Tiba-tiba kedengaran suara seorang ibu tua memanggil-manggil. Semestinya, orang yang pantas untuk dipanggil demikian adalah Fang Fenglei atau Lai Chun Ho.Akan tetapi secara mengejutkan, ibu tua yang mulai bongkok itu berjalan buru-buru mendekat pada Xiao Mei dan Gao Tian.“Tuan Muda …!”Sebetulnya Gao Tian juga Xiao Mei telah mendengar suara ibu tua tersebut memanggil-manggil. Akan tetapi, keduanya mengira ia memanggil si Kakak Pertama.Namun ternyata, ia mendatangi Gao Tian hingga meraih dan menarik baju murid Tujuh Bintang Kejora tersebut.“Tuan Muda Gao …!”Sontak, Gao Tian menoleh ke belakang. Wanita tua yang ia terka mungkin sudah berada di atas 80 tahun malahan mungkin 90-an itu menatap tersenyum padanya.Bukan senyum biasa. Dia memandang Gao Tian bak melihat cucunya sendiri, begitu penuh welas asih bahkan riang.“Tuan Muda Gao, aku sudah melihatmu dari kejauhan sejak tadi, ini
“Sembarangan bagaimana maksudmu?!” balas si nenek cuek.Dia terlihat tersenyum lega malahan girang. Seolah, dia merasa puas. Karena, selesai melakukan tugasnya dengan baik. Sudah mulai bungkuk, dia masih berjalan penuh kepercayaan diri. Malahan, gagah walau lambat.“Nenek menyebut pendekar muda Bintang Kejora itu sebagai Tuan Muda Gao di hadapan Nona Su dan Tuan Muda Fang. Aku hanya khawatir, mereka berdua merasa tersinggung karena ada rakyat biasa yang disebut demikian,” ujar sang cucu lagi.“Rakyat biasa? Dia bukan warga sipil, cucuku. Tuan Muda Gao merupakan saudara sumpah mereka sejak ribuan tahun. Tak mungkin mereka merasa demikian. Lagi pula, anak itu memang adalah seorang Gao!”Walau merasa neneknya bertingkah agak aneh, sang cucu tersenyum jenaka. Menurut dia, neneknya memang melakukan hal yang lucu.“Bagaimana bisa Nenek merasa yakin bahwa dia adalah seorang Gao?” tanya si cucu. Wajahnya menjadi kocak karena ingin mencandai neneknya.“Wajahnya. Aku dapat memastikan. Pahatan t
“Jurus Cakar Api Beracun!” Pemuda itu bersuara lantang sembari menghentakkan lengan kanannya. Jemarinya yang laksana ingin mencakar, mendarat tepat di dada Gao Tian lalu melakukan gerakan meremas. Deps …! “Ghukh …!” Tidak dapat mengelak dari serangan lawan, serta-merta Gao Tian terpukul mundur. Sempat melangkah beberapa kali, akhirnya ia jatuh terjerembab di tanah. Gao Tian berusaha untuk bangkit namun dadanya terasa panas. Napasnya pun menjadi berat. “Hufffth … hufffth …!” Gao Tian berusaha mengatur napas. Jika dia tidak dapat mengendalikan teknik pernapasannya, dirinya tidak dapat mengerahkan qi dengan baik. Lawan melangkah mendekati Gao Tian dengan mengangkat dagu. Kedua tangannya bersilang di belakang. “Kenapa, Gao Tian? Kamu baru menyadari bahwa dirimu tidak sekuat yang kamu kira? Kamu melakukan kesalahan. Mengapa berguru di Tujuh Bintang Kejora? Sekte itu hanya bagi mereka yang memiliki bakat kekuatan spiritual yang tinggi. Bukan untuk orang lemah seperti kamu!” Seraya m
Gao Tian melangkah berhati-hati karena dirinya enggan sial untuk yang kesekian kali. Dia menelusuri lorong gua yang landai.“Ah, ya. Siapa tahu, di sini aku menemukan sebuah pedang sakti …, atau pisau, tongkat sekalipun tak mengapa. Asal bisa membuat diriku memiliki kekuatan yang dahsyat. Sehingga, aku dapat membutikan pada Xiao Mei bahwa aku—”Turun mengulir dua kali, Gao Tian tiba pada dasar gua. Ia terdiam, tatkala melihat ada sebuah undakan dengan batu layaknya nisan tertanam di atasnya.“I-ini … makam …?”Dalam hatinya Gao Tian bertanya-tanya. Penasaran, ia terus mendekat pada makam yang ada di hadapannya.Tidak ada ukiran atau tulisan apapun pada batu yang tampak seperti nisan yang sudah sumbing di beberapa bagian karena dimakan oleh waktu itu.“Siapa orang yang dimakamkan di sini? Orang kayakah ... atau, seorang pendekar! Mungkin saja, di dalamnya terdapat …”Belum juga Gao Tian selesai mengucapkan kata-katanya, dia merasa kepalanya berat dan disergap oleh kantuk yang sangat. S
