Share

Gua dan Dua Manusia Penjaga

Hawa dingin terasa, sampai-sampai setiap bibir bergerak bergemerutukan menahan dingin. Danu mendekapkan tangan di depan dada untuk menahan dinginnya udara berembun, berkabut, sembari menari tempat yang paling mungkin digunakan oleh hantu sebagai markas. Akhirnya Danu dan yang lain memutuskan bahwa gua pada dinding itu adalah tempat termungkin digunakan oleh hantu sebagai markas.

“Kita akan masuk ke dalam gua itu!” ujar Danu sembari tangannya menunjuk gua yang tertutup kabut tipis.

Pemuda buruh pabrik gula menyahuti, “Kami menurut saja denganmu!”

“Benar, kita harus masuk ke dalam sana!” sahut pemuda yang pingsan, Permata meliriknya, ia menahan tawa. “Hai, kenapa kau memandangku seperti itu? Apakah kau mengira bahwa aku akan pingsan lagi?” Permata benar-benar tertawa dibuatnya.

“Guanya di mana?” tiba-tiba orang tua yang rambutnya putih semua bertanya.

“Oh, Tuhan! Apakah matamu benar-be

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status