Melihat Celine hampir tiba di depan mobil, meskipun Merlin sangat kesal, demi mengingat rencananya selanjutnya, dia tetap menahan amarahnya dan pergi mengejar Celine. Selain meminta maaf, dia juga membujuk Celine untuk kembali ke dalam.Ada banyak orang yang sedang bersosialisasi di aula, para pelayan yang mengenakan kemeja putih dan celana hitam berjalan di antara sekelompok pria dan wanita yang berpenampilan menawan sambil membawa nampan.Kemunculan Celine membuat suasana menjadi sangat mencekam, tetapi hal ini hanya berlangsung untuk beberapa saat dan segera kembali normal.Merlin berkata, "Kak, Ibu di sana. Ayo pergi ke sana."Dia menarik Celine ke arah Lilya. Setiap melewati suatu tempat, orang-orang di sekeliling akan mundur ke samping sambil berkomentar, "Kenapa dia datang ke sini?""Sial sekali. Kalau tahu dia akan datang, aku nggak akan datang. Bisakah dia pergi lebih jauh? Dia mungkin penyakit seperti itu.""Jangan asal ngomong." Orang yang berada di samping menyikut wanita y
Bukan hanya Lilya, orang lain pun kaget. Mereka tidak percaya bahwa Carlos akan membela Celine.Bukannya dikabarkan Carlos membenci istrinya dan ingin membunuh istrinya?Sekarang, apa yang terjadi?Merlin menatap Carlos sambil menangis, seolah-olah dia terluka parah. Matanya berlinang air mata, dia tampak seperti tokoh utama wanita yang disukai oleh sebagian besar ibu-ibu.Carlos berkata, "Biar Pak Revin mengantarmu ke rumah sakit untuk mengobati luka."Luka Merlin tampak sangat mengerikan. Meskipun lukanya tidak parah, seluruh telapak tangannya berlumuran darah."Nggak usah ke rumah sakit, hanya tergores saja. Aku akan meminta dokter hotel membalutnya."Walaupun berkata demikian, ekspresinya tidak terlihat seperti orang yang tergores, melainkan seperti pasien yang patah tangan.Dia masih ingin memelas, tetapi Carlos sudah mengisyaratkan Revin yang berada di sampingnya dan langsung menarik Celine pergi.Telapak tangan Carlos kering dan agak panas. Ketika kulit bersentuhan, rasa panas a
Celine berjalan mendekat dan segera menemukan alasan mengapa Lilya semarah itu. Di dalam ruang tunggu, sekelompok anak nakal sedang melihat foto di atas kasur sambil mendiskusikan dengan penuh semangat. Setiap foto sangat indah dan dipotret dari dekat, selain itu, wajah wanita di setiap foto adalah Celine.Merlin menyadari kedatangannya atau mungkin memang sedang menunggunya. "Kak, kenapa kamu melakukan hal yang membuat Ibu sedih seperti ini? Kalau foto-foto ini tersebar ...."Dia menggigit bibirnya, seolah-olah sangat malu dan cemas. "Orang-orang itu sungguh keterlaluan, bagaimana boleh memotret saat melakukan hal seperti ini?"Sikapnya sangat tulus. Kalau bukan karena dia memahami sifat Merlin, dia akan mengira Merlin adalah adik baik yang peduli pada sang kakak.Celine mengangkat tangannya untuk menepuk wajah Merlin sambil tersenyum nakal. "Dik, asyik nggak? Ayo, kutunjukkan yang lebih asyik."Mendengar suaranya, Lilya pun tersadar dari keterkejutan. Dia menatap Celine dengan ekspre
Situasi di dalam ruang tunggu membuat Carlos tertegun. "Celine."Lilya pun dikejutkan oleh adegan ini. Kakinya melemas, dia hampir jatuh ke lantai. "Celine."Saat ini, salah satu tangan Celine sedang memegang botol anggur yang pecah dan tangan lainnya memegang remot kontrol. Baik dari segi penampilan maupun aura, fokus semua orang tertuju padanya.Tidak ada yang memperhatikan Merlin yang sedang merangkak kesakitan di samping.Carlos menatapnya dengan dingin sambil mengerutkan kening. Ekspresi Carlos seolah-olah mengatakan bahwa "memang lebih baik memercayai anjing daripada memercayaimu". "Letakkan botol anggurnya."Celine mengangkat dagunya untuk menyuruhnya melihat ke arah TV.Di TV, terlihat foto Celine sedang tidur bersama pria yang sedang ditahan olehnya. Setiap foto sangat menggemparkan dan terlihat nyata.Carlos menoleh ke arah yang diinstruksikan oleh Celine. Dia hanya melirik sekilas dan langsung mengalihkan pandangannya. "Biar aku yang tangani, Revin akan mengantarmu ke rumah
