"Enam puluh tahun. Itu masih dibilang wajar." Sempat Qiu Ying berpikir bagaimana dia menjawab pertanyaan itu di lima ratus tahun mendatang. Rasanya hal itu sangat menyakitkan.
Tiba-tiba saja terdengar teriakan dari sebuah rumah petani, mereka bertiga segera bangkit. Di sebuah terjadi kekacauan, saat melihat Qiu Ying datang laki-laki berusia 30 tahun segera bersujud memohon ampun.
"Kami minta maaf! Kami minta maaf!"
Di dalam rumah terdapat lima tubuh orang dewasa telah ditutupi dengan jerami, di sisi tubuh mereka keluarganya bersimpuh sembari menangis. Orang-orang itu adalah mereka yang sakit akibat kelaparan dan wabah penyakit. Kehidupan di desa ini sangat-sangat menyedihkan. Makanan mereka kebanyakan telah bercampur dengan jamur, sedangkan minum mereka ditumpahi k
Jalur di jalan hutan begitu sepi, Qiu Ying menjelaskan banyak hal sebelum sampai ke tempat ini. Tempat yang dikuasai sekumpulan bandit, ada beberapa tengkorak disangkutkan pada pagar. Dulunya merupakan sebuah perkampungan biasa yang damai, tapi semenjak krisis di Kekaisaran melunjak berbagai perbuatan keji mulai bermunculan. Kerja paksa, pajak tanah, perang, kekeringan, perampasan seolah-olah mencekik para rakyat biasa.Hal itu juga berimbas pada para kelompok penjahat. Mereka melakukan hal yang lebih brutal dari sekadar mencuri. Yaitu membakar dan meneror wilayah-wilayah kecil yang rawan. Bukan hanya satu-dua saja tempat yang hancur dibuat oleh mereka.Semenjak kehadiran Qiu Ying, bandit itu mulai hancur. Perlahan tapi pasti. Kini hanya tersisa 12 terkuat di antara mereka. Sibuk mencari makan untuk mengisi perut.Perkampungan yang dikuasai bandit itu berada di bawah mereka. Dari atas semua bagian tempat terlihat dengan jelas. Ada banyak sekali kendi arak
"Senior Qiu turun ke timur. Barat dan selatan ada di tanganku. Han langsung ke posisi, bersiap saat Senior Qiu mengeluarkan tanda."Mereka berpencar cepat. Xiao Long menyelinap di antara rumah-rumah panggung, melihat tidak ada satu pun orang di sana. Hanya ada para budak dan tawanan yang mulai berisik saat melihat kedatangannya.Dengan pelan Xiao Long mendekat pada kurungan sandera, "Aku akan membebaskan kalian segera. Tunggu aku mengamankan tempat ini."Mereka mengangguk, ketakutan saat sebuah suara membentak terdengar."Ke mana arakku?!"Pedang hitam di tangannya mulai diangkat. Bandit yang ada di barat mulai bergerak ke tengah. Xiao Long tidak bisa membiarkannya pergi begitu saja. Selagi tidak ada sahutan yang membalas laki-laki itu, Xiao Long berlari ke tempat paling sepi. Menginjak sebuah besi hingga menimbulkan bunyi berisik. Dia segera memanjat ke atas rumah di mana dirinya bisa melihat bandit berbadan gempal itu kembali untuk memeriksa
Xiao Long baru saja mencabut pedangnya dari musuh yang telah tergeletak tak bernyawa, menyadari Qiu Ying datang. Bergerak dengan satu serangan, tiga tebasan dan membunuh sisa musuh dalam satu tarikan napas."Kita berhasil," ucapnya saat mendekati Xiao Long. "Apa sandera di sini adalah orang-orang desa?""Benar.""Kalau begitu kita harus cepat."Ketiganya kembali berpencar untuk membebaskan para sandera, ada sekitar sembilan orang yang masih hidup. Dengan jumlah sebanyak itu mereka dapat membawa semua beras dan makanan lainnya yang disimpan dalam gudang penyimpanan bandit. Tak begitu banyak. Tapi cukup untuk mengisi perut mereka. Dengan langkah beriringan ketiganya berjalan kembali ke desa diikuti oleh para sandera dan budak yang telah dibebaskan.**"Semakin lama Kekaisaran ini semakin menggila. Kaisar sama sekali tidak memikirkan nasib rakyatny
"Sialan, lepaskan aku! Kepala batu, kau ini tuli, ya?! Aku sedang berurusan dengan manusia besi itu!"Xiao Long baru melepaskan Han saat mereka sudah berada di jalan sepi. Tatapannya seperti sedang mengumpati Han."Jika kau tertangkap di sana aku juga yang susah, bodoh.""Oh, hei. Tanpa perlu kau bebaskan aku juga akan selamat dengan sendirinya.""Nah sekarang kita ke mana?" Han bertolak pinggang."Aku tidak mendengar ada sungai di sekitar sini. Lagipula kadal api sepertimu juga butuh minum? Yang benar saja!"Han mendecih, terpaksa mengekori Xiao Long dari belakang. "Biarpun siluman begini setidaknya aku lebih baik darimu. Dari segi kekuatan, pengetahuan, dan kecekatan. Aku memiliki segalanya."Xiao Long mendelik, mukanya tampak prihatin. Darah Han langsung naik ke ubun-ubun, kesal. "Hei, apa maksud tatapanmu itu?""Si paling sempurna memang. Lihat saja jika ada yang bertanya, orangtuamu mana, nak? Aku tak sabar melih
