Share

53. Dilamar

Zaara bukan seorang gadis yang pantang menyerah. Dia seorang yang keras kepala. Tak mungkin dia membawa barang dagangannya kembali ke rumah. Nanti Fatimah mencercanya dengan segudang tanya dan ujung-ujungnya takkan memperbolehkan Zaara beraktifitas di luar karena kekhawatirannya. Bukan karena dagangannya tidak laku tetapi lebih pada khawatir terjadi apa-apa pada Zaara.

“Neng Zaara, syukurlah ketemu di sini,” seru seorang wanita yang tiba-tiba menghampirinya. Wanita gemuk yang berwajah putih bersih tersebut terlihat berseri-seri bisa menemukan Zaara, gadis penjual bunga. Dia sudah mencari kemana-mana penjual bunga yang tiba-tiba menghilang bak ditelan bumi.

Zaara menajamkan pendengarannya, menengok ke sumber suara. “Bu Asih ya?”

Asih tersenyum menatap Zaara. “Benar, Neng. Beruntung bertemu di sini, sudah beberapa hari Ibu cari tukang bunga di sekitar sini tetapi tidak ada. Katanya tidak boleh jualan di sini. Kok tiba-tiba ya? Padahal di sini sudah terbiasa orang jualan bunga. Kalau di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status