Share

Terdesak, Haruskah Morgan Mengungkapkan Jati Dirinya?

Hari sedang terik-teriknya.

Morgan tiba di sebuah pusat pelatihan ilmu bela diri.

Memasuki ruang di antara pintu depan dan arena berlatih, dia langsung dihampiri seorang pria berkepala plontos.

“Ada yang bisa dibantu?” tanya pria itu.

Dari gelagatnya dan caranya menatap Morgan, terlihat sekali dia curiga.

Morgan saat ini memang masih mengenakan setelan businessman-nya, meski tak lagi dilengkapi jas.

Tentu saja agak aneh orang dengan penampilan seperti itu mendatangi pusat pelatihan ilmu bela diri.

“Aku ingin bertemu dengan Allina. Dia sedang ada di sini?” cetus Morgan.

Si pria berkepala plontos itu semakin menaruh curiga padanya.

“Ada keperluan apa kau dengannya? Sudah mengatur janji?”

Morgan menggeleng.

“Banyak orang ingin bertemu dengannya dan tak semua bisa. Harus mengatur janji dulu, itu pun daftar tunggunya bisa panjang,” ucap si pria berkepala plontos.

Morgan tahu orang ini hanya mengulur waktu. Dia pun menatapnya dengan malas, lalu menyodorkan padanya kartu namanya.

Di kartu na
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status