Share

Bab 5: Jimat Pelarian

Yang Wei berhenti menggulir layar sentuh. Sementara, pikiran dia terganggu oleh suara yang tiba-tiba masuk. Dia merasa aura kuat mengembun di udara, lalu dinding angin muncul, mengurung dirinya bersama dua murid generasi pertama Sekte Abadi Kuno.

Yakni Zi Bersaudari.

"Ding" "Ding!" "Ding!"

Senjata prajurit yang menyerang Yang Wei terhalang oleh dinding angin, kemudian itu terpantul kembali, dan jatuh berserakan ke tanah. Semua prajurit memiliki ekspresi ngeri di wajah mereka.

Karena pada saat senjata mengenai dinding angin, mereka menyadari bahwa kekuatan recoil beberapa kali lebih kuat dari serangan mereka. Untungnya senjata-senjata itu langsung terlempar. Jika tidak, tangan para prajurit pasti sudah remuk.

"Ahli mana yang ikut campur! Tolong tunjukkan diri Anda!"

Pria gemuk yang bersembunyi dalam kerumunan prajurit, berteriak setelah melihat banyak prajuritnya berpaku ngeri.

Setelah teriakan itu, dinding angin mengurung dia ditengah-tengah hamparan prajurit. Hal ini memisahkan dirinya dari perlindungan para prajurit.

"Kamu! Kamu! Kamu!" Pria Gemuk mengulangi kalimat yang sama dengan keringat dingin bercucuran.

"Kamu apa?"

Laki-laki berpakai mewah datang dari luar barisan prajurit sambil mengipasi diri sendiri.

Menemukan bahwa kehadiran yang dia takuti benar-benar muncul. Pria Gemuk itu langsung tersungkur karena mengalami kelemahan ginjal. Eh? seharusnya lutut dia menjadi lemas seperti jelly.

"Ka-kapan Tuan Iblis Angin pulang?" Pria gemuk berpikir, tetapi kalimat itu terucap secara tidak sadar.

"Hehehe." Laki-laki itu berkata dengan senyum tidak ramah, "Apa yang barusan kamu bilang? Aku tidak dapat mendengarnya dengan jelas. Bisakah kamu mengulangi sekali lagi?"

Pria Gemuk buru-buru menutup rapat-rapat mulutnya, dan kepalanya terus menggeleng sekuat tenaga. Namun sudah terlambat....

Laki-laki itu menjentikkan kipasnya, seketika angin kencang tercipta dari udara tipis. Laki-laki itu memanipulasi angin menggunakan kekuatan mistis dari pengendalian Qi Vital. Dan membuat angin menerjang Pria Gemuk, seketika melemparkan si gemuk yang hampir kencing di celana itu ke udara.

"Ahh! Tidak! Tuan Muda maafkan aku! Aku telah berbuat salah!" ~~~~~~

"Hah? Siapa tadi?"

Tatapan Laki-laki terlibat heran. Senyum diwajahnya membeku karena kaget.

Baru saja, dia menangkap siluet kabur melintasi udara, menuju Pria Gemuk yang terombang-ambing di angin bagaimana sambaran kilat. Disaat siluet melewati bidang kekuatan angin yang dia kendalikan, kekuatan mistis itu hilang kendali sesaat.

Selanjutnya, teriakan menyayat hati bergema dari mulut Pria Gemuk. Kemudian, kaki yang terputus jatuh ke permukaan tanah dan darah segar meletus seperti air mancur.

"Apa! Apa yang kau lakukan padaku!" Pria Gemuk meraung dan wajahnya tampak ganas akibat menahan rasa sakit.

Yang Wei berkata dengan tenang, "Menyakiti murid saya, Patriark Sekte Abadi Kuno, adalah pilihan terburuk yang pernah Anda lakukan!"

Suaranya mengalir ke telinga semua orang yang hadir seperti air pasang, membawa serta niat membunuh.

Lima puluh prajurit menggigil dan punggung mereka basah oleh keringat. Semua prajurit menyaksikan tindakan Yang Wei gentar. Mereka juga berpikir sejak kapan anak itu pindah ke sisi Tuan Baron.

"Sekte Abadi Kuno?" Laki-laki melipat kipasnya, ekspresinya serius saat dia berpikir keras untuk menemukan nama Sekte Abadi Kuno dalam ingatan.

Setelah beberapa saat dia hanya bisa menghela nafas. "Sekte macam apa ini? Aku sama sekali belum pernah mendengarnya."

"Saudara ini, terimakasih atas bantuan Anda hari ini." Yang Wei muncul di sisi Zi bersaudari seperti hantu dan menggenggam tinjunya menghadap Laki-laki itu, "Yang Wei akan mengingatnya selama bulan dan matahari. Sampai jumpa."

