Ratna menatapnya sambil bertanya dengan hati-hati, "Bagaimana kalau Bapak sekalian mengantarkan makanan untuk Nyonya saat kembali ke kamar nanti?""Makan saja perlu dibujuk, nggak usah makan.""Nyonya sakit mag. Kalau nggak makan tepat waktu, mungkin akan kambuh. Dia pernah kesakitan hingga menangis ....."Carlos yang sedang makan pun tertegun, dia menyela Ratna dengan ekspresi datar. "Nggak makan satu kali nggak akan mati."Ratna terdiam.Ratna menghela napas, lalu pergi ke dapur. Meskipun Celine tidak ingin makan, dia tetapi menyiapkan beberapa hidangan favorit Celine dan berencana untuk menga