Share

Desakan Mahar

"Oh ya, mungkin saya juga belum mengatakan, jika Ibu Miranda ini adalah...."

"Dia asisten Anda. Saya sudah tahu itu."

"Bukan hanya itu, Pak Dika. Selain asisten, dia adalah calon istri saya."

Kania mengangkat kedua alisnya. Sontak, ia memandang Mahar dengan raut wajah penuh pertanyaaan. Namun, Mahar hanya menjawab dengan sedikit anggukan seolah ingin mengatakan, Tenang, Mir. Percaya aja sama gue.

Tak berbeda dengan Kania, Dika membelalak saat Mahar seketika menghancurkan harapannya. Sikapnya pun tidak seramah tadi. Aku yakin Miranda punya perasaan yang sama denganku. Dari tatapannya, gerak tubuhnya saat kami bersama dan dari raut wajahnya setiap kali kami bertemu.

“Baik, mari kita mulai saja rapatnya. Nasihat apa yang Anda punya?” Dika kembali memfokuskan diri pada masalah pekerjaan.

Namun, pandangan Dika tidak pernah beralih sedetik pun dari wajah Kania. Bahkan, ia tidak memperhatikan saat Mahar sedang memberikan penjelasan di depan dengan berbagai tampilan layar yang cantik.

Mesk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Dyana Dent
Kania bucin dah di sakiti masih aje mengharap.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status