Sesampainya di depan ruangan El masuk dengan rasa gugup sekaligus senang nya, ia langsung duduk di kursi kepemimpinan dan memutar kursi itu membelakangi Kiara yang dari tadi mengikuti nya.El langsung memegangi dadanya yang berdebar tiga kali lebih cepat saat ini. Wajahnya yang berseri dan bibir nya yang tersenyum di balik sana membuat Kiara mengerutkan kening nya."Sedang apa yang di lakukan pak El, kenapa dia diamkan aku seperti ini? Dia tadi memanggil ku untuk mengikuti nya sekarang malah aku di anggurin seperti ini!" Kesal Kiara karena El tak kunjung menyampaikan apa maksud dia menyuruh Kiara untuk ke ruangannya."Pak Rafael..." Panggil Kiara dengan hati-hati. "Maaf pak tadi bapak panggil saya ke sini untuk apa ya?" Tanyanya dengan sangat hati-hati.Sedangkan El ia masih memegang dadanya itu, ia masih menenangkan hatinya yang kurang ajar nya masih berdebar-debar mengingat kejadian tadi, lalu El pun menyentuh bibirnya yang masih merasakan bagaimana lembut nya
dengan pelan namun terdengar oleh ibunya. Ibu Kiara menghela nafasnya panjang. "Kiara, keluarga kita dengan keluarga mereka sungguh sangat berbeda, kasta dan kehormatan kita sangat jauh dengan mereka. Ibu dan ayah tidak mau kamu sampai tersakiti." Ujar ibu dengan lirih. "Tapi Bu..." Rengek Kiara memohon. "Mereka sangat baik padaku, mereka juga tidak memandang dari segi kekayaan, aku pernah bertemu dengan ibunya kak Rafael." Jelas Kiara salah dengan ucapan ibunya, karena ibunya menilai keluarga El sangat buruk. "Ibu harap kamu bisa mengerti dan patuh akan permintaan ayahmu." Kata ibu seraya pergi meninggalkan Kiara sendiri untuk tidak berdebat dengan putrinya itu. Kiara melihat punggung ibunya yang pergi meninggalkan nya. "Ibu..." Lirih Kiara dengan sendu.
"Aku tidak akan melepaskan mu! Puaskan aku dulu baru aku akan melepaskan mu!" Ucapnya dengan kedua matanya yang tajam. "Tristan aku mohon sama kamu, please jangan lakukan ini, ini salah..." Ucap Kiara memelas. Tatapan Tristan melembut mendengar rengekan Kiara dengan tatapan sayu nya. "Aku cinta sama kamu kiara." Ucapnya lembut seraya membenarkan rambut Kiara yang berantakan akibat ulahnya yang menyeret paksa membuat Kiara terus memberontak. "Aku juga sayang sama kamu. Aku serius ingin menikahi mu. Mungkin dengan cara aku menghamili kamu, orang tua mu akan menikah kan kita." Ucapnya lagi. "Tapi tidak dengan cara seperti ini..." Lirih Kiara memberikan pemahaman. "Bagaimana caranya?" Tanya Tristan tidak sabar. "Kamu harus berikan kepercayaan pada kedua orang tuaku jika kamu memang mampu dan pantas untuk ku." Jelas Kiara lembut. Tristan tersenyum pahit. "Sampai kamu menikah dengan laki-laki lain begitu?" Sarkas nya. "Aku sudah tidak sabar lagi, ini jalan tercepat untuk kita. Apa kam
El terus tersenyum dengan menatap gadis itu, tidak ada yang tahu senyuman itu penuh arti. Hanya El dan Tuhan yang tahu. El masih tersenyum. "Gadis itu." Batin nya penuh ketertarikan. Di antara para gadis yang ada di sekitar Restoran hanya wajah Kiara yang mencolok pandangan El, selain wajah nya yang cantik, namun El melihat wajah sendu yang terlihat dari gadis itu, membuat El penasaran kenapa ia terlihat sedih di antara rekan-rekannya, padahal seharusnya ia bahagia di hari liburan nya. Setelah perjalanan dari Bali ke Jakarta, akhirnya Kiara bisa beristirahat di kamar tempat ternyaman baginya. Perjalanan yang begitu melelahkan membuat ia langsung tertidur dengan pulas. Keesokan harinya, pagi ini di sebuah hotel, sesosok laki-laki tengah bangun dari tidur lelapnya. Ia langsung menuju kaca hotel dimana ia bertemu dengan gadis itu kemarin. Namun sayang ia tidak bertemu dengan gadis itu lagi, ada rasa kecewa yang kini ia rasakan. Lalu El menuju ke kamar mandi untuk menyegarkan tubuhny
