El terus tersenyum dengan menatap gadis itu, tidak ada yang tahu senyuman itu penuh arti. Hanya El dan Tuhan yang tahu. El masih tersenyum. "Gadis itu." Batin nya penuh ketertarikan. Di antara para gadis yang ada di sekitar Restoran hanya wajah Kiara yang mencolok pandangan El, selain wajah nya yang cantik, namun El melihat wajah sendu yang terlihat dari gadis itu, membuat El penasaran kenapa ia terlihat sedih di antara rekan-rekannya, padahal seharusnya ia bahagia di hari liburan nya. Setelah perjalanan dari Bali ke Jakarta, akhirnya Kiara bisa beristirahat di kamar tempat ternyaman baginya. Perjalanan yang begitu melelahkan membuat ia langsung tertidur dengan pulas. Keesokan harinya, pagi ini di sebuah hotel, sesosok laki-laki tengah bangun dari tidur lelapnya. Ia langsung menuju kaca hotel dimana ia bertemu dengan gadis itu kemarin. Namun sayang ia tidak bertemu dengan gadis itu lagi, ada rasa kecewa yang kini ia rasakan. Lalu El menuju ke kamar mandi untuk menyegarkan tubuhnya. Ia akan mencari lagi gadis itu ke restoran kemarin. Setelah selesai mandi El dan memakai pakaiannya ia pun dengan cepat menunju ke restoran dimana ia melihat gadis itu makan, El yakin jika gadis yang ia cari saat ini pasti ada di sana, namun harapan El harus berbuntut dengan rasa kecewa, karena ia tidak menemukan gadis itu lagi, membuat dirinya merasa frustasi. El mengusap wajahnya dengan kasar. "Shit! Kenapa aku seperti orang bodoh saja." Gerutu nya dalam hati. "Tuan El." Panggil Seno melihat tuan nya. Seno pun menghampiri tuan nya yang tengah sibuk pikirannya. "Tuan." Panggil nya lagi. El pun menoleh pada orang yang memanggil namanya. "Ada apa Sen?" Tanya El acuh. "Apa tuan El baik-baik saja?" Tanya Seno dengan ragu melihat tuannya terlihat seperti frustasi. "Apa tuan El membutuhkan sesuatu?" Tanya Seno. "Tidak!" Sahut El cepat dan sedikit ketus.
Paginya sangat cerah, Mentari menyinari langit, Awan biru begitu indah menghiasi. Namun tidak untuk Kiara gadis cantik yang tengah patah hati harus pergi bekerja seperti biasa, dengan langkah gontai nya ia pun menuju tempat ruangan karyawan untuk berganti bajunya dengan seragam kerja nya.Aldi yang melihat Kiara keluar dari ruangan dengan wajah sedihnya mencoba untuk menghibur hati Kiara dengan candaannya.Sedikit terhibur, Kiara tersenyum memukul dan mencubit lengannya, Aldi pun meringis berpura-pura kesakitan."Ah kak Aldi maaf, sakit ya?" Tanya Kiara merasa tidak enak.Aldi tersenyum tipis. "Enggak kok cantik..." Goda Aldi dengan candaan."Idih kak Aldi genit!" Seru Kiara sebal seraya pergi meninggalkan Aldi cekikika
El melangkahkan kakinya meninggalkan resto itu, ia meminta Seno sekretaris sekaligus asisten pribadinya itu untuk membawa makanan ke hotel dimana ia tempati. El memutuskan untuk makan siang di dalam kamar hotel nya saja.Kiara membungkukkan tubuhnya sebelum sesaat tuan El pergi dengan terus meminta maaf dengan tulus dan perasaan tidak enaknya itu. El melangkahkan kakinya pergi dengan senyum tipis penuh arti dan penuh rencana yang tak bisa orang pahami."Mati aku" batin Kiara dengan kecerobohannya itu.Setelah kejadian itu Kiara pun langsung di panggil oleh pak Anton selaku manager yang bertanggung jawab atas Kiara yang bekerja sebagai bawahan nya. Kiara di tunggu di dalam ruangan pak Anton, di sana juga terlihat Bu Anya sebagai wakil manager melihat Kiara dengan tatapan tajamnya.
