Ep 108. Tiba di dunia dewa
Di dalam kamar terlihat semua orang berkumpul, mereka melihat keadaan immortal Lou hampir mati, ia kehabisan sumber darah suci, sebelum itu immortal Lou mengalaminya pertarungan menggunakan kekuatan jiwa, saat itu juga darah suci memompa jantung secara paksa, kalau tidak ada darah suci mungkin immortal Lou sudah mati saat bertarung melawan lima patung jiwa. Bin Ren melihat ke arah Lusun."Sayang, ayo kita lakukan!""Baiklah… semuanya tunggu di luar!""Em!" semua orang berbalik meninggalkan kamar.Lusun dan Bin Ren menggores tangan, darah menetes ke dalam wadah, disisi lain immortal Lou meneteskan air mata menahan rasa sakit sekujur tubuh, ia ingin berteriak tapi kondisi tubuh di titik terlemah, setelah beberapa saat Bin Ren dan Lusun sudah selesai menyaring darah dalam wadah, ia langsung meminumkannya kemulut immortal Lou."Biar aku menahan tubuhnya!" ucap Lusun."Em!"Lusun menduduEp 109. Nasib Berkata lainDi penginapan rombongan immortal Lou menikmati makanan bersama, canda tawa menghiasi wajah semua orang, setelah melakukan perjalanan jauh, akhirnya mereka tiba di dunia dewa, immortal Lou tersentak kaget ketika harga di dunia dewa sangat mahal, emas menjadi mata uang paling rendah, dan yang tertinggi adalah batu energi, satu kantong batu energi setara dengan satu peti emas, semua orang menggelengkan kepalanya."Untung saja aku membawa cukup banyak, kalau tidak? Kita tidak akan kesulitan!""Harga ini sangat gila!""Kata pelayan, mata uang tertinggi adalah batu energi… aku tidak tahu seperti apa batu itu!""Batu energi?" "Iya, mungkin itu juga digunakan untuk basis kultivasi!" "Hmm….!" "Kita beristirahat dulu satu hari, setelah itu melanjutkan perjalanan menuju makam!""Em!" Semua orang berbalik berjalan ke kamar penginapan, immortal Lou memesan dua kamar, itu
Ep 110. Perjuangan Immortal LouDi alun-alun kota suci sosok cantik berjalan bersama putranya Lan Shi, ia sudah tiba di kota yang di maksud gulungan peta, sambil menggendong peti mati, bahu immortal Lou terasa pegal karena membawa peti mati, kereta kuda berlalu lalang di atas langit, keluarga besar klan langit memperlihatkan keagungan didepan mata semua penduduk, immortal Lou melihat dengan wajah kagum."Sejak kapan kereta kuda bisa berjalan di atas langit?" gumam nona Zen. "A…!" ucap Lan Shi di gendongan nona Zen. Nona Zen melihat tangga yang dimaksud, tangga emas menghubungkan kota suci dan wilayah klan langit, untuk bisa menaiki tangga harus memerlukan izin Dewi bulan, kalau tidak memiliki izin akan merasakan tekanan mengerikan saat melangkahkan kaki di tangga."Tidak ada penjaga, itu artinya aku boleh menaiki tangga ini!" ucap Nona Zen.Salah satu orang menghentikan langkah sosok cantik "Nona, mau kemana kamu?"
Ep 111. Berhasil tiba di wilayah klan langitSemua orang menyaksikan perjuangan Nona Zen menaiki tangga klan langit, sosok cantik menghilang dari kejauhan, ia sudah mencapai puncak tertinggi, tinggal sedikit lagi nona Zen tiba di wilayah klan langit, di dalam peti mati bocah satu setengah tahun bermain bersama satu sosok, immortal Lou terpaksa memasukkan putranya kedalam peti mati karena bisa melukai saat merasakan tekanan kekuatan dari tangga emas."Sedikit lagi!" ucap Nona Zen melangkahkan kakinya ke anak tangga terakhir.Lou terbaring di tanah "Lan Shi, kita berhasil!" "Nak, ada yang datang?" ucap leluhur gerbang dosa.Beberapa sosok berjubah emas dan ratusan pasukan mengelilingi Nona Zen, ia langsung berbangun mengambil kuda-kuda rendah, ia melihat sosok cantik muncul di kehampaan, gaun indah berkibar di hembusan angin, di tengah dahi terlihat simbol bulan sabit, Dewi bulan melihat ke arah wanit yang menggendong peti mati.
