POV MARGARETA
Ada apa dengan Hendrik? Setelah diangkat menjadi ketua PERKUMPULAN JARINGAN HITAM BAWAH TANAH makin kurang ajar saja.
Setiap tindakan buat ulah, sepertinya sengaja mau membuat kami marah.
Seperti hari ini….
“Jika saya tidak boleh duduk disini, saya kembali saja ke kamar saya.” Ancam Hendrik yang membuat marah kastara dan Harvey, mereka sudah ingin menghukum Hendrik, untung saya hentikan dan saya menuruti kemauannya.
Begitulah tindakan Hendrik selama delapan hari ini, dan selama itu dia hanya duduk santai di pintu utama istana seperti sedang menunggu sesuatu, dan tiba tiba saya teringat bocah kecil yang juga suka duduk di kursi itu menunggu kedatangan ayah ibunya pulang dari bepergian setelah men
Apa yang terjadi kemudian sungguh mengejutkan. Dengan tersenyum Hendrik membalikkan badan dan bertanya sekali lagi pada Margareta. “Nyonya Margareta, sekali lagi saya bertanya kenapa kamu mengundang Nyonya Mei ling dan Wilson bersaudara? Tanya Hendrik dengan angkuhnya dan pada saat itu juga dia melepaskan kekuatan Jendralnya dan memperlihatkan diri dia yang sebenarnya. Margareta masih belum sadar, tapi sepuluh ketua perkumpulan jaringan Hitam Bawah Tanah menyadarinya akan kekuatan Hendrik dan mereka menerima kekuatan itu tanpa melawan sama sekali dan mereka menundukkan kepala memberi Hormat lalu melihat perkembangan selanjutnya. “Budak kurang ajar kamu, apa yang kamu lakukan? , cepat kemari.” Kata Margareta sambil berteriak.
Dimanakah Hendrik?” Harvey melihat jelas yang dipukul adalah Hendrik, kenapa justru kena ayah dan kakeknya yang ada di belakang Hendrik, kemana Hendrik perginya. Harvey melihat sekeliling, Hendrik tetap berada di tempatnya berdiri, tapi mengapa ayah dan Kakeknya yang mengaduh. Kenapa bisa begitu? Margareta juga bingung, ban pinggang itu kelihatan memukul Hendrik tapi begitu menyentuh tubuh Hendrik, ban pinggang itu terpental dan memukul ayah dan kakek Harvey. “Hendrik, apa yang kamu lakukan? Ingat kamu adalah budak sihir saya, apa mau kamu saya hukum? Bentak Margareta dengan marah. “Saya mewakili perkumpulan jaringan hitam bawah tanah, ingin menanyai kamu, nyonya Marga
Sesampainya di hotel Hendrieta. Hendrik meminta kamar yang terbaik untuk kakeknya dan Kevin dan Matius di suruh mengawal dan mengurus semua kebutuhan kakeknya dan jika butuh sesuatu di suruh minta sama Mei Ling atau Wilson bersaudara. Dan untuk baju kakeknya , Hendrik mengajak Kevin dan Matius untuk membeli di mall di bawah hotel. Mereka bersama sama membeli baju di mall, tapi ketika mau masuk ke toko yang bermerek, mereka dihadang oleh pramuniaga. “Maaf, kalian mau kemana?” kata pramuniaga menghadang mereka. Ya, kakek memakai kursi roda mall dan Hendrik masih memakai pakaian budak , begitu juga dengan Kevin dan Matius memakai pakaian pelayan bukan pakaian mewah dan bermerek. Tentu saja tidak ada yang mengira bahwa Hendr
Manager toko tidak berani macam macam dia menyuruh beberapa karyawannya melayani Tuan Besar Baskoro untuk memberi beberapa pakaian , sedangkan Hendrik hanya duduk sendiri di sofa menunggu mereka semua sampai selesai. Sepertinya masalah tidak selesai cuma satu, kembali ada orang usil yang mengganggu Hendrik. “Hai, pengemis, untuk apa kamu duduk disana? Tidak pantas kamu duduk di sofa itu, lebih bersih sofa itu daripada pakaian kamu.” Kata pria yang sombong itu sambil bertolak pinggang mengharapkan Hendrik berdiri. Sebenarnya Hendrik malas melayani manusia manusia sombong itu, untuk menghindari masalah Hendrik bangun dari kursinya dan berjalan ke samping bersandaran di dinding, tapi sayang mereka tidak menyadari berhadapan dengan siapa. Setelah melihat Hendrik ba
