Sepulang dari taman hiburan, wajah Edi terlihat lebam dengan luka memerah dan bengkak. Matanya sedikit membengkak, bibirnya robek, dan darah mengering di beberapa bagian wajahnya. Meskipun kondisinya menyedihkan, yang jelas terlihat adalah ekspresi gembira dan bersemangat yang menyala di matanya. Selama tiga tahun lamanya, Adit, putranya, telah menderita kelainan sumsum tulang belakang yang kompleks bernama Syringomyelia. Tidak satupun dokter atau rumah sakit yang mampu menyembuhkannya, bahkan para pakar pengobatan di Amerika pun hanya mampu meredakan gejala yang dialami Adit."Bastian!" panggil Edi.Seorang pria berjas hitam dengan gaya rambut klimis berjalan menghadap Edi dan menundukkan badannya 45 derajat. "Siap Tuan, ada yang bisa saya bantu?"Cari informasi mengenai Ryan Santoso! Dia adalah Bos Besar Geng Viper yang baru. Aku mau malam ini informasi tersebut ada di meja saya!" ujar Edi dengan suara tegas namun penuh urgensi."Baik Tuan, segera saya laksanakan," jawab Bastian, s
Tiba di depan rumah Ryan, Bastian memarkirkan mobil BMW 740Li milik Edi dan segera membukakan pintu Bosnya. Ia kemudian membawakan semua barang yang dibeli Bosnya tadi sembari menemani Edi berjalan masuk ke pekarangan rumah.Edi mengetuk pintu, dan tak lama kemudian, seorang wanita cantik berusia 40-an membukanya dengan senyuman ramah di bibirnya. Edi sedikit tertegun melihat betapa cantiknya wanita paruh baya itu.“Cari siapa, Pak?” tanya wanita itu dengan ramah. “Tuan Ryan ada, Bu?” tanya Edi sambil melemparkan senyuman kepada wanita itu.“Iya, silakan masuk,” ucapnya kemudian masuk ke dalam dengan langkahnya diikuti Edi. Bastian mengikuti mereka berdua seraya menjinjing tas belanjaan di kedua tangannya. Edi dan Bastian kemudian duduk di sofa ruang keluarga setelah dipersilahkan.Kemudian wanita itu masuk ke dalam hendak memanggil Ryan yang sedang berada di dapur. Ketika Ryan keluar dan melihat Edi, wajahnya tampak garang dan tidak senang dengan kehadiran tamu yang tak diundang. "
Api hijau yang tenang muncul di telapak tangannya, memancarkan cahaya yang memenuhi ruangan. Cahaya hijau itu seolah-olah membawa harapan dan kedamaian, menghilangkan ketegangan yang ada.Dengan penuh keahlian, Ryan membentuk api hijau tersebut menjadi jarum akupuntur. Jarum ini tidak hanya terlihat nyata, tetapi juga mengandung getaran energi penyembuhan yang begitu kuat. Dengan gerakan yang lembut, ia mulai menusukkan jarum-jarum tersebut pada titik-titik acupoint di punggung Adit.Setiap tusukan jarum terasa seperti sentuhan lembut yang langsung menghubungkan Adit dengan aliran energi Qi. Adit merasakan sensasi hangat dan mengalir dalam tubuhnya, seolah-olah ada aliran kekuatan yang menelusuri setiap serat tubuhnya. Rasa sakit yang tadi begitu kuat perlahan mereda, dan ia merasakan perasaan rileks yang luar biasa.Ryan sangat teliti dalam memilih titik-titik acupoint yang akan ditusukkan. Ia mengarahkan jarum akupuntur dengan presisi yang luar biasa, menemukan titik-titik yang berh
Suasana di ruangan semakin tegang saat Ryan berkata, "Persyaratan saya cukup sederhana. Saya hanya meminta Anda untuk memberi saya mobil Ferrari 250 GTO 1962, rumah di daerah elit Surabaya, dan uang tunai sebesar sepuluh miliar rupiah."Dengan nada yang tetap tenang, namun penuh dengan kepastian, Ryan menambahkan, "Ingat kata-kata saya, jika Anda tidak mampu memenuhi semua ini, maka jangan pernah berharap untuk mendapatkan bantuan lebih lanjut dari saya."Bagi Edi, permintaan Ryan terdengar seperti petir di siang bolong. Matanya melebar tak percaya saat ia mencerna semua kata-kata yang baru saja didengarnya. Mobil Ferrari 250 GTO 1962, kendaraan langka yang memiliki hanya 32 unit di seluruh dunia. Harganya mencapai angka yang begitu fantastis, sekitar 542 miliar rupiah. Ini adalah permintaan yang luar biasa sulit untuk dipenuhi.Sedangkan permintaan mengenai rumah mewah di daerah elit dan uang sepuluh miliar rupiah, mungkin terdengar lebih masuk akal dibandingkan dengan mobil Ferrari y
