"Papaaaaaaa," teriak Dita dan Dika saat sore hari melihat sang papa datang dari kantor, di belakangnya ada Joe, Pak Hotman dan Ryan.David tadi mendengar Laura memarahi kedua anaknya, akibat mereka sibuk main air berkedok menyiram tanaman sang nenek."Cepat mandi, nggak malu apa jam segini masih jorok," omel Laura lagi.Keduanya menaruh selang di tempatnya, lalu berkata, "besok ulang tahun kami loh, Pak Hotman, Om Ryan dan Opa Joe harus datang ya," ucapnya sedikit memaksakan diri.Sang mama tampak mengambil sapu, membuat keduanya berlari menjauhi sang mama sebelum mendengar jawaban dari para orang dewasa. Dita dan Dika memilih masuk ke dalam rumahnya karena sang Mama terus saja mengomel yang katanya sang Mama takut kalau anak kembarnya malah sakit.Mereka pun bergegas menuju ke dalam kamarnya untuk segera membersihkan diri, sedangkan Laura mengajak yang lainnya untuk bersantai ruang keluarga sembari menunggu keduanya selesai mandi."Jadi besok kami dapat undangan lagi?" tanya Joe.Mo
“Ini apa-apaan ya Pak? Apa bapak tahu sedang bicara dengan siapa?” Pak Hotman sedikit emosi atas kedatangan polisi yang membawa surat penangkapan untuk Monica dan David.“Kami tahu Pak, tapi kami juga sedang menjalankan tugas, sebaiknya Tuan David dan Nyonya Monica ikut kami ke kantor dan nanti bisa dijelaskan di kantor polisi. Sekali lagi kami mohon maaf ini adalah bagian dari pekerjaan kami,” jawabnya sopan.David pun tak menyalahkan para petugas keamanan itu, dia tak pernah melakukan kesalahan yang melanggar hukum jadi dia tak takut sama sekali dengan tuduhan tak berdasar ini.David melihat ke arah Laura, “jaga anak-anak ya, kami pasti baik-baik saja dan akan segera kembali,” pesannya. Laura membalas dengan anggukan meskipun air matanya sudah menggenang dan sebentar lagi akan membasahi wajah cantiknya. Dia memang melihat raut wajah David yang tadinya sedikit tegang sekarang sudah tampak biasa, begitu juga dengan Monica yang tampak tegar.“Mari ikut kami Tuan, Nyonya,” ujar petug
Tepat pukul 01.50 dini hari, David dan Monica sudah tiba di rumahnya. ternyata semua pengasuh dan pelayan masih terjaga menunggu sang majikan.Sedangkan sejak tadi Laura dan kedua anaknya tak turun lagi ke lantai satu.“Kenapa kalian tidak tidur?” tanya Monica.“Kami mengkhawatirkan Tuan muda dan Nyonya,” ucap sang kepala pelayan mewakili yang lainnya.Monica tersenyum, dulu dirinya sangat Arogan setiap kali memerintah para pelayan, tapi sekarang justru mereka masih punya rasa khawatir terhadapnya.“Terima kasih ya Bi, dan yang lainnya. Sekarang kalian istirahatlah, kami baik-baik saja,” ucapnya.“Syukurlah Nyonya, semoga tidak akan ada lagi kejadian seperti ini,” kembali sang kepala pelayan mewakili yang lainnya.Tapi doa itu tentu saja rasanya tak mungkin terjadi, Edward dan Linda tidak mungkin tinggal diam karena David berhasil membuat Papanya Linda mendekam di balik jeruji besi.Monica yakin kedua orang itu pasti akan datang untuk membuat kekacauan dalam hidup Monica dan David. “
Di tempat berbeda, hari ini adalah hari pertama Alex menjadi menantu di kediaman keluarga William.Dia memang diharuskan untuk tinggal di rumah mewah keluarga itu dan membuat Angel segera hamil, bila tidak maka uang yang sudah dipinjam oleh almarhum ayahnya akan diminta untuk segera mengembalikan.Itu sebabnya dirinya beranikan diri datang ke kediaman itu meski, tanpa ditemani oleh wanita yang sudah sah menjadi istrinya.Namun, perasaan khawatir menghantuinya, karena sosok sang mama mertua yang setiap saat bisa saja menghancurkan hubungan Alex dengan keluarga William.Alex harus berhati-hati pada wanita itu sebab kemungkinannya ada dua, wanita yang sekarang sudah sah menjadi mertuanya tersebut bisa saja menguji Alex dengan mendekatinya, atau wanita itu memang benar-benar memiliki gangguan seksual.Dengan jantung yang berdebar Alex membuka pintu utama di kediaman rumah William, lalu berjalan dengan mengendap-ngendap menuju ke dalam kamar yang sebelumnya sudah diberitahu oleh Tuan Willi
