Share

Bab 558. Berdamai Dengan Rasa Bersalah

“Tapi aku puas, Pi!’ ucap Wisnu. Dia memperbaiki bebatan pembalut kasa di telapak tangannya. Buku jari yang terluka tadi berdarah kembali. Seorang petugas menyodorkan obat antiseptik kepadanya yang duduk di bangku.

“Perih?”

“Tidak seperih hati ini, Pi,” jawabnya sambil menengadahkan kepala ke arahku yang berdiri di depannya.

Wajahnya masih kusut. Ada percikan dendam di matanya. Peristiwa ini tidak hanya membawa trauma kepada Rima dan Amelia, tetapi juga mereka yang merasa bersalah. Seperti Wisnu ini.

“Ran. Wisnu sudah bersamaku. Kamu istirahat saja jangan sampai sakit.” Aku segera menelpon Maharani. Istriku itu sudah kebingungan di sana.

“Wisnu bagaimana? Aku bicara dengannya, ya?”

“Tidak usah. Biarlah Wisnu bersamaku seperti biasanya, kamu tolong urus Amelia dan Rima. Mereka pasti masih terluka karena peristiwa ini,” ucapku menyakinkan dia. Terkadang, kekawatiran seorang ibu justru terasa seperti tuntutan.

Wisnu menurut saat tangannya aku tarik. Tujuanku satu, mencari tempat untuk bi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status