Tanpa menunggu jawaban Laki-laki itu, Yang Wei memegang murid generasi pertama di masing-masing tangan dan berkata, "tolong, tutup mata kalian sebentar."

"Em."

Kedua murid masih tercengang oleh adegan di depan mata mereka. Namun mendengar kata sang Tuan, keduanya langsung patuh memejamkan mata mereka.

Energi yang hampir substansial mengembang di sekeliling mereka bertiga.

Pada saat itu Yang Wei melihat seluruh dunia membeku seperti cermin. Debu di udara, angin, semut, burung, air, semuanya tampak berhenti. Apa saja yang dia saksikan tampak membeku bagaikan sebuah lukisan.

Dimata orang lain, ada kilatan cahaya menyelebungi Kelompok Yang Wei sebelum cahaya itu meleset ke barat. Bahkan sebelum ada yang menyadari, kilat sudah menghilang tertelan jarak.

"Saya harus kembali dan melapor kepada Ayah."

Lelaki berpakaian mewah berpikir serius, dan berkata dalam hati, "Saudara muda, Yang Wei, tidak sesederhana yang terlihat. Masalah tentang Sekte Abadi Kuno ini juga sangat penting."

Di gerbang Sekte Abadi Kuno, cahaya berkedip dan sosok Yang Wei bersama Zi Yue dan Zi Lan menampakkan diri.

Yang Wei melirik gadis-gadis itu, senyum hangat muncul diwajah nya.

"Murid-murid ku, kalian sudah boleh membuka mata," katanya.

"Wah!"

"Astaga! Saudari Lan, apa kita berada di surga!"

Gerbang Sekte Abadi Kuno memiliki plakat yang bersinar dengan cahaya yang mempesona, seolah memancarkan kebijaksanaan bumi dan kemuliaan langit beserta isinya.

Mereka berdua melihat sekeliling dengan mata terbuka lebar, penuh keterkejutan. Rasa takjub sepenuhnya mendominasi hati mereka.

Pada saat itu ada suara mirip angsa, tetapi tidak melengking, itu bahkan terdengar lembut dan menyenangkan. Saat keduanya menoleh ke langit, tiga ekor derek melebarkan sayap dan terbang di atas awan. Sinar ke emasan matahari menyinari derek-derek itu, membuatnya terlihat seperti binatang suci saat sayap-sayap lebar mereka membentang.

"Tenang," kata Yang Wei, "Cobalah menghirup udara dalam-dalam."

Kedua gadis itu mematuhi. Segera seruan takjub muntah dari mulut murid pertama. Hal ini membuat Yang Wei merasa sombong.

"Hufff~"

"Astaga!"

Zi Yue memerah karena rasa gembira.

"Tuan, ini sangat ajaib. Saya merasa sangat tenang, tubuhnya saya begitu ringan seolah saya akan terbang. Wah, apa ini? Kenapa saya tiba-tiba memahami sesuatu?"

Zi Lan terdiam, tapi tatapannya bersinar terang.

Yang Wei mencubit pipi Zi Yue dan menjelaskan,

"Udara di pegunungan sekte kami penuh akan kekuatan spiritual. Dan jika itu masuk ketubuh kamu, maka kamu bisa terbebas dari segala jenis penyakit."

"Apakah seajaib itu?"

"Tentu saja, Tuan tidak akan pernah berbohong."

Yang Wei melangkah ke gerbang, berbalik dan merentangkan tangannya sambil berkata dengan senyum lebar, "Selamat Datang di sekte Abadi Kuno. Saya adalah Kepala Keluarga, Yang Wei, menyambut kamu berdua untuk menjadi murid generasi pertama."

Dia berhenti, membuat aksi mempersilahkan dan melanjutkan, "Silahkan masuk."

"Saudari Lan, ayo!" Zi Yue memeluk Zi Lan, mendesaknya untuk segera memasuki gerbang.

Zi Lan juga tidak sabar, jadi dia langsung memimpin jalan. Sebelum melangkahi gerbang, dia membungkuk hormat kepada Yang Wei. Tentu saja Zi Yue mengikuti teladan sang Kakak.

Setelah melewati gerbang, gadis-gadis itu tiba di halaman. Kekuatan spiritual disini bahkan lebih padat dari pada di luar tadi.

"Yae! yae! yae!"

Zi Yue menari dan bernyanyi, dia sangat riang. Zi Lan yang pendiam, juga berlarian seperti kupu-kupu. Wajah mereka berdua memerah karena gembira.

Pada saat ini Yang Wei memandang mereka dari atap Aula utama. Rasa pencapaian membuncah di hatinya. Karena dia telah melakukan sesuatu yang dapat ia banggakan sepanjang masa.

Efek dari Jimat Pelarian masih berlaku, Yang Wei tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini. Dia pergi diam-diam, menuju kota Qiyang dengan tujuan membeli rempah-rempah dan bahan makanan.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status