Ketika mencari ramuan ginseng yang beberapa minggu lalu diresepkan Guru Fang sebelum dia meninggalkan Lembah Seratus Pedang, dia menghela nafas panjang karena akhirnya ginseng langka itu berhasil ditemukan. Ini bertepatan juga dengan misi yang diemban Asoka; mencari batang daun kelor untuk menetralkan kekuatan iblis dalam tubuhnya.
Hampir setengah jam Asoka tidak bergeming dalam posisinya.
Menghela nafas panjang hingga keluar asap putih dari mulutnya, Asoka tidak menyangka kalau ginseng langka itu bisa memiliki banyak manfaat, terutama untuk menghangatkan tubuh dan memperkuat tulang.
Asoka ingin merebus ginseng sisanya, namun dia merasakan ada nafsu membunuh yang mengarah padanya. Memang auranya tidak terlalu kuat karena pemiliknya berusaha menyembunyikan nafsu membunuh itu, tetapi Asoka bisa menyadarinya.
Dua lelaki menghadang langkahnya keluar dari lorong beringin di tengah Hutan Raksasa Putih, keduanya menggunakan pakaian khas Perguruan Api Abadi.
Berkat Tulang Macan Muda dan latihan fisik yang dibebankan Guru Fang pada Asoka, juga konsumsi herbal ginseng secara rutin, kekuatan pedang Asoka bisa menyamai pendekar yang sudah lolos ujian sabuk merah ilmu berpedang.Satu hal yang paling dikenang Asoka kala belajar ilmu berpedang dari Guru Fang, bahwa tubuh manusia yang terlatih dapat mengeluarkan kekuatan mematikan meskipun dia tidak menggunakan energi sekalipun.Karena itulah kakek kandung Ki Seno membuatkan Sumur Pedang Kembar untuk menghormati keahlian pedang sang pendekar yang berhasil mengalahkan seisi sekte tanpa bantuan siapapun.Kini tinggal dua penyusup yang berdiri di hadapan Asoka, namun pemuda itu masih belum tahu jurus rahasia apa yang akan digunakan."Ye Qiu!" kata penyusup lencana emas. "Biar aku yang menahan serangan bocah ini, kau segera lah duduk bersila memanggil Siluman Kong, katakan ada sesembahan istimewa di sini, Kong pasti tertarik melihat energi dahsyat yang terkandung di tubu
Bumi bergetar hebat menghentikan pusaran angin bercampur asap hitam. Amukan Pedang Hitam Galunggung berhasil diredam, namun gempanya terasa semakin kuat.Ye Qiu muntah-muntah karena perutnya dikocok sedemikian rupa di atas angin, sementara Asoka bertahan sembari menyandarkan tubuhnya di dekat batang pohon beringin. Gelombang energi hebat membuatnya harus selalu waspada."Oak... Oak... Oak..."Asoka mulai menyadari sesuatu. Gagak dan burung-burung di ujung sana terbang ketakutan. Gempa semakin lama terasa semakin kuat, bahkan berhasil mencabut beringin besar dari akarnya.Gatra keluar dari tubuh Asoka, tapi kekuatannya tidak bertahan lama karena efek segel batu laut serta Totok Jari Api Biru, terapi khusus yang diberikan Ki Setyo Waringin guna memastikan iblis Yasa benar-benar tersegel di dalam tubuh Asoka.Sebelum sosok raksasa itu mendekati Asoka, lebih dulu terdengar banyak suara dari semak-semak serta pepohonan di sekitar pemuda berkuncir yang m
"Mukikiki!" Suara ringikan terdengar nyaring tepat saat bumi berhenti bergetar. Semua kera tiba-tiba diam, termasuk kera merah dan kera hitam yang Asoka kira adalah pemimpin para kera. Dikerubungi siluman kera penguasa hutan, Asoka tidak bisa melawan sedikitpun. Energinya terkuras karena efek samping racun Pedang Hitam Galunggung yang membuat tubuhnya semakin melemah. Asoka menghela nafas panjang sebelum akhirnya auman raksasa terdengar dari balik pepohonan rindang. Pemuda itu sempat terlempar belasan meter jauhnya, bahkan sampai merobohkan lima pohon sekaligus. Teriakan yang begitu dahsyat asalnya bukan dari kera merah ataupun kera hitam, Asoka mulai menyadari ada sesuatu yang lebih besar datang menghampirinya. Entah kenapa semua kera tiba-tiba bersujud membelakangi Asoka, wajah mereka nampak takut setelah mendengar auman yang baru saja menggundulkan seperdelapan Hutan Raksasa Putih. Getaran bumi kembali terasa, namun Asoka tidak meny
