“Wahh … Telfonnya dimatiin. Bagaimana, dong?” kata Joe pada Robert.
“Ah, ngga tahu lah, tuan. Saya pusing kalau harus memikirkan itu. Yasudah lah, kalau anda ingin keluar, ya silahkan keluar. Saya ada urusan dengan gadis itu.” kata Robert, sambil berjalan menuju Angel.
Tap!
Joe, mengacungkan pistolnya, ke kepala belakang Robert, sambil berkata,
“Kalau kamu menyentuh gadis itu, saya tarik pelatuk pistol ini!”
Seketika, langkah Robert terhenti. Robert hanya terdiam, sambil memandang kearah Angel. Lalu, Robert berjalan lagi kearah Angel,
“Saya hitung sampai tiga, kalau kamu masih tetap melanjutkan langkahmu menuju gadis itu, saya tidak segan-segan memecahkan kepala kamu sekarang juga!” kata Joe, sambil membidik kepala Robert, bersiap untuk menembaknya.
Namun, Robert tidak menghiraukan perkataan Joe. Robert hanya melangkah maju kearah Angel. Lalu,
“Satu … Dua &hell
“Ih? Woy, Joe! Masalah kita belum selesai, woy! Yaelah, anak buah dan atasannya sama aja! Hadehh … Yaudah lah, mending pulang ke rumah, terus tidur …”Setelah itu, Samuel masuk ke dalam mobilnya, dan langsung pulang ke rumahnya.Keesokkan harinya …Tok … tok … tok“Ngel … Bangun, hei … Sudah pagi, nih! Kita kan harus berangkat kuliah …” teriak Fanny, sambil mengetuk pintu kamar Angel.“Eh!? Siapa!” teriak Angel, yang baru saja terbangun dari tidurnya.“Fanny! Ini aku, Fanny, Ngel … Ayo, kita kan hari ini sudah masuk kuliah …” teriak Fanny.Mendengar itu, Angel langsung bangkit, dan berjalan menuju pintu, lalu membukanya,“Ada apa, Fan? Huaaahhhh …” tanya Angel, sambil mengucek kedua matanya, dan sedikit menguap.“Eh, ni anak … Baru bangun kamu, ya?” tanya Fanny.
Kemudian, Ronny masuk ke dalam kampus, dengan suasana sepi, di sekitaran kampus. Lalu, Ronny tiba di lapangan kampus, sambil memandangi gedung kampus itu, dan,“Hei, kamu!” teriak seorang satpam, dari posnya, dan berjalan menghampiri Ronny.Mendengar itu, Ronny menoleh kearah belakang, dan,“Ah, selamat pagi, pak …” kata Ronny, menyapa satpam itu.“Sedang apa kamu disini?” tanya satpam itu, pada Ronny.“Apa benar, ini kampus Massachusetts Institute of Technology, pak?”“Iya, benar.”“Ah, begini, pak … Saya ingin mencari seseorang bernama …”“Tidak ada! Sana, keluar dari kampus ini!” bentak satpam itu, yang langsung memotong perkataan Ronny.Mengapa tidak? Dengan pakaian Ronny yang sedikit kusam walaupun wajahnya tampan, tetap saja, satpam itu mencurigai orang-orang asing, yang tidak pernah dilihatnya. Satpam itupun me
“Jor, bagaimana kemarin? Lancar?” tanya Angel pada Jordi, yang tengah duduk di samping Jordi.“Emm … Apa itu, nona?” tanya balik Jordi, sambil mengemudi mobil.“Ya, itu kemarin, kamu kan, saya perintahkan untuk mengantarkan anak-anak itu, ke rumah Bu Jazlyn. Nah, bagaimana?”“Ah, lancar, nona. Saya juga, sudah membelikan makanan untuk mereka. Jadi, Bu Jaz, sempat bercerita kepada saya, kalau uang yang pernah anda beri kepadanya, sudah habis. Dan, saya juga tidak tahu ya, nona, mengapa uangnya cepat sekali habis. Secara kan, uang yang pernah anda berikan itu, jumlahnya tidak sedikit, loh?” kata Jordi.“Emm … Ya, mungkin saja, uang itu digunakan, untuk kebutuhan sehari-hari mereka, Jor. Ya, kita tahu, kalau anak-anak yang di asuh oleh Bu Jaz, cukup banyak. Dan lagi, mereka juga butuh makan. Iya, kan? Dan juga, sepertinya, sudah berapa lama kita tidak berkunjung ke rumah Bu Jaz.”
