Elfa mengirimkan perintah via satelit ke seluruh drone. Chip prosesor mereka mendapatkan profil Johny Iblis dan lokasinya. Dengan canggih mereka bisa membuat rute baru seperti fitur Google Maps. Puluhan ribu drone itu dengan cepat terbang masuk ke bagian dalam stadion, bermanuver melewati halangan, menuju ruang bawah tanah.
Suara mereka bergema hingga ke ruangan tempat Johny Iblis berada.
Bu Manajer berkata, “Ini mainannya Bodeg. Izinkan saya yang urus.”
Johny Iblis mengangguk.
“Lo gak akan bisa mengalahkan drone-drone gue yang jumlahnya banyak itu,” kata Bodeg.
&l
Bodeg bungkam.Johny Iblis menjentikkan jarinya. Anak buahnya paham kode itu dan lanjut merobek pakaian Lela hingga ia telanjang. Kreek! Kreek!“Hentikan! Hentikan! Akan aku beritahu!” seru Bodeg.Akan tetapi bila Johny Iblis sudah mendapatkan info yang ia mau. Apa yang mencegahnya dari menzalimi Lela. Bisa jadi mengungkap rahasia atau tidak, ujungnya akan sama saja, bukan?“Yang sedang kulakukan di sini adalah…”“Apa bang?”“Portal gaib…”“Ada apa dengan portal gaib?”“Portal... beberapa
Kamar lantai dua, rumah Jessica. Markas — “Tim YouTuber legendaris ter-horor se-Indonesia, ter-banyak jumlah subs dan view-nya, LoeGaibGueKejar.” Kalimat itu sering Beni ulang-ulang bak jampi-jampi. Kalimat magis yang ia percaya dapat membuat jumlah view bertambah, atau memberi tulah kepada video kompetitor yang masuk trending supaya mental.Ruangan itu sederhana. Hanya ada sebuah meja tua osteoporosis, gara-gara kakinya sempat dirayapi. Kalau sedang dipakai ker
Beni menarik lengan Jessica dan berbisik, “Ke… kencing sambil berdiri. Gak ada tantangan yang lain apa? Lagipula emang wanita bisa begitu?” tanya Beni sambil memperagakan arah aliran, “Bukannya kalau wanita ke bawah?”“Ada tekniknya lah. Jangan khawatir gue sudah berlatih cukup lama, gue yakin kita akan menang. Kita akan buat Linda bergabung dengan kita, dan uang kita akan selamat.”“Berlatih? Hah, hobimu aneh sekali?”“Kita kan memang kumpulan orang aneh, jangan sok normal deh.”“Baik, gue terima tantangannya!” jawab Linda.Beni berbisik lagi ke Linda, “Mengapa Linda menerima tantangan itu dengan percaya diri? Apakah kencing sambil berdiri i
Tiga hari kemudian. Tepatnya Jumat Kliwon. Malam magis yang tercium amis, karena para ahli spiritual sering beritual darah di tipikal malam seperti ini. Kaum dedemit jadi pecicilan, lebih bergairah keluyuran oleh karena aromanya. Walau entah bagaimana mereka mencium darah, punya hidungkah mereka? Ah bagaimana pun caranya, malam ini sungguh waktu yang tepat untuk berburu hantu.Jam Casper — si hantu baik melingkar di pergelangan tangan Linda. Jejarumnya menunjukkan pukul 20.43 kala ia dan teman barunya menyambangi sekolah. Area sekitar sekolah terlihat remang-remang, karena penerangan yang minim. Sementara bagian dalamnya nampak gelap dan suram.“Gerungggg!” protes Vixion Beni kencang, karena olinya belum diganti dan ditunggai melebihi kapasitas — tiga orang plus peralatan ke TKP. Di jok belakang Linda dan Jessica sudah seperti cabe-cabea
“Ah, om… shh… ahhh… ahh....” terdengar desahan wanita, bercampur erangan pria, “Aahh.. mmh… ah…” diikuti dengan gema, “Pok! Pok! Pok!” Ciri khas orang bersenggama doggy style. Suara itu timbul saat bagian bawah tubuh pria menepuk-nepuk bokong pasangannya saat penetrasi. Katanya sih gaya itu favorit banyak orang, karena dapat penetrasi maksimal dan membuat wanita orgasme lebih cepat. Meskipun kata dokter Boyke penetrasi tidak perlu dalam-dalam. Karena faktanya syaraf sensitif wanita letaknya hanya di sepertiga lubang vagina. Oleh karena itu batang pendekar alias pendek dan kekar (diameter besar) lebih disukai wanita daripada yang panjang.Linda berbisik, “Itu suara hantu?”Jessica dan Beni
Di aula gedung serba guna puluhan orang sedang bersenggama di ranjang-ranjang yang dipisahkan hanya dengan pembatas portabel. Suara erangan memenuhi ruangan itu.Para prianya berusia sekitar 30-50 tahunan. Sementara yang perempuan sebagian Jessica kenali sebagai siswi sekolah SMAN 696. Bahkan banyak yang merupakan anggota laskar rohani.“Hai Dul, kenapa masuk?” sapa seorang wanita cantik ber-blouse merah, rok hitam, dan bersarung tangan putih, mirip baju seragam hotel.“Ngg… buang air,” jawab Jessica pendek. Ia berharap tidak ada pertanyaan lain yang bisa menimbulkan kecurigaan.Untung tak lama kemudian masuk seorang pria necis bersama seorang usher
Selagi menunggu Jessica menjalankan rencana, Beni menggunakan kesempatan itu untuk mendekati Linda. Perlahan pantatnya beranjak sedikit demi sedikit, mengakuisisi teritori baru, hampir bertetangga dengan bokong Linda. Linda merasa tidak nyaman, perasaannya campur aduk, antara dag dig dug dan curiga. Ia menggeser posisi duduknya, tapi Beni terus mepet.“Lin, gue boleh ngomong sesuatu gak?” tanya Beni.“Apa sih?” respon Linda sembari memutar bahunya dan memunggungi Beni.“Gue….Gue su…”“Alah!” Linda langsung memotong. “Jangan katakan apa pun yang tidak lo sungguh-sungguh.”“Gue su…”
“Bukannya kita mau pulang?” tanya Linda agak bingung. “Iya, kita ikutin sebentar saja,” jawab Jessica sekenanya. Melihat hantu bayi itu bikin gatal rasa penasarannya. Serasa ada bentol di punggung yang tak sampai tergaruk tangan. Linda dan Beni saling berpandang-pandangan. Akhirnya mereka memutuskan menunda kepulangan dan mengikuti si Njes yang berjalan memimpin di depan, membuntuti hantu bayi yang bergerak melayang entah hendak kemana. Meski keadaan di sekeliling minim cahaya, Jessica dapat melihat jelas sosok bayi itu. Sebab ia melihatnya dengan mata batin. Bentuknya putih, seperti asap, agak transparan. Raut wajahnya blur. Akan tetapi orang masih dapat mengenali, bahwa ada mata, hidung, dan mulutnya. Sesekali terdengar gema suara memanggil, “Mama…?” Imut seperti bayi-bayi yang baru belajar bicara.