"Kalau begitu kau duluan saja yang aku antarkan ke sana."
Terkena serangan di awal-awal pertarungan sama sekali tak menggentarkan niatnya untuk menang, terlihat dari tatapannya yang menghujam tajam ke arah lawan. Musuh tertawa terbahak-bahak, sebelah tangan kanannya membesar dan kini menyerupai sebuah tangan iblis dengan kuku-kuku tajam.
"Aku tahu, dalam pikiranmu kau selalu takut akan kematian. Kau takut menemui orang-orang yang mati sebelum kau. Bayangkan betapa kecewa mereka terhadapmu. Bayangkan saja, maka kau akan menyadari bahwa kau tak lebih dari sekedar sampah yang merangkak setengah mati untuk menyelamatkan hidupmu sendiri!"Tawaan nyaring tersebut menggema di ruang hampa, persis tepat mengenai Xiao Long yang hanya berdiam terpaku di tempat. Menahan kesalnya yang berapi-api, tapi mengingat apa yang dilaluinya selama ini sama seperti yang sosok tersebut bicarakan.
Seakan-akan membaca pikirannya, sosok itu kembali mengeluarkan kata-kata. "Menga
Matahari merangkak naik tepat di atas kepala, panasnya matahari melenyap saat angin siang datang membawa sejuk. Xiao Long mengerjapkan mata beberapa kali, mengumpulkan nyawanya sangat lama. Rasa sakit langsung menyambutnya seketika, seperti baru saja dicelupkan pada lelehan logam panas, Xiao Long meringis. Kesadarannya kembali cepat saat rasa sakit itu semakin menyiksa.Tiga jam bertahan di posisi yang sama, telungkup di atas tanah yang telah mengering ditutupi oleh dedaunan pohon yang berjatuhan. Musim dingin telah berlalu. Xiao Long berusaha sekuat tenaga untuk bangun, memaksakan matanya untuk mengamati sekitar. Tidak ada siapa pun, kayu bekas api unggun di sampingnya sama sekali tidak terlihat lagi. Hanya bekas arang hitam yang menandakan bahwa dirinya pernah membuat api unggun di sana.Tentu saja Xiao Long panik."Berapa lama aku pingsan?!"Bukan tanpa sebab, musim salju telah berlalu dan bekas api di sana telah menghilang. Mungkin satu bulan tela
Xiao Long tak langsung menjawab. Karena dia tahu Dou Jin dapat mengetahui semua perkembangannya."Aku tidak menyangka kau belajar secepat itu. Bahkan saat di perguruan aku menghabiskan waktu tiga tahun untuk membuka enam gerbang itu. Dan di salah satu tahapnya aku sekarat sampai beberapa bulan.""Benarkah? Tapi di gerbang keenam aku sempat pingsan sampai satu bulan lebih.""Hanya di gerbang keenam?"Dou Jin tak menyangka Xiao Long akan mengangguk. Biasanya setiap gerbang akan membuat orang kesakitan hingga harus dirawat intens. Karena terjadi perubahan dalam tubuh dan aliran darah. Namun melihat Xiao Long dapat menghadapi kelima gerbang tanpa kesusahan, Dou Jin hanya bisa memahaminya."Itu artinya kau sudah dianugerahi dengan kelima hal yang sulit dimiliki orang-orang. Kebijaksanaan, kekuatan, keadilan dan semuanya. Hanya satu yang tak mudah kau kuasai. Yaitu dirimu sendiri."Xiao Long tahu Dou Jin sedang memuji, tapi kenyataanya dia merasa tak
Dou Jin memegang ujung gagang pedang di pinggangnya, dengan sebelah kaki setengah ditekuk. Serangan awal itu biasa digunakan untuk mengecohkan keseimbangan lawan yang bertumpu pada kedua kaki.Xiao Long dapat memastikan bahwa dirinya tak bisa meniru cara berdiri yang nyaris sempurna itu. Masih dengan sikap yang sama, Dou Jin memejamkan mata. Merasakan setiap bunyi yang berdenging di telinganya. Di detik-detik itu, semua kebisingan berganti menjadi suara tetesan air yang memiliki irama. Dalam klan, Dou Jin selalu diajarkan untuk tenang dalam mengambil sikap.Dalam pertarungan teknik ini memungkinkannya untuk mendengarkan pergerakan lawan, sekecil apa pun. Terlebih lagi untuk melawan pemilik kekuatan spiritual yang memungkinkan pengguna untuk menghilang. Sebuah daun jatuh ke dari atas pohon. Xiao Long tak begitu siap oleh pergerakan Dou Jin yang tiba-tiba. Tepat saat daun tersebut lewat sejajar dengan matanya, di saat itu pula Dou Jin menebas du
"Hahaha, itu jika dipikir dengan penalaran umum." Pada akhirnya Dou Jin menertawakannya, Xiao Long sudah menduga mana mungkin sesederhana itu. Dia menebak lagi."Mungkin Jiwa pertama yang menciptakan teknik Enam Pembunuh?""Benar sekali. Bisa dibilang, orang ini adalah orang pertama yang membuat klan kami dihormati di Kekaisaran ini."Dou Jin melanjutkan sembari menoleh padanya. "Dengan mempelajari ini, artinya kau bersedia menjadi Jiwa Pertama. Jiwa yang angkuh, disiplin dan tidak takut mati. Dou Fei namanya, apa menurutmu kau memiliki semua kesamaan dari orang itu?"Xiao Long berpikir singkat dan menjawab jujur, "Tidak." Lalu dirinya menyadari bahwa setiap teknik dan jurus klan gurunya diturunkan lewat sifat-sifat dan juga pikiran. Dibandingkan berlatih dengan fisik, justru Dou Jin lebih banyak memberikannya arahan untuk mengubah sikap dan cara pandangnya."Karena hatimu yang akan membuatmu kuat."Xiao Long tidak tahu Dou Jin sudah berbicara s