“Jangan macam-macam ya, cukup satu kali seumur hidup berbuat dosa. Kalaupun memang harus berbuat dosa untuk yang kedua kali, berarti dosa itu karena aku menghabisi nyawa Paman.”David bergidik ngeri mendengar ancaman meluncur mulus tanpa hambatan dari mulut Laura.“Di mana tuh pasangan mesra yang waktu datang ke rumah sakit seperti amplop dan perangko?” setelah meledek Laura kembali tertawa penuh ledekan.David mendengus kesal, kalau sudah berurusan sama wanita jangan haraplah kesalahan yang sudah terkubur tidak akan diungkit lagi.“Ayo semua kumpulkan amplopnya.”tanpa tahu malu Dika berteriak demikian.“Bener tuh, nanti baru boleh makan,” sambung Dita menimpali.“Jadi uang amplop itu untuk biaya makan malam ini?” tanya Joe.Si kembar tergelak, “tentu saja tidak,” jawabnya kompak lalu kembali tertawa.Laura mencubit pipi sang anak gemas, keduanya hanya mengusap pipinya yang terasa kebas. Amplop pun mulai dikumpulkan, lalu mereka mulai melihat namanya.dan ada dua amplop tanpa ada isi
“Kita mau kemana ini Tante?” Laura dibuat bingung saat setelah makan siang Monica mengajaknya keluar tanpa membawa anak-anak.“Kita ke salon sebentar sayang, kamu perlu melakukan perawatan,” jawab Monica santai.“Tapi anak-anak Tante-” Laura tak melanjutkan ucapannya karena Monica sudah melajukan mobilnya keluar dari area kediaman mewah mereka. Monica masih sangat lihai dalam berkendara di jalan membuat Laura menjadi minder. Jangan menyetir mobil seperti Monica, naik sepeda motor saja dirinya tak bisa, sungguh miris hidupnya.Beruntung dia mengandung dan melahirkan anak sultan, hingga membuatnya mendapatkan fasilitas mewah.“tenang saja, mereka tidak akan rewel, Tante jamin kok. Kamu perlu sesekali pergi ke salon sayang,” sahut Monica.Laura hanya mengangguk dan tidak berniat membantah lagi ucapan wanita di sampingnya ini.Setelah dua puluh menit berikutnya mobil mewahnya sampai di depan sebuah salon mewah yang merupakan langganan Monica.seorang pria bertulang lunak dan berpenampil
“Apa yang harus aku lakukan sekarang? Apa dia benar-benar masih mencintaiku atau semua karena anak?” Laura membatin.David masih berlutut di hadapannya menatap penuh harap pada wanita yang sangat dia cintai. David takut Laura salah paham dan menganggapnya tidak jujur berujung pada penolakan sang wanita atas dasar keraguan terhadap ketulusan dan keseriusan David.David mulai gelisah, tapi seandainya Laura menolak cintanya maka David bersumpah akan berjuang kembali untuk meyakinkan sang istri.“Tolong percaya padaku Laura, sejak dulu hingga sekarang perasaanku padamu tak pernah berubah,” gumamnya di dalam hati.Saat David menunduk, tangan nya basah membuat pria itu mendongak guna bisa melihat dan memastikan apa Laura-nya tersakiti dengan permintaannya.Namun justru sebaliknya, Laura memberikan senyum termanisnya pada David dan berucap, “iya aku mau.”Air mata bahagia tak bisa dicegah oleh keduanya, sambil berderai air mata David memasangkan cincin di jari manis Laura, lalu memeluk Laur
“David keluar kamuuuuuuuuu!” Teriakan suara seorang wanita membuat penjaga di rumah itu bergegas menghampirinya.“Di mana David? Cepat suruh keluar,” ucapnya lagi penuh emosi.Hari ini genap satu minggu sudah berlalu sejak lamaran itu dilakukan oleh David.Keluarga Aditama sedang mempersiapkan acara pertunangan sekaligus pernikahan mewah keduanya.Termasuk nanti David akan melakukan jumpa pers untuk bisa menjelaskan status hubungannya dengan Linda, dan Monica akan ikut mempertanggungjawabkan soal itu demi nama David dan Laura.Mereka juga akan berjuang agar kehadiran si kembar sebelum pernikahan terjadi tidak dijadikan alat untuk menghancurkan David oleh para musuhnya.“Jangan membuat keributan di sini Nona, sebaiknya anda pergi sebelum Tuan David mengetahui anda membuat kekacauan di depan rumah beliau.”“Tutup mulutmu! Sekarang buka pintunya, apa kamu lupa siapa aku huh?” “Tidak akan Nona, kami tahu anda datang hanya untuk membuat kekacauan saja jadi sekarang saya minta anda pergi!