Aneh, pikir Gao Tian saat mendengar perkataan Xuanwu. Tetapi sekali lagi, dia masih ragu perjumpaannya dengan lelaki itu riil. Namun, dia berucap singkat.“Baik, Tuan Xuanwu.”Jawaban Gao Tian membuat Xuanwu kembali tersenyum sangat tipis. Selanjutnya, mereka melakukan apa yang diminta oleh lelaki dengan rambut panjang molek tertata dengan aksesoris cantik tersebut.Keduanya bertukar piring. Lengan mereka telah terbelit satu sama lain. Sebelum saling menenggak darah, Xuanwu kembali berkata.“Bersiaplah untuk menjadi yang terkuat, Gao Tian.”“Terima kasih untuk bantuanmu, Tuan Xuanwu,” balas Gao Tian.Bagai sudah saling tahu, dengan kompak Gao Tian dan Xuanwu menuangkan darah yang berada dalam piring mereka ke dalam mulut.Sebetulnya apa yang mereka lakukan adalah budaya wajar bagi dua orang yang tidak memiliki hubungan apapun, ingin menjalin sumpah persaudaraan.Xuanwu berujar dalam hati. “Anak bodoh. Dia mau melakukan apa saja demi menjadi kuat. Jika penyatuan ini gagal, dia bisa mat
Empat orang berpakaian hitam juga merias wajah mereka melesat dari pohon ke pohon. Dua diantaranya mendarat dekat Gao Tian dan lanjut berlari kencang ke arah dia.“Minggir, bocah!”Buk!Buk!Salah satu dari orang berkedok itu mendorong Gao Tian. Sehingga, tubuhnya tersontong dan yang satu lagi menabraknya.Bluk!Serta-merta, baik Gao Tian dan orang yang beradu dengannya terjatuh. Gao Tian masih terbaring di tanah, sedangkan pria yang bertabrakan dengannya langsung bangkit.“Anak berengsek, kau menghalangi jalanku!”Tanpa bersuara, Gao Tian mengeluh. Alangkah tidak beruntungnya dia hari itu. Setelah dihajar oleh Liu Tong hingga meriang, dia nyaris kehujanan.Tidak cukup sampai di situ, dirinya hampir saja terkubur dalam sebuah gua. Kini, sekelompok orang membuat ia kembali terjerembab di tanah.Kembali bangkit berdiri, Gao Tian berucap, “Maafkan aku, paman-paman. Aku tidak melihat …”“Kau taruh di mana matamu itu, hah …?!” bentak orang yang dibuat jatuh oleh Gao Tian, tanpa menunggu la
Di kursi kebesarannya, Xuanwu berucap. Ia masih duduk bergeming dengan gayanya yang santai. Senyum tipis miring menghiasi wajahnya.Sedangkan dalam benaknya, Gao Tian terheran-heran. “Sudah barang tentu bukan aku yang melakukan hal barusan. Yang dapat berbuat seperti itu hanyalah …”“Inilah saatnya bagimu untuk mempelajari ilmu spiritual, Gao Tian.”Terjadi kontak antara Xuanwu dengan Gao Tian. Seolah, mereka dapat mengatur sendiri. Kapan saat bagi mereka berdua untuk saling berkomunikasi, kapan tidak. Sekarang suara Xuanwu terdengar dalam batin Gao Tian.“Ap-apa yang harus aku lakukan, Tuan Xuanwu?” balas Gao Tian tanpa bersuara. Meski demikian, saat itu suara hatinya terhubung dengan si Raja Iblis.“Untuk saat ini? Pokoknya, kerahkan saja ilmu bela dirimu yang … ya …, lumayan itu. Biar aku yang beraksi. Tapi, aku akan memberitahu apa yang mesti kamu lakukan. Apakah kau mengerti?” Xuanwu menjawab mengunakan suaranya yang tenang lagi dalam.“Ba-baik. Aku paham.”“Sekarang bersiaplah.
“Ap-apa …?!” Gao Tian spontan membalas ujaran Xuanwu.Membuat mimik keheranan namun tetap tenang di tempat ia duduk, Xuanwu menyambut, “Aku bilang: bunuh … mereka … semua,” katanya lambat bemaksud memperjelas.Untuk sejenak, Gao Tian memandangi lawan-lawannya yang tergolek. Dampak dari serangan ilmu spiritual yang terutama sudah pasti membuat tubuh seseorang terasa lemas. Disusul sakit-sakit pada tulang juga kepala, hingga keram pada titik yang terkena hantaman.Jika kekuatan spiritual yang diterima lebih kuat dari yang dimiliki seseorang, mereka dapat pingsan seketika. Dalam pengerahan yang lebih tinggi, tentu saja bisa mematikan.Tampak jelas, semua musuh Gao Tian sudah tidak berdaya. Keempat laki-laki bertata rias wajah tengkorak tersebut hanya mampu mengerang-ngerang setelah merasakan betapa kuatnya hantaman lawan.“Mereka semua sudah tidak berdaya, Tuan Xuanwu. Sepertinya, aku tidak perlu membunuh mereka,” tentang Gao Tian lugu.Seta-merta, Xuanwu yang masih duduk dengan pose sep