"Dengan menjatuhkan ayah dan suamimu? Bukankah lebih nyaman sekarang?" ucap Tuan Seo. "Aku punya alasan tersendiri untuk hal itu. Jika Anda ingin bekerja sama, Saya akan terbuka, tapi jika ingin menghalangi Saya, lebih baik lupakan saja," ucap Senna dengan santai. Tuan Seo merenung sejenak sebelum menjawab, "Senna, saya akan mempertimbangkan tawaran Anda. Tapi saya ingin mendapatkan jaminan bahwa rencana ini akan berjalan sesuai yang Anda janjikan. Aku tidak ingin mendapatkan kerugian jika sampai ayah dan suamimu tahu ini."Senna mengangguk setuju, "Saya akan pastikan Anda tidak akan Kehilangan banyak. Tuan Seo, lebih baik, anda pikirkan keutungan ini saja sebagai bahan pertimbangan. Kita harus bergerak cepat sebelum mereka semakin kuat."Tuan Seo mengangguk, "Kau benar, jadi apa rencanamu?."Senna mulai menjelaskannya.*** Senna kembali ke kantor, ketika dia masuk ke dalam ruangannya, Evander tiba-tiba mencengkeram bahunya dan mendorongnya ke tembok. "Apa-apaan ini, Evander?""Tida
Evander duduk terdiam di tempat tidur. Seorang pelayan datang mendekat dengan ragu. "Permisi, Tuan Muda. Evander menoleh ke arah pelayan itu. "Siapa kau?" tanya Evander dengan dingin. "Saya adalah orang yang merawat Anda selama 2 hari Anda tidak sadarkan diri.""Apa? Dua hari? Lalu, di mana Belinda?" Pelayan itu terlihat ragu, lalu menoleh ke arah pengawal yang tidak jauh darinya. "Tuan Qin, maaf menyampaikan hal ini, tapi...kami masih belum menemukan keberadaannya, tapi ada kemungkinan dia sudah meninggal.""Apa maksud perkataanmu itu? Jangan mengatakan omong kosong!" Evander marah besar. Ponsel Evander tiba-tiba saja berdering. Dia segera mengambil ponsel dengan tubuhnya yang saat ini melemah. "Ada apa?""CEO Qin, ini gawat. Orang-orang dari kantor pajak tiba-tiba mencari mu.""Untuk apa mereka datang? Bukankah aku tidak pernah melakukan kesalahan dalam hal pembayaran pajak?" Evander sangat yakin, dia sudah cukup teliti menyembunyikan asetnya yang lain agar tidak terdeteksi."Say
"Kau harus membantuku untuk memulihkan reputasiku!" pinta Evander .Orang didepannya justru menunjukkan senyum. "Kenapa aku harus melakukannya? Ini kesalahanmu sendiri!""Senna Zhang, kau juga pernah mengelola asetku. Kau juga terlibat dalam hal ini."Senna tertawa keras, "Aku tahu kau akan menyeretku itulah kenapa aku membuat surat perjanjian ini!" Senna menunjukkan surat perjanjian mereka yang telah ditanda tangani oleh Evander. "Kau tidak akan mengingkari ini, kan? Aku juga sudah melegakannya.""Oh, jadi ini rencanamu? Jangan katakan bahwa sebenarnya kaulah yang telah menjebakku?" Evander menunjukkan kemarahannya."Itu tidak penting!" Senna melempar sebuah dokumen ke arah Evander. "Apa ini?""Surat perceraian! Tanda tangani itu segera!" perintah Senna. Evander terkejut, "Apa maksud semua ini, Senna? Aku tidak akan menandatanganinya!"Senna tersenyum sinis, "Kau tidak mau tanda tangan? Tidak masalah, aku punya cara untuk tetap bercerai denganmu."Evander terdiam sejenak, "Kau bena
Senna memandang sepupu Evander dengan tajam, "Aku tidak masalah dengan pernikahan, asalkan kau siap untuk aku singkirkan seperti sepupumu itu.""Hei, apa kau memiliki kebiasaan seperti itu? Jika begitu tidak akan ada yang akan menikah denganmu.""Itu pilihanku sendiri, apa urusannya denganmu. Dengar ini! Jika kau tidak melakukan apa yang aku inginkan, aku bisa juga mendepakmu dan menguasai perusahaan sendirian," ucap Senna tegas."Senna, kau begitu sombong. Saat keluarga Zhang hancur maka kau akan menyesal telah menolak tawaranku dan aku tidak akan memberikan--""Kau tidak mau memberikan saham padaku? Baiklah, bersiaplah untuk kehancuran yang lebih besar sampai perusahaan keluarga kalian tidak bisa bangkit lagi!""Hei, jangan begitu! Baiklah! Aku akan melakukan apa yang kau inginkan.""Kenapa kau tidak mengatakannya dari tadi. Kau harus cepet mengurus semuanya." Senna kemudian berdiri dan meninggalkan pria itu. Saat Senna keluar, seseorang tiba-tiba menarik tangannya yang membuatnya