Perjalanan dari desa ke kota memakan sangat banyak waktu, mereka harus melewati barisan bukit dan juga jalan-jalan panjang untuk sampai di pasar. Ada begitu banyak pedagang di pinggiran jalan, menarik pelanggan untuk singgah ke tempatnya. Han berhenti di depan toko reyot yang terjepit di antara dua toko ramai. Masuk ke dalam sembarangan."Ada yang jual jubah?"Seorang wanita tua renta menyambut mereka. Matanya menyipit saat melihat Han. "Aha, anak muda. Ada yang bisa aku bantu?" Senyumannya mengembang lebar, memperlihatkan deretan gigi yang salah satunya berwarna keemasan."Aku bilang jubah. Di sini ada jual jubah tidak?" Nada bicara Han terkesan menyolot. Namun sikap itu ditanggapi sang nenek dengan senyuman juga. "Tentu saja, tunggu sebentar. Aku akan mengambilnya."Kaki nenek itu terhenti, dia tidak dapat melihat sosok di belakang Han dengan jelas. Terlebih lagi wajahnya ditutupi oleh caping kepala."Untuk temanmu, ya? Mau be
Han menjawab asal, "Enam belas atau tujuh belas tahun."Terjadi keheningan dalam waktu lama. Ibu Lien Li, Lien Ning menghela napas berat. "Aku tidak yakin mereka bisa menangani pembunuh bayaran itu. Bukan hanya suamiku yang akan tewas, mereka juga akan mati.""Setidaknya jelaskan keadaannya. Kami akan memutuskan bisa membantu atau tidak."Lien Ning mengangguk dengan berat. "Suamiku, Lien Feng ditawan oleh pembunuh bayaran. Mereka menginginkan sejumlah uang. Sementara suamiku itu adalah orang yang jujur. Semua uang yang dia miliki dikembalikan pada rakyatnya. Kami mana punya uang sampai sepuluh ribu keping emas?"Lien Ning mengeluarkan sekantong uang dengan wajah pias, "Kami hanya punya dua ribu. Aku tidak memberi tahu hal ini pada penduduk karena hanya akan membuat mereka cemas."Pembunuh bayaran itu mengatakan jika kami mengirimkan prajurit maka mereka akan segera membunuh kami.""Lalu tugas kami apa?""Selamatkan suamiku
Dalam surat pembunuh bayaran itu mengatakan dia menyandera Lien Feng di sebuah rumah kosong yang letaknya sangat jauh dari pemukiman manusia. Hampir tidak ada orang di sana. Letak rumah kosong itu pun langsung berhadapan dengan sungai dalam dan di belakangnya hutan lebat berisi banyak binatang buas.Lien Li turun dari kereta kuda dan langsung disambut puluhan laki-laki bersenjata. Hanya tiga orang datang. Lien Li, pengawalnya dan penunggang kuda yang ditinggalkan bersama kudanya sementara keduanya disuruh masuk dengan cepat.Tak ada yang memperhatikan kereta kuda sama sekali. Han yang bersembunyi di dalamnya keluar diam-diam dan segera berlari ke hutan tanpa ada yang menyadari. Sangat berbahaya bersembunyi di sana, Han tidak bisa memastikan tempat itu bersih dari musuh atau tidak. Namun dia mendapatkan satu sasaran empuk yang tengah berjalan ke dalam hutan untuk buang air kecil.Jelas saja laki-laki itu dibunuhnya diam-diam. Dengan belati kecil dan t
Semua orang terdiam. Si penyandera Lien Li berteriak semakin kencang."Bawakan ke mana walikota itu pergi! Sialaan!" Salah satu perompak dengan topeng rubah datang tergopoh-gopoh, dia berucap panik. "Tuanku, sandera kita telah melarikan diri." Si laki-laki yang menyandera Lien Li kaget. Bukan hanya karena Lien Feng melarikan diri."Tuanku? Siapa yang kau sebut Tuanku-" Terlambat. Pedang panjang dengan cepat memotong tangan laki-laki itu. Karena tebasannya tak sempurna, tangannya masih bergelantungan di tempatnya, mengeluarkan darah banyak di sana. Han membuka topeng rubahnya sambil tersenyum puas. "Aku daging sapi dengan kualitas terbaik setelah ini."Xiao Long tertawa kecil, mengambil alih Lien Li dan membunuh siapa pun yang mendekat. Pertahanan keduanya masih sama seperti di hutan dulu.Han mundur bersama Lien Li saat keadaan kembali tak terkendali. Sedangkan di depan mereka Xiao Long menghadang sisa-sisa