Share

635 Sesuatu untuk Selalu Kita Ingat

"Why not?" tanya Lidya.

"Aku ingin menikmatinya tapi nanti ... saat kita sudah menikah. Aku ingin menikmati itu saat malam pertama kita," kata Ken sambil menatap wajah Lidya.

"Kenapa kamu masih mempertahankan sikapmu ini? Aku tahu kalau kamu sedang gundah pada saat ini. Iya kan?"

"Maksud kamu?"

"Aku tahu kalau tanda larangan pertama itu sangat merisaukanmu. Iya kan? Aku tahu kalau aku tidak memiliki kesempatan untuk bisa bersamamu. Iya kan?"

"Tidak, Lidya. Kamu keliru. Bukan seperti itu. Aku--"

"Jangan lagi menyembunyikannya, sayang," potong Lidya. "Aku sekarang ini sudah lebih mengenalmu. Aku tahu apa yang bergolak dalam hatimu. Aku tahu kalau kamu sangat risau dengan penghinaan yang dilakukan papaku kepada kakekmu. Iya kan?"

"Masih ada jalan, Lidya. Aku yakin masih ada jalan."

"Sudah kubilang tadi kalau aku sudah sangat mengenalmu, Ken dan aku yakin kalau kamu pun pesimis akan hubungan kita. Iya kan?"

"Oke. Aku akui kalau aku memang pesimis kalau kakekku akan bisa memaafkan papamu d
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status