Selama sebulan ini, Senna telah mempersiapkan segalanya untuk pembalasan kedua. Kini, dia sudah hampir sampai pada tujuannya. Tuan Zhang tiba-tiba datang mendobrak pintu. "Senna Zhang, apa-apaan ini? Kau ingin mengadakan rapat untuk menyingkirkanku?" "Bagaimana bisa aku menyingkirkan Papa? Selama ini aku bahkan selalu tunduk pada Papa. Kenapa Papa tidak tanyakan hal ini pada Paman? Pamanlah yang telah mengatur semua ini. Bukankah Paman adalah ketua dewan direksi." Tuan Zhang mengepalkan tangannya. "Tidak mungkin saudaraku akan melakukan ini. Senna, dengarkan aku, bahkan jika aku disingkirkan, kau harus tetap membantuku untuk bertahan. Jika perlu, tolak posisi sebagai CEO dan katakan bahwa kau sudah puas dengan posisi sebagai presiden pelaksana! Jika kau berani macam-macam, awas saja kau!" Tuan Zhang pergi dengan dipenuhi oleh kemarahan. Senna justru menunjukkan senyum licik di bibirnya. "Papa, kau bisa bertindak dominan untuk saat ini, tapi kau tidak akan bisa mengaturku lagi setel
""Evander Qin, kau benar-benar licik. Bagaimana kau mendapatkan rekaman ini?" Senna merasa terkejut. Dia yakin bahwa dirinya berada di tempat yang aman. Bagaimana bisa hal ini bocor. Evander Qin tersenyum misterius. "Tidak ada yang tidak bisa aku lakukan jika aku mau. Kau tahu, informasi ini akan menghancurkanmu. Kau tidak punya pilihan selain melakukan apa yang aku inginkan!"Senna merasa tertekan, tetapi dia tidak mau tunduk pada Evander. "Tidak. Aku tidak mau menurutimu.""Baiklah. Aku akan masuk ke dalam dan membongkar semuanya. Bukankah sebentar lagi voting akan dimulai? Bersiaplah untuk Kehilangan posisimu!" Evander menujukkan senyum licik di bibirnya. Pria itu melangkah, tetapi Senna menahan tangannya. "Baiklah, aku akan melakukannya. Apa yang kau inginkan? Apa kau ingin aku membantumu kembali ke perusahaanmu atau kau ingin semua asetmu?""Bukan itu yang aku inginkan darimu. Aku dapat mengambil semua itu sendiri." "Cepat katakan! Jangan membuang waktuku.""Aku ingin kau memb
Senna menatap pria itu dengan tatapan tajam. "Apa mungkin kau dan Evander...."Pria itu tertawa lembut. "Nyonya Senna, kau sepertinya akhirnya menyadarinya."Senna mencoba mengendalikan kemarahannya. "Tuan Seo, apa kau juga yang merekam percakapan kita lalu memberikannya pada Evander?"Pria itu mengangguk. "Ya, anak baptisku memintanya. Bagaimana bisa aku menolaknya?"Senna merasa kesal, "Ternyata kalian berdua telah menjebakku!"Senna sedikit bersyukur karena tidak terlalu bergantung pada Tuan Seo untuk menghancurkan Evander. Pantas saja pria ini begitu lambat saat Senna meminta bantuan tentang hal itu. Namun, ini tidak mengurangi kemarahannya. "Nyonya Senna, jika kau ingin menghancurkan ayahmu. Gunakan saja Evander. Jika kau menjadi istri yang baik dan mendapatkan cintanya, maka dia akan membantumu untuk mendapatkan apapun!""Tuan Seo, itu hal yang sia-sia. Aku tidak berbakat untuk merayu," ucap Senna. Tuan Seo menunjukkan seringai. "Benarkah? Bukankah kau berhasil merayu Yan sam
Evander tersenyum sinis mendengar komentar Senna. "Jika aku ingin membunuhmu tidak mungkin di tempat seperti ini. Cepat keluarlah!" Evander keluar dari mobil terlebih dahulu. Senna dengan ragu membuka pintu mobil. Angin malam berdesir menyapu kulitnya. Bulu kuduknya merinding saat Evander melangkah ke sebuah gedung. Helaan nafasnya begitu berat antara lega karena ada seorang resepsionis di gedung ini dan juga gugup karena memikirkan apa yang akan Evander lakukan di tempat seperti ini. Evander menggenggam tangan Senna. "Ayo, aku sudah memesan kamar untuk kita berdua.""Evander, apa kau yakin akan menginap di hotel kecil ini? Lebih baik kita pulang saja ke ibu kota. " ucap Senna berbisik. "Apa kau tidak takut, bisa saja ada roh roh halus penunggu hotel ini.""Kau terlalu banyak menonton film horor. Tenang saja, tidak akan ada sesuatu yang terjadi. Lebih baik kita menginap. Hari sudah larut, kau tidak ingin mengalami kecelakaan karena harus berkendara jauh dengan mata mengantuk, kan?"