Share

Serbuk Bunga Iblis

17.40 WIB

JD menghentikan mobilnya di kawasan cukup padat penduduk. Setelah turun dan mengawasi sekitar, ia masih harus berjalan kaki demi mencapai satu tempat.

Beberapa anak kecil berlarian, meski langit hampir gelap. Terlihat mereka masih enggan pulang ke rumah masing-masing. Dari kejauhan, terdengar panggilan dari wanita yang JD yakini adalah salah satu dari ibu mereka.

Menit berlalu, jalan yang JD tapaki semakin sempit. Sepatu dengan hak sepuluh sentimeternya cukup membuat kaki jenjang itu pegal. Kini ia memasuki area yang lebih padat. Terdapat berjejer toko-toko dan kedai yang sebagian telah tutup.

Wanita yang tengah mengenakan kacamata dan rambut diikat rapi itu menuju satu titik di mana salah satu toko sederhana masih buka. Suara lonceng kecil, penerangan lampu lima watt dan aroma pengap menyambutnya begitu masuk.

"Maaf, kami sudah tutup," ujar remaja laki-laki kisaran enam belas tahun tanpa melihat JD. Netra dan tangannya fokus pada beberapa lembar rupiah yang lusuh.

"Di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status