Setelah selesai berbicara, Shanny mengabaikan ekspresi pucat Lilya dan menarik Celine meninggalkan ruangan.Sekelompok orang di luar otomatis memberi jalan. Mereka tidak berani menyinggung kedua wanita ini, yang satunya bermulut tajam dan yang lainnya memiliki gangguan mental.Setelah pergi, Celine seolah-olah teringat akan sesuatu. Dia menoleh ke arah kerumunan dan kebetulan melihat Lyon yang berdiri di kejauhan.Mereka bertatapan. Lyon mengedipkan mata padanya, lalu berbalik menuju jalur evakuasi."Lagi lihat apa?" Melihatnya terus menatap ke arah tersebut, Shanny pun mengikuti arah matanya, tetapi tidak melihat apa pun."Bukan apa-apa." Celine mengalihkan pandangannya. "Ayo pergi."Tak lama kemudian, Carlos dan Revin pun keluar dari ruang tunggu. Kedua pria itu berkaki panjang dan segera menyusul mereka.Hanya ada satu jalan dari ruang tunggu menuju pintu keluar hotel. Awalnya Celine mengira mereka sejalan, bagaimanapun acara tidak mungkin terus dilangsungkan dalam keadaan seperti i
Celine tidak bermaksud menyindir atau pun membuat Carlos marah, ini adalah isi hatinya. Dia tidak pernah menganggap Carlos sebagai pasangannya, bagaimana mungkin dia mengeluh pada Carlos?Carlos menyipitkan matanya dan diam-diam menganalisis ucapan Celine. Setiap kata terdengar sangat tajam dan membuatnya sangat tertekan. Suatu emosi gelap menyelimuti matanya. "Turun."Celine tidak bergerak.Beberapa detik kemudian, Carlos tersenyum paksa. Dia mengangkat tangannya, lalu menatap jam tangannya sambil berkata dengan nada dingin, "Kuberikan waktu lima detik, turun dari mobilku. Kalau nggak, kujamin mulai besok tokomu nggak akan bisa beroperasi lagi, nggak akan ada yang bisa menolongmu."Celine sama sekali tidak marah ketika mendengar ancamannya. Dia memelototi Carlos sambil bertanya dengan penuh maksud, "Kamu yakin?"Carlos menjawab dengan nada datar, "Keluar."Celine mengangguk dan langsung turun dari mobil. Ekspresi Carlos menjadi makin dingin, seolah-olah ada yang berutang puluhan trili
Di bawah tatapan perhatian Ratna, Celine keluar dengan membawa sarapan. Dia seolah-olah sudah pasrah, bahkan saat Carlos membuka pintu penumpang pun, dia berpura-pura tidak melihat Carlos.Namun, dia tidak pergi ke Perusahaan Gutama, melainkan langsung pergi ke studionya, seolah-olah tidak ada seorang pun di kursi penumpang.Setelah Celine menghilang dari jangkauannya, Carlos baru yakin bahwa dirinya dicampakkan. Dia mendengus dingin, lalu mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Revin. "Datang jemput aku."Mendengar alamat yang disebutkan, Revin menduga bahwa Carlos dicampakkan oleh Celine. Namun, Carlos tidak menjelaskan mengapa dirinya berada di dekat toko Celine dan perlu dijemput oleh Revin. Sesampai di sana, Revin baru tahu keadaannya lebih buruk dari yang diperkirakan. Dia bukan hanya dicampakkan, tetapi juga tidak memiliki SIM.Melihat wajah murung Carlos, Revin takut dirinya akan menjadi tempat pelampiasan. Dia membuka pintu dengan hati-hati dan tidak berani menghela napas di
Setelah mengetahui identitas Lyon, sikap Celine berubah drastis. "Untuk apa kamu mencariku?"Lyon menyentuh hidungnya sambil menjawab dengan tidak berdaya, "Kalau kubilang kebetulan, kamu percaya?"Celine malas berbasa-basi dengannya, dia langsung membongkar kebohongannya. "Kamu bukan dikirim ke pedesaan karena kurang sehat, orang tuamu mengirimmu ke luar negeri, tepatnya rumah bibimu untuk memberimu pendidikan yang lebih baik."Lyon tertegun sejenak. "Maaf ...."Dia tidak mencoba untuk menyangkal, dia memang berbohong.Celine berdiri, mereka tidak mungkin lanjut makan lagi. "Kalau kamu merasa bersalah, kelak jangan muncul di hadapanku, sebaiknya hindari aku. Selain kakakmu, aku membenci semua anggota Keluarga Daryadi."Tadi, Celine yang memesan semua hidangan. Dia memanggil pelayan. "Bungkus."Lyon tercengang.Dia sudah menduga bahwa sikap Celine akan berubah setelah mengetahui identitasnya. Sekalipun tidak meminta maaf, merasa bersalah atau tertekan, dia mengira setidaknya Celine aka