Dou Jin menoleh cepat saat sebuah suara yang sangat samar terdengar dari kejauhan. Lebih seperti suara dentingan lonceng besar berisi pesan peringatan. Xiao Long yang dulu tak akan mendengar suara itu, tetapi dirinya sekarang tahu bahwa hal itulah yang sering memanggil Dou Jin pergi dan pulang begitu lama.Tak ingin mempermasalahkan identitas gurunya, Xiao Long mencoba mengerti apa yang membuat Dou Jin menutup-nutupi hal tersebut. "Pergilah jika Guru tidak sempat. Aku sudah mempelajari ketiganya dan akan mendalaminya dengan caraku sendiri."Kali ini Dou Jin hanya bisa tersenyum kikuk. "Kau juga sudah bisa mendengarnya.""Tentu saja. Aku tidak akan menghalangi tugasmu."Saat Xiao Long mengatakan itu reaksi Dou Jin sedikit berbeda, dia hanya tersenyum tipis setelahnya dan menghilang saat berlari ke dalam hutan.Rasanya pertemuan itu begitu singkat, Xiao Long menatap lama pada permukaan danau yang mulai menimbulkan bergelombang tipis dan kecil.
Waktu berlalu lambat, Xiao Long baru dapat memilihkan tubuh setelah tiga hari kemudian. Perutnya kembali berbunyi meminta diisi dan itu terus terdengar berulang kali. Xiao Long mulai bergegas keluar rumah. Dia harus mendapatkan buruan secepatnya karena sebentar lagi hujan akan turun. Dibandingkan berburu dengan pedang, Xiao Long berpikir menggunakan panah akan lebih cepat.Langkahnya terhenti saat melihat ke area latihan panah. Boneka jerami telah berganti dengan sebuah boneka manusia yang terbuat dari kayu dan digantung di atas tiang yang dipancang. Di bagian kepala boneka itu tertempel sebuah tulisan 'pembunuh' dan 'kehancuran'. Mengingat Dou Jin pernah mengungkit tentang temannya yang telah melarikan diri dari tugas, Xiao Long berpikir patung boneka itu adalah sosok tersebut.Xiao Long mengambil beberapa anak panah yang tertancap tepat di bagian tengah kepala serta bagian dada kiri boneka. Dia memperhatikan benda itu sekali lagi. Ada sebuah keganjilan yang tak dapat
Mengingat semangatnya dulu saat Dou Jin mempraktekkan tiga jurus ini, Xiao Long semakin terpukul. Dia telah berlatih mati-matian dan hanya menghasilkan gerakan biasa. Tak ada yang bisa menjawab apa penyebab kegagalannya dan Xiao Long berpikir bahwa hati dan pikirannya tak pernah seirama. Setiap malam yang hening dia mencoba hal berulang-ulang, berminggu-minggu dan berbulan-bulan. Hanya helaan napas yang keluar dari mulutnya.Sementara permintaan tanaman obat semakin meninggi. Tujuh bulan berlalu tanpa perkembangan berarti. Xiao Long mulai merasakan kekacauan dalam pikirannya. Bisa saja esok Dou Jin datang dan melihatnya sama sekali tak memiliki harapan. Kata-kata yang sempat dilontarkannya kini hanya menjadi omong kosong belaka.Di suatu malam yang berkabut Xiao Long duduk termenung di atas bebatuan di tengah danau, tiga jam dilaluinya dalam kebimbangan tak berujung. Terlihat pantulan bulan penuh di atas riak air yang tenang. Namun hati Xiao Long sama sekali tidak tena
Hanya selembar kertas yang diberikan Dou Jin tak mampu menjawab semua pertanyaan yang berkelebatan di kepalanya.Xiao Long tak ambil pusing lagi, dia mulai mengangkat senjata setinggi dada. Menghadapkan pedang ke depan dan membayangkan musuh tengah berlari ke arahnya.Untuk kelima kalinya Xiao Long melakukan gerakan yang sama. Dia hanya bisa melakukan tujuh kali tebasan tanpa lebih. Bisa dikatakan hanya setengah dari yang bisa Dou Jin lakukan.Pusat dari teknik Jiwa Pertama adalah kecepatan dan keseimbangan. Xiao Long beberapa kali hampir terjatuh ke danau saat pijakannya salah, membuat tubuhnya kehilangan keseimbangan.Malam-malam berikutnya terus berganti, bulan penuh telah kembali berubah menjadi malam dengan bulan sabit yang hanya separuh tampak karena dihalangi oleh awan. Xiao Long tak ingat lagi berapa lama Dou Jin pergi dan berapa lama dirinya berlatih teknik kedua. Kadang dalam satu hari hanya dilaluinya dengan hal yang berulang-ulang. Meneb