Siapa ya yang akan jadi pemimpin? Setelah pengumuman itu , berlomba lomba lah perusahaan keluarga kalangan atas mengajukan proposal dan mereka diberi waktu selama satu bulan dari pengumumannya. Hendrik selama beberapa hari tinggal di Hotel, setelah tujuh hari Hendrik menemani kakeknya sambil mengobatinya dan setelah terlihat kakeknya kembali ke keadaan semula, malah lebih sehat. Hendrik berencana pulang hari ini, dan…. Sesampainya di rumah mertuanya , terdengar suara ribut. “Eliza, mana suami kamu, suruh dia cepat pulang, untuk membantu ibu.” Kata Amanda dengan suara melengking. “Ada apa sih, bu? Pagi pagi sudah ribut, bukankah saya sudah kasih ibu uang bulanan, gaji saya.” Kata Elisa dengan sabarnya.
“Baiklah saya ikuti kemauan kamu, tapi mulai sekarang pakailah pakaian yang lebih baik, kamu kan sekarang sudah bekerja.” Kata Amanda. Tidak disangka, sekarang Amanda juga lebih baik sama Hendrik, Amanda juga bingung, sejak Markus dan Eliisabet tidak ada di rumah dan Hendrik memanggil pelayan untuk urusan rumah tangga, Amanda mengharapkan lebih dari mantunya ini. Bukan saja Amanda, Benhard Snep juga sangat mengharapkan Hendrik menjadi lebih kaya dan bisa menunjang mereka, seperti waktu itu di pasar seni. “Hendrik, besok temani saya lagi ke pasar seni ya, saya mau lihat guci yang di pajang di tengah pameran, katanya itu guci peninggalan zaman kuno, saya mau lihat guci itu bisakah kita beli?” Kata Benhard Snep, ketika Hendrik baru pulang bersama dengan Amanda. “Ayah, j
Keesokan harinya, setelah sarapan mereka berencana ke rumah Elisabet dan membiarkan pelayan membersihkan rumah dan melakukan kegiatan rumah tangga yang lain. “Hari ini, kalian tidak perlu masak, nanti jika semua pekerjaan kalian sudah selesai, kalian boleh pulang, kunci rumah berikan ke Tuan Hans saja, saya ada duplikatnya.” Kata Hendrik kepada tiga orang pelayan yang sebenarnya disuruh menjaga keselamatan Elisa dan ayah ibunya di saat Hendrik tidak ada di rumah, dan sedang melakukan misi di istana keluarga Snowander waktu itu. Dan supaya keluarga Elisa tidak curiga, jadi mereka tetap dipakai oleh Hendrik untuk mengurus rumah tangganya. Mereka memakai mobil Hendrik yang dikendarai oleh Small dan mereka bersama menuju ke rumah Elisabet. “Ibu, perlu saya telpon Elisabe
Apa ya, rencana Hendrik selanjutnya? Darren dan Elisabet mengeluh dalam hati sepanjang jalan, mereka takut Hendrik ada rencana tertentu kepada mereka, jadi mereka was- was sepanjang jalan. Melihat kelakuan mereka dari spion mobil, Hendrik ingin tertawa, sebenarnya sejak dia mendapat perlakuan tidak enak dari keluarga Kastara, Hendrik sudah malas menghukum Elisabet dan Markus. Hendrik berencana jika dalam beberapa bulan ini, Elisabet dan Markus bisa berubah, dia akan membebaskan mereka, untuk menjalankan kehidupan mereka seperti biasanya. Parkir saja di basement, tidak usah di lobby, biar kami naik memakai lift, kalau kamu mau makan , bisa ikut kita, masuk saja nanti ke restoran imperial.