Ep 112. Menuju MakamDitengah hutan satu sosok memainkan seruling, di sampingnya sebuah peti mati dan anak kecil sedang tidur, semua pengintai dari klan langit mengerutkan kening, mereka merasakan jiwa membara mendengar alunan nada indah dari Nona Zen, perjalanan panjang menuju makam Dewi menjadi sebuah kisah yang jarang orang ketahui, Dewi Athena adalah Dewi perang yang ditakuti semua orang.Dibawah sinar bulan, langit malam berwarna merah darah, sosok cantik meneteskan air mata kerinduan kepada penduduk empat kekaisaran dan keluarga yang ditahan klan samudra, bocah kecil Lan Shi tertidur nyenyak di samping Lou, beberapa jam matahari mulai terbit, suara ayam berkokok, embun pagi membasahi dedaunan, bola air bersinar seperti berlian, immortal Lou mengikat peti mati di bagian tubuh belakang, setelah itu menggendong Lan Shi menuju makam dewa."Sayang, ayo kita lanjutkan perjalanan!" "A..!" Dua jam kemudian.Nona Zen membuka
Ep 113. Makam tiga LantaiSetelah beberapa hari melakukan perjalanan, Nona Zen tiba di makan keluarga Dewi, disana terlihat tiga lantai berdasarkan tingkatan kehormatan, lantai pertama untuk yang tidak memiliki jabatan apapun, lantai kedua untuk peninggi keluarga, lantai terakhir untuk pemimpin keluarga yang sudah tiada, dua sosok berdiri di depan gerbang besar, Nina Zen masuk bersama Lan Shi, ia juga menggendong peti mati. "Yang Mulia? Siapa sebenarnya yang ada di dalam peti itu?" tanya Dewa Qin."Kita masih belum mengetahui, lihat saja!" Semua orang melihat Nona Zen memasuki gerbang pemakaman, mereka melihat menggunakan riak energi dari kehampaan, setelah melewati gerbang pemakaman, semua jiwa yang sudah mati memperlihatkan diri, mereka langsung berlutut di hadapan wanita yang membawa peti mati, pandang Dewi bulan dan dewa lainya memucat ketika mengetahui status kehormatan yang dari peti mati."Cepat berkumpul di pemakaman… itu adalah
Ep 114. Warisan Dewa PedangDi pemakaman semua orang berkumpul, semua jiwa yang sudah tiada bangkit, kepulangan Dewi Athena menjadi kabar bahagia di benak semua orang, immortal Lou yang ingin gurunya hidup kembali, Dewi Athena tidak bisa mengabulkan permohonan sosok yang sudah membantunya untuk kembali, ia memberikan sebuah cincin yang menyimpan semua catatan basis Kultivasi dan pusaka tingkat tinggi. Dewi Athena memberikan informasi cara agar gurunya bisa hidup kembali, yaitu pergi ke neraka menjemput jiwa yang terkurung, pintu neraka dijaga oleh anjing berkepala tiga. Setelah beberapa saat semua orang berbalik pergi, nona Zen menggendong Lan Shi mengikuti rombongan Dewi bulan, sedangkan semua jiwa kembali tertidur.Kehilangan seorang guru membuat sosok terkuat dunia persilatan berduka, dari usia lima tahun immortal Dong Lun merawat Lou dan Yu er, mereka hidup bersama cukup lama, setelah itu terpisah saat kekacauan terjadi, semua orang sudah tiba di
Ep 115. Menjual Pusaka Dewa KunoDi pagi hari dua sosok berdiri di depan kamar, merasakan ada yang janggal membuat nona Zen merasa tidak aman untuk tinggal lebih lama, ia berjalan ke kediaman Dewi bulan, tidak butuh waktu lama Nona Zen sudah berada di depan pintu, Dewi bulan yang merasakan kehadiran Nona Zen menyuruhnya untuk masuk."Sepertinya ada yang ingin kamu beritahu?" "Aku akan meninggalkan wilayah klan langit, aku membutuhkan izin agar bisa naik turun tangga… aku ingin melihat kota!""Oh, baiklah… tapi ingat tujuh hari lagi kita akan berangkat menuju klan samudra!" ucap Dewi bulan mengibaskan tangannya."Bagaimana cara menggunakan?""Kamu dan putramu sudah memiliki izin untuk keluar-masuk wilayah klan!""Terimakasih, aku pergi dulu!" Nona Zen berbalik pergi menuju tangga suci, di tas gendongan bocah Lan Shi bermain dengan baling-baling, 30 menit kemudian Nona Zen sudah berada di depan tangga, saat meli
Ep 116. Acara LelangNona Zen dan Lan Shi berada di kediaman rumah lelang, keluarga Tan adalah keluarga kecil yang mengelola rumah lelang, sebelum itu Nona Zen merasakan ada yang janggal saat berada di kediaman klan langit, ia memutuskan untuk pergi meninggalkan wilayah klan langit dan turun ke dataran kota suci. Keluarga Tan terdiri dari tiga orang, dan seribu pasukan penjaga.Tan Mu memiliki status sebagai kepala keluarga sekaligus pemilik rumah lelang, Tan Ye adalah putra satu-satunya, dan Tan Min adalah istri Tan Mu, keluarga Tan hampir punah karena mengalami pembantai seperti keluarga Yu (Yu-er), Tan Mu, istri dan anaknya berhasil melarikan diri saat pembantaian terjadi, mereka tidak tahu siapa yang telah melakukan pembantaian tersebut karena semua orang mengenakan jubah dan topeng hitam.Di dalam kamar Nona Zen duduk berkultivasi, di sampingnya pelayan bermain bersama Lan Shi, pelayan yang memiliki basis kultivasi dewa, mengerutkan kening meliha