Paginya sangat cerah, Mentari menyinari langit, Awan biru begitu indah menghiasi. Namun tidak untuk Kiara gadis cantik yang tengah patah hati harus pergi bekerja seperti biasa, dengan langkah gontai nya ia pun menuju tempat ruangan karyawan untuk berganti bajunya dengan seragam kerja nya.Aldi yang melihat Kiara keluar dari ruangan dengan wajah sedihnya mencoba untuk menghibur hati Kiara dengan candaannya.Sedikit terhibur, Kiara tersenyum memukul dan mencubit lengannya, Aldi pun meringis berpura-pura kesakitan."Ah kak Aldi maaf, sakit ya?" Tanya Kiara merasa tidak enak.Aldi tersenyum tipis. "Enggak kok cantik..." Goda Aldi dengan candaan."Idih kak Aldi genit!" Seru Kiara sebal seraya pergi meninggalkan Aldi cekikika
El melangkahkan kakinya meninggalkan resto itu, ia meminta Seno sekretaris sekaligus asisten pribadinya itu untuk membawa makanan ke hotel dimana ia tempati. El memutuskan untuk makan siang di dalam kamar hotel nya saja.Kiara membungkukkan tubuhnya sebelum sesaat tuan El pergi dengan terus meminta maaf dengan tulus dan perasaan tidak enaknya itu. El melangkahkan kakinya pergi dengan senyum tipis penuh arti dan penuh rencana yang tak bisa orang pahami."Mati aku" batin Kiara dengan kecerobohannya itu.Setelah kejadian itu Kiara pun langsung di panggil oleh pak Anton selaku manager yang bertanggung jawab atas Kiara yang bekerja sebagai bawahan nya. Kiara di tunggu di dalam ruangan pak Anton, di sana juga terlihat Bu Anya sebagai wakil manager melihat Kiara dengan tatapan tajamnya.
Sore hari waktunya Kiara untuk pulang, karena jam kerja nya sudah usai, namun di luar hujan deras, sehingga mau tidak mau membuat Kiara harus menunggu sampai hujan mereda.Ketika menunggu hujan reda di depan lobi, Kiara tidak sengaja melihat seorang nenek yang berjalan cepat untuk menghindari dari derasnya air hujan. Melihat itu Kiara sangat kasihan melihatnya, segera Kiara langsung menghampiri nenek itu dengan membawa payung yang ia pinjam pada salah rekan nya yang kebetulan membawa payung.Kiara memayungi nenek itu dan berjalan beriringan. "Ayok nek ikut dulu ke dalam, kita berteduh di dalam saja." Tawar Kiara dengan sedikit berteriak karena suaranya tersamarkan dengan suara hujan yang begitu deras.
Ketika hujan mulai mereda Kiara pun bersiap untuk pulang, jika menunggu hujan sampai benar-benar reda, Kiara akan sampai malam pulang ke rumah nya. Setelah mengantarkan nenek itu mendapatkan kendaraan yang akan mengantarkan ia pulang, Kiara pun akhirnya mencari kendaraan yang akan ia tumpangi untuk mengantarkan dirinya pulang, namun saat ia menunggu bis selanjutnya tiba-tiba saja sebuah mobil melintas dengan kecepatan tinggi melewati genangan air tepat di depan tubuhnya itu dan terkena lah Kiara dengan cipratan dari mobil yang baru saja melewati nya itu. "Ah sial banget aku hari ini." Gumam Kiara dengan kesal. "Basah semua pakaian