Wanita berambut panjang tersebut terkejut dengan cengkraman kuat itu. Ia kemudian menoleh dan melihat Ryan yang entah sejak kapan muncul di sampingnya. 'Apa aku ketahuan?' batinnya.Wanita berdandanan seronok tersebut segera menyembunyikan kegelisahannya dan tersenyum centil, "Apakah Tuan berminat menggunakan jasa saya?"Mendapat tatapan menggoda tersebut, ekspresi Ryan sama sekali tidak berubah. "Apa kau akan menghubungi Noreaksey?""A-apa maksud Tuan? Siapa Noreaksey?" ucap wanita tersebut pura-pura tidak tahu."Hee …" Ryan tersenyum dan berkata, "Tidak ada yang bisa berbohong di depanku."Sophea merintih kesakitan saat cengkraman tangan Ryan semakin erat. Pada saat yang sama, Ryan juga menyuntikkan energi Qi-nya ke dalam tubuhnya. Energi Qi yang masuk ini menciptakan sensasi sakit yang tajam dan menusuk, membuatnya hampir tidak bisa bernafas. Tatapannya penuh ketakutan dan kepanikan, tapi Ryan hanya menatapnya dengan mata dingin, tanpa belas kasihan."Katakan padaku, siapa kau seben
Ryan berhenti dan mendekati mobil itu dengan hati-hati. Saat dia membuka pintunya, dia terkejut melihat dua orang wanita dan dua orang pria terikat dan terbungkus kain di dalamnya. Wanita-wanita itu terlihat ketakutan, sedangkan pria-pria itu tampak lemas dan tidak sadarkan diri. Ryan dengan cermat melepaskan mereka dari ikatan mereka. "Sudah aman sekarang," ucap Ryan dengan senyum hangat. "Kalian baik-baik saja?"Keempat orang tersebut mengangguk dengan sedikit ragu. Salah satu wanita bertubuh pendek dengan rambut sebahu kemudian berkata dengan nada penuh terima kasih. "Terima kasih Mas telah menyelamatkan kami." "Perkenalkan, namaku Winnie, dan di sebelahku ini Ratna, Chandra, dan Laksmana," ucapnya sembari menunjuk ke teman-temannya yang masih dalam keadaan sedikit terkejut."Terima kasih Mas," sahut Ratna, Chandra, dan Laksmana sembari menundukkan kepalanya."Tidak masalah, kebetulan saja aku sedang punya masalah dengan Geng Black River. Dari nama kalian, apakah kalian turis as
Kota Phnom Penh, ibukota Kamboja, semakin tenggelam dalam kegelapan malam yang pekat. Di balik tirai malam, rahasia-rahasia gelap dan kisah-kisah kelam mungkin takkan pernah terungkap sepenuhnya. Di bawah cahaya remang-remang lampu jalan yang redup, sebuah kelompok kecil melintasi jalan-jalan kota yang semakin sepi, membawa beban cerita masing-masing dalam hati.Arunny, wanita muda dengan mata berbinar dan tekad yang teguh, memimpin langkah mereka dengan langkah pasti. Di sekelilingnya, Ryan dan keempat turis yang menjadi korban penculikan sebelumnya, mengikuti langkahnya dengan hati-hati. Kota ini tak sama seperti kota yang pernah mereka lihat sebelumnya; ini adalah wajah gelap yang mungkin tak terlihat oleh para wisatawan yang datang untuk menikmati kemegahan sejarah dan keindahan arsitektur.Mereka melangkah melewati gang-gang sempit yang kelam dan gelap. Bangunan-bangunan kumuh berjejer di kedua sisi, dengan dinding-dinding yang terlihat lapuk dan lelah. Lampu-lampu temaram yang t
Keesokan harinya, sinar matahari yang lembut menyelinap masuk ke dalam kamar hotel yang Ryan tempati. Ini adalah kamar hotel yang sangat mewah, karena kamar yang Ryan tempati saat ini adalah kamar bertipe President Suite, tipe tertinggi dna termewah di hotel Hyatt ini Saat Ryan masih terlelap dalam tidurnya, suara ketukan lembut terdengar dari pintu kamar. Menggosok matanya, Ryan menggeliat dan segera bangun, berjalan menuju pintu untuk membukanya. Dari balik pintu, Ryan menemukan dua wajah tersenyum yang familiar."Winnie, Ratna? Selamat pagi!" sapa Ryan dengan suara sedikit serak karena tidurnya. Namun, senyuman hangat langsung terpancar di wajahnya ketika ia melihat dua mahasiswi cantik itu berdiri di ambang pintu."Selamat pagi, Ryan!" Winnie menjawab dengan penuh semangat. Suaranya yang riang memecah keheningan pagi di dalam kamar. "Kami berpikir mungkin kami boleh bermain-main mengunjungi kamarmu?"Ryan mengangguk sambil tersenyum, mengundang keduanya untuk masuk. Mereka berdua