Sore hari waktunya Kiara untuk pulang, karena jam kerja nya sudah usai, namun di luar hujan deras, sehingga mau tidak mau membuat Kiara harus menunggu sampai hujan mereda.Ketika menunggu hujan reda di depan lobi, Kiara tidak sengaja melihat seorang nenek yang berjalan cepat untuk menghindari dari derasnya air hujan. Melihat itu Kiara sangat kasihan melihatnya, segera Kiara langsung menghampiri nenek itu dengan membawa payung yang ia pinjam pada salah rekan nya yang kebetulan membawa payung.Kiara memayungi nenek itu dan berjalan beriringan. "Ayok nek ikut dulu ke dalam, kita berteduh di dalam saja." Tawar Kiara dengan sedikit berteriak karena suaranya tersamarkan dengan suara hujan yang begitu deras.
Ketika hujan mulai mereda Kiara pun bersiap untuk pulang, jika menunggu hujan sampai benar-benar reda, Kiara akan sampai malam pulang ke rumah nya. Setelah mengantarkan nenek itu mendapatkan kendaraan yang akan mengantarkan ia pulang, Kiara pun akhirnya mencari kendaraan yang akan ia tumpangi untuk mengantarkan dirinya pulang, namun saat ia menunggu bis selanjutnya tiba-tiba saja sebuah mobil melintas dengan kecepatan tinggi melewati genangan air tepat di depan tubuhnya itu dan terkena lah Kiara dengan cipratan dari mobil yang baru saja melewati nya itu. "Ah sial banget aku hari ini." Gumam Kiara dengan kesal. "Basah semua pakaian
Dua bulan kemudian Setelah kejadian itu, Kiara pun memutuskan untuk menyimpan pakaian itu di dalam lemari nya dengan rapi dan secara spesial, pakaian itu setiap hari Kiara jaga, ia jaga seperti menjaga sebuah berlian karena walau bagaimanapun pakaian itu sangat mahal baginya. "Sampai kapan aku menjaga pakaian ini, apa aku akan bertemu dengan tuan El lagi." Batin Kiara seraya mengelus baju dan jas yang tergantung di dalam lemari nya itu. Kiara tersadar saat ia melihat jam dinding di kamar nya. "Ya ampun aku
Malam hari, El yang dari siang sampai di kota dimana ia akan memantau usaha barunya itu. Pikirannya yang tengah suntuk membuat dirinya kini berada di jalanan dengan membawa mobil mewahnya itu sendirian, berniat mencari udara segar, El pun memilih untuk berjalan-jalan sebentar mengitari jalanan. Saat lampu merah, El pun menghentikan laju mobilnya itu. Saat menunggu lampu merah ia pun memutar lagu kesukaannya, lalu dengan menggoyang kepala nya menikmati irama, El tidak sengaja melihat seorang gadis yang tengah duduk di belakang kemudi tukang ojek online yang ia gunakan tepat di sebelah samping mobil nya yang sesuai menunggu lampu lalu lintas. Untuk memastikan jika gadis yang ia lihat adalah Kiara, El pun membuka setengah kaca mobil nya agar bisa melihat dengan jelas wajah gadis itu.
Nadia, jam kerja aku sudah habis, dan ini pesanan meja no 3, tuan El dengan sekertaris nya itu. Nanti kamu yang antar ke sana ya." Pinta Kiara memberi tahu kan rekan kerjanya itu. Setelah di angguki dan di ok kan oleh Nadia, Kiara pun pergi meninggalkan Kiara dan masuk ke dalam ruangan karyawan untuk bersiap pulang. "Akhirnya aku bisa istirahat juga hari ini, untung saja tidak ada jam kuliah, aku akan langsung pulang saja." Gumam Kiara penuh semangat hari ini ia akan pulang sore hari. Nadia dengan rekan nya yang masih bekerja pun mengantarkan pesanan El itu ke mejanya. "Silahkan tuan ini pesanan anda, selamat menikmati." Ucap Nadia dengan ramah dan sopan dengan menampilkan senyuman manisnya itu. El yang tersadar jika bu
El dan Kiara duduk satu meja yang sama dengan saling berhadapan. El terus memperhatikan Kiara dan mencuri-curi pandang pada Kiara, tanpa Kiara ketahui. Sesekali El mengusap wajahnya pelan, berdekatan dan berhadapan dengan Kiara seperti ini membuat jantung El berdebar tidak karuan, baru kali ini El merasakan perasaan seperti ini, tak bosan rasanya menatap wajah cantik gadis di hadapannya itu. Ada keinginan dan dorongan yang kuat saat ini yaitu ingin selalu berdekatan, memeluk dan ingin memiliki dia seutuhnya. Seorang pelayan datang dan tersenyum ramah kepada El, namun tidak pada Kiara yang terlihat seperti orang biasa, apalagi Kiara yang masih memakai seragam kerja nya. Kiara menyadari ji