Ryan, Edi, dan Bastian pun tertawa riang melihat kepolosan Alena. Ryan kemudian memberikan penjelasan singkat tentang apa itu sekolah dengan penuh kesabaran.Setelah beberapa menit mendengarkan penjelasan Ryan, mata Alena mulai berbinar-binar. "Ayah, Alena mau pergi ke sekolah!""Besok ya Nak," Ryan mengusap-usap rambut Alena dan berkata, "Jadi, Alena besok harus bangun pagi ya."Alena dengan antusias menjawab, "Baik Ayah!"Dengan rencana sudah dibuat, diputuskan bahwa esok harinya Ryan dan Edi akan pergi ke TK LionKing bersama anak-anak mereka untuk mengikuti uji coba kelas.Setelah itu, Edi pamit pulang sambil memeluk Adit yang sudah tertidur pulas. Ia memiliki perasaan campur aduk, antara harapan akan masa depan yang lebih baik dan kekhawatiran tentang apa yang akan terjadi selanjutnya.Keesokan harinya, Ryan dan Alena berangkat menuju TK LionKing menggunakan layanan taksi online. Ketika mereka tiba di depan gerbang sekolah, mata Alena terbuka lebar melihat keindahan dan kemegahan
Ryan, Edi, Alena, dan Adit berjalan bersama, dipimpin oleh guru cantik yang memperkenalkan dirinya sebagai Lisa. Dengan senyuman hangat, Lisa memulai perjalanan mereka untuk menjelajahi fasilitas mewah yang ada di TK LionKing.Pertama-tama, mereka mengunjungi perpustakaan yang begitu luas dan indah. Rak-raknya dipenuhi dengan berbagai jenis buku, mulai dari cerita anak-anak hingga ensiklopedia. Di sela-sela rak, terdapat ukiran kayu halus bergaya Perancis yang menghadirkan kesan elegan. Lisa, dengan penuh semangat, menjelaskan, "Ini adalah perpustakaan kami, tempat yang menawarkan dunia pengetahuan kepada siswa-siswi kami. Mereka dapat menemukan jawaban atas rasa ingin tahu mereka di sini," ujarnya sambil mengangkat buku berjudul "Angka dan Hewan".Setelah itu, mereka bergerak ke area lapangan olahraga yang mengesankan. Terdapat lapangan rumput yang luas dengan fasilitas seperti lapangan sepak bola, lapangan basket, dan lapangan tenis. "Lapangan ini adalah tempat siswa kami mengembang
Atas pengaturan Edi, Ryan akhirnya dapat bertemu dengan orang yang bertanggung jawab atas semua makanan yang dihidangkan di kantin. ‘Ini!’ Mata Ryan sedikit terbelalak begitu melihat sosok di balik semua makanan yang ada di kantin. Di depan Ryan, berdiri seorang pria tua dengan rambut dan jenggot putih. Walau tubuhnya terlihat tua renta, namun dengan mata batinnya, Ryan dapat melihat energi Qi yang sangat kaya dalam Dantian-nya.'Tidak salah lagi, dia seorang Grand Master!' Ryan bergumam dalam hati, 'Bahkan jumlah Qi di dalam tubuhnya jauh di atasku! Kemungkinan besar dia hanya setengah langkah dari Great Grand Master, eksistensi terkuat di dunia ini!'"Anak muda, ada urusan apa kamu ingin bertemu pria tua ini?" tanya pria tua itu dengan wajah cemberut. Jelas ia merasa terganggu ketika ada seseorang yang menemuinya di saat sedang bekerja."Maaf telah mengganggu Kakek. Saya hanya ingin bertemu dengan orang yang membuat makanan selezat ini. Saya benar-benar kagum dengan masakan Kakek.
Ryan dan Kakek Liong telah bersiap untuk bertarung, di mana udara penuh dengan tegangan yang tak terucapkan. Mata mereka saling memandang, mengeluarkan aura yang kuat dan tajam. Pertarungan ini bukan hanya fisik, tetapi juga perang kekuatan antara seorang Kultivator Qi Gathering Puncak dengan Grand Master Bela Diri yang tangguh.Sebelumnya, Kakek Liong telah memasang pelindung, agar kekacauan yang mereka buat tidak mengganggu orang lain. Pelindung ini memiliki efek untuk mencegah kekuatan yang mereka lepaskan keluar dari area yang ditentukan, dan juga untuk menghalangi orang lain melihat pertarungan mereka, terkecuali Edi.Saat ini, suasana di antara keduanya menjadi sunyi, hanya ditemani desiran angin yang berbisik sebagai pelipit perang. Tak lama kemudian, Ryan memulai dengan perlahan, melambaikan tangannya ke udara. Dan tiba-tiba, Api Lotus Hijau pun muncul dengan cemerlang dari telapak tangannya. Api hijau itu tumbuh membesar dengan cepat, membentuk pelindung seperti perisai yang