Ryan memandang pria itu dengan penuh kewaspadaan. "Siapa kamu?"Pria itu hanya tersenyum, namun tatapannya tetap tajam. "Namaku Meaker. Aku adalah seorang Evolver, seseorang yang memiliki kemampuan khusus."Pernyataan tersebut membuat Ryan menaikkan alisnya. "Kemampuan khusus? Apa yang kamu maksud?"Meaker mengangkat tangannya dan tanpa suara, tiba-tiba bayangan tubuhnya terlihat mengelilingi dirinya. Ia seperti menghilang di tengah kegelapan.Melihat kemampuan dan aura yang dikeluarkan Meaker, Ryan menjadi yakin, bahwa obat yang dikatakan Sorya sebelumnya adalah obat yang dapat membangkitkan Kemampuan Khusus dan membuatnya menjadi Evolver."Dengan kemampuanku, aku bisa bergerak bebas dalam bayangan," ucap Meaker, suaranya terdengar seperti berbisik di angin malam.Ryan sedikit merasa terkejut dengan kemampuan itu. Akan tetapi, Ryan berusaha untuk tetap tenang. "Lalu, Kenapa kamu ada di sini? Apa yang kamu inginkan?"Meaker melangkah maju, menimbulkan efek menghilang dan muncul dalam
Kapal Kargo Sungai Tipe Flat Deck Barge telah dimodifikasi menjadi markas rahasia Geng Black River. Hal ini membuat suasana di dek bawah, begitu kontras dengan yang ada di atas. Jika dek atas kapal terasa sunyi dan sepi, hanya dipenuhi dengan tumpukan kontainer sebagai penyamaran, maka di dek bawah terasa begitu hidup dan kacau. Begitu Meaker dan Ryan melangkah masuk, atmosfer berubah drastis.Di dalam dek bawah kapal yang terang, kekacauan dan kemerosotan moral tampaknya menjadi norma. Anggota Geng Black River mengabaikan semua batasan etika dan rasa kemanusiaan. Tawa nyaring dan kebisingan dari berbagai suara mengisi ruangan dengan atmosfer yang tak tertahankan. Deru musik keras berasal dari sudut ruangan, di mana anggota Geng Black River berdansa dan minum-minum. Rokok dan alkohol mengisi udara dengan aroma tajam yang sulit dihindari. Beberapa dari mereka, yang sudah terlalu banyak mengonsumsi alkohol, memancarkan aura kegilaan yang membuatnya sulit untuk membedakan antara kenyata
"Aku sudah dengar dari Meaker, bahwa kamu ingin bersumpah setia padaku, apa itu benar?" tanya pria dengan setelan jas abu-abu itu.Ryan tersenyum dengan sopan. "Benar Tuan, dan sebagai tanda keseriusan saya, saya mempersembahkan Pil Pemulih Qi ini," ucapnya sembari mengambil sebuah botol kaca kecil dari sakunya, dan meletakkannya di meja kerja.Rithisak kemudian mengambilnya dan mengamati pil dalam botol kaca tersebut. Ia lalu membuka tutup botolnya, mencoba mencium aroma pil tersebut. Aroma harum disertai energi Qi menyeruak memasuki indra penciuman Rithisak. Ia cukup terkejut dengan tingginya kualitas pil tersebut."Dari mana kamu mendapatkannya?" tanya Rithisak dengan tatapan tajam.Suasana ruangan kembali menegang. Akan tetapi, Ryan tampak tidak terpengaruh dengan tekanan ini. "Saya membuatnya sendiri.""Apa?! Kau membuatnya sendiri!" Rithisak langsung berdiri dan menggebrak mejanya. "Kau seorang Tabib?"Ryan mengangguk seraya tersenyum. "Tapi aku lebih suka jika disebut sebagai A
Di tengah kerumunan, sekelompok pria yang tampaknya lebih tua dan memiliki aura yang kuat berdiri di barisan depan. Ini adalah para ketua regu Geng Black River, yang telah memimpin pasukan mereka dalam berbagai aksi kriminal dan pertempuran.Salah satu dari mereka, seorang pria berjanggut dengan rambut kepala yang hampir botak, melangkah maju. "Apa maksud semua ini, Bos? Apakah Bos benar-benar berpikir bahwa anak ini bisa menjadi supervisor kami?" ucapnya dengan suara yang penuh dengan sinisme.Rithisak menatapnya dengan dingin. "Tidak ada yang dapat mengubah keputusanku, Khaosan. Lagipula, aku mengangkatnya karena dia memang memiliki kemampuan yang dibutuhkan Black River."Khaosan menghentakkan kakinya di lantai, menunjukkan rasa tidak puasnya. "Kemampuan? Apakah Bos benar-benar berpikir bahwa seorang pemuda lemah seperti dia bisa berdiri di samping kami? Ini terlihat seperti sebuah lelucon, Bos!"Anggota lainnya berteriak setuju, dan sebagian lainnya hanya menganggukkan kepala. Pena