Share

Bab 97.

"Dia ada dikamar, Bu. Sedang istirahat," jawab Riki. Ia merasa lega karena kedatangan Senja membawa penerang di gelapnya jalannya. Jika saja Senja tidak datang, entah bagaimana nasib pernikahannya dengan Melly sekarang.

Tapi Ia sudah bertekad tidak akan meninggalkan Melly apapun yang terjadi. Karena harga diri seorang pria adalah ikrar janjinya.

"Maafkan ibu yang sempat egois, Nak."

Riki menggeleng. "Kita sama-sama bersalah, Bu. Karena tidak adanya komunikasi diantara kita. Sampai salah paham ini terjadi," jawab Riki lagi.

Ia sama sekali tidak mempersoalkan sikap ibunya. Wajar, ketika hati seorang ibu terlanjur kecewa dengan anaknya. Riki juga bersyukur ibunya tidak sampai melontarkan kata-kata yang tidak baik dari bibirnya. Karena ia percaya setiap apa yang dikatakan ibunya adalah sebuah doa.

"Pasti dia takut ya sama ibu yang tiba-tiba meninggalkannya tanpa pamit seperti tadi." Fatimah seketika mereka bersalah dengan sikapnya pada Melly.

Riki menggaru
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status