“Nona, kita ingin pergi kemana?” tanya Joe, sambil mengemudi mobil Angel.“Diam! Jangan mengatakan sepatah katapun, sebelum saya memerintahkan kamu untuk berbicara. Paham, kamu!” bentak Angel.“Eh, kenapa seper …”“Diam! Mau saya tarik lagi rambut kamu?”“Eh, tidak-tidak, hehe …”“Yasudah, fokus saja menyetir, dan jangan bertanya apapun!”“Tapi, nona …”“Eh!?” kata Angel, sambil mengambil ancang-ancang, menarik rambut Joe.“Eh, iya-iya, hehe …”Lalu, Joe kembali fokus menyetir, tanpa mengatakan sepatah katapun.Kemudian,“Nanti, kita berhenti sebentar, di restaurant untuk sarapan pagi. Tidak perlu yang jauh-jauh, setelah persimpangan, ada sebuah restaurant, yang cukup terkenal juga.” kata Angel pada Joe.“….”“Hei, kamu den
“Nona, benar kan, itu anda, kan!?” tanya Pegawai toko itu, yang masih tidak percaya, dengan apa yang tengah dilihatnya.“Emm … Sepertinya … Memang benar, saya pernah membeli sebuah boneka, dengan ukuran yang cukup besar. Dan memang benar, saat itu, boneka itu merupakan edisi terbatas. Tapi … Sepertinya, tokonya bukanlah ini, ya?” kata Angel, sambil menoleh ke segala arah, dan mencoba mengingatnya.“Ah, toko ini mendapat sedikit renovasi kemarin, nona. Karena, ada banyak barang-barang baru, yang masuk. Jadi, kami melakukan pertukaran tempat, barang-barang yang sudah lama, dengan barang-barang baru. Nah, saya memiliki bukti, memang benar, anda pernah berkunjung ke toko ini, nona, hehe … Sebentar, ya …”Kemudian, Pegawai toko berjalan kearah kasir, untuk mengambil bukti, kalau Angel pernah berkunjung ke tokonya.“Nona, Pegawai toko itu norak sekali, ya … Emm … Mungkin,
“Ah, Bahama itu, terletak d seberang kota ini, Fan. Kita menggunakan kapal, untuk menyebrang ke kota itu. Ya, kebetulan, Ayahku, memiliki kenalan, yang memiliki kapal pesiar, yang tengah bersandar di pantai Hotel Mendez. Jadi ya, kami menggunakan kapal pesiar itu, untuk menyebrang kesana.” kata Camille, yang mencoba sedikit berbohong kepada Fanny.“Wahh … Enak banget … Pasti seru kan, bisa naik kapal pesiar …” kata Fanny.“Hahaha … Tentu, dong … Ya, bagaimana, secara kan, Ayahku memiliki jejaring social yang luas. Jadi, kalau ingin bepergian kemana-mana, tidak perlu khawatir. Bisa dibilang, kalau Ayahku tidak memiliki uang untuk pergi ke Bahama, karena tiket masuk kapal pesiar yang sangatlah mahal, dia hanya tinggal menghubungi temannya saja. Eh, nanti deh, aku akan mengajak kamu, Angel, Chelsea dan Cassey, berkeliling laut menggunakan kapal pesiar, ya. Kamu mau, kan?”“Ah, mau banget,
“Iya, tuan? Ada yang bisa saya bantu?” pertanyaan diulang, oleh wanita itu.“Eee … Eee … Ah! Iya, Bu … Saya butuh bantuan anda … Ayah saya sedang sakit, Bu! Saya ingin membawanya ke rumah sakit!” jawab Ronny, dengan raut wajah yang sangat panik.“Ayo, masuklah ke dalam mobil. Kita akan membawa Ayah kamu ke rumah sakit.” kata wanita itu, dengan nada bicara yang lembut.Tanpa berfikir panjang, Ronny langsung masuk ke dalam mobil taksi itu, dan kemudian, wanita itu, langsung menginjak pedal gas mobil, dan langsung berangkat menuju rumah Ronny.***Sesampainya di rumah Ronny,Jeglek!“Ayah!” teriak Ronny, yang baru saja keluar dari mobil taksi, dan langsung berlari masuk ke dalam rumah.Ronny langsung berlari masuk ke dalam kamar Ayahnya, dan,“Kakak … Ayah … Hiksss … Hiksss …”Adik Ronny yang berada di
Ciittt …Jeglek!“Selamat sore, nona-nona …” kata seseorang pria, yang baru saja keluar dari sebuah mobil SUV hitam, yang berhenti tepat di hadapan mereka.Seorang pria muda yang cukup tampan, mengenakan stelan jas hitam, dan memakai kacamata hitam, layaknya seorang detektif.“Eh? Anda siapa, tuan?” tanya Chelsea pada pria itu.“Perkenalkan, saya Davin D Morgan. Maaf, bisakah nona-nona semua, bergegas masuk ke dalam mobil saya? Tenang, saya masih bekerja dibawah naungan nona Angel. Dan, saya akan mengantarkan kalian semua, sampai ke rumah nona Angel, dengan selamat.” kata Davin, memperkenalkan diri, dan meminta Chelsea, Cassey dan Fanny, untuk masuk ke dalam mobilnya.“Ah, syukurlah kalau begitu. Kami tidak perlu repot-repot menunggu taksi. Eh, tapi benarkan, anda suruhannya Angel?” tanya Chelsea, yang masih sedikit ragu pada Davin.“Benar, nona …” jawab