Share

Bab 557.  Tidak Terima

Sudah semenjak zaman batu, namanya cinta bisa menjadi bibit kejahatan. Apakah mencintai seseorang adalah kejahatan? Bukan, asalkan tidak diikuti dengan rasa ingin memiliki yang berlebihan, yang berujung kepada pemaksaan. Bagaimana bisa mewujudkan cinta itu sendiri, kalau seseorang itu tidak ada di samping kita?

***

“Orang itu yang menjadi otak terjadinya penculikan anak, Tuan,” ucap petugas setelah kami di ruangan yang menghadap dengan ruang introgasi. Di sebelah sana terlihat seseorang berwajah oriental berusia setengah baya. Walaupun posisi duduk, dari perawakannya terlihat dia berbadan tinggi besar dengan perut sedikit membuncit.

“Tuan Kusuma mengenalnya?”

Sekali lagi aku mendekatkan diri ke kaca pembatas. Mengamati wajah yang bengap di sana-sini. Mungkin ini akibat ‘gaya’ penyelidikan awal tadi.

Aku menggeleng. “Tidak, Pak. Saya tidak mengenal dia. Bahkan baru kali ini saya melihatnya.

Kemudian aku diarahkan ke layar yang merujuk kepada CCTV yang menyorot ke ruangan yang berbeda.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status