Seekor naga air yang memiliki bentuk tinggi sekitar tiga belas meter terlihat sedang bertarung dengan kera berbulu putih yang membawa pedang berpendar hitam mengandung racun mematikan.Ukuran naga itu tidak lebih besar dari kera yang dia hadapi, tapi pertarungan dua siluman raksasa berhasil mengguncang Hutan Raksasa Putih, bahkan getarannya terasa sampai Kastil Menara Cakra.Melihat segerombol kera yang sedang asyik menyaksikan pertarungan, Asoka mengucek matanya seakan tidak percaya ada pemandangan luar biasa menyambutnya hari itu. Gempuran ekor naga dan tinjuan kera raksasa kembali menimbulkan guncangan hebat di inti bumi sampai-sampai Asoka yakin kalau mereka berdua jauh lebih kuat dari pendekar tingkat kahyangan akhir sekalipun."Siluman naga yang hilang misterius dua ribu tahun lalu? Tidak, ini jauh lebih kuat ... mungkinkah dia adalah Siluman Legenda yang pernah diceritakan Empu Nara?"Keringat dingin mulai mengucur di kening Asoka, pemuda itu menel
"Tetaplah bersamaku sampai tiga hari sebelum dilaksanakannya Turnamen Neraka Bumi, pihak kerajaan akan melatihmu ilmu berpedang dan pernapasan. Ayahku tertarik denganmu, karena itulah aku membawamu datang ke sini."Dengan pakaian dan celana yang masih dipenuhi bercak darah segar, Asoka menumpang kuda Pangeran Kundalini menuju istana Segoro Kidul.Hampir setiap jalan selalu ada yang memandangi Asoka dengan pandangan sinis, seolah berpikir anak ini adalah pelaku kejahatan yang dosanya tidak bisa dimaafkan lagi mengingat hanya kejahatan besar yang membuat Pangeran Kundalini terjun langsung mengatasinya.Mereka berdua melewati banyak tempat yang memanjakan mata Asoka, apalagi ketika pemuda itu melihat toko-toko senjata dan baju pendekar yang sedang memajang barang penjualan mereka di depan toko."Asoka, situasi di Perguruan Api Abadi sedang tidak aman. Banyak yang mengincar nyawamu setelah pertarunganmu dengan Lelanang Mana waktu itu. Tapi membiarkanmu sendir
Asoka dibawa ke istana lewat pintu khusus yang hanya bisa diakses keluarga Raja Syailendra.Beberapa pengawal yang terdiri dari barisan pendekar kahyangan dan pendekar langit, tidak ada yang bertanya siapa gerangan lelaki di punggung belakang kuda poni putih milik pangeran karena peraturan di sini sangatlah ketat. Mereka harus menundukkan kepala kala keluarga istana masuk melalui pintu khusus.Perawatan pertama diberikan, seluruh tubuh Asoka dilumuri tumbukan minyak bunga Arsit yang dibubuhi Bubuk Pemulih Energi.Tabib istana hanya bisa menggeleng, luka tubuh Asoka terlampau parah. Kira-kira butuh waktu tiga hari masa penetralan, empat hari masa pemulihan, dan satu minggu untuk melatih urat nadi serta kaki tangan Asoka.Efek samping racun yang terpancar dari mustika kera merah bisa melumpuhkan korbannya dalam hitungan menit. Menurut penuturan sang tabib, beberapa korban bahkan lumpuh permanen karena racunnya sudah bercampur darah yang mengalir menuju otak
"Dia adalah tamu kehormatan istana, jangan sekali-kali kalian coba mengganggunya! Jika kalian tetap bersikukuh, maka akulah lawan kalian!"Lelaki paruh baya menggunakan pakaian kebesaran istana berdiri di ujung ruangan sembari mengelus-elus jenggotnya yang mulai memerah. Hanya dengan memandangnya saja, tiga pengawal itu bergetar ketakutan, bahkan salah satunya sampai kencing di celana."Tuan Ma-mahapatih...""Bagaimana Tuan bisa tahu kehadiran kami di sini?""Tolong ampuni kami, Tuan!" salah satu pengawal langsung berlutut. "Kedatangan kami di sini hanya ingin memastikan kalau kamar Ananda Asoka baik-baik saja tanpa penyusup. Kami mendapat tugas khusus dari Pangeran Kundalini."Mahapatih Abimanyu mengernyitkan dahi karena tahu pengawal tersebut coba membohonginya. "Jangan berbohong dengan mengatasnamakan Pangeran Kundalini!"Asoka yang tidak mengetahui situasi sebenarnya, memilih diam sembari membersihkan debu-debu halus yang menempel di baj
Kerajaan Segoro Kidul merupakan salah satu kerajaan besar yang letaknya ada di kaki Gunung Welirang, bersebelahan dengan padepokan pendekar medis yang didirikan langsung oleh Empu Ganda Wirakerti sebelum dia mewarisi mustika putih dari kakeknya.Padepokan Ajisaka perlahan dikenal di khalayak umum karena berhasil melahirkan kader-kader pendekar medis hebat, salah satu contohnya adalah Eyang Reksadanu yang sekarang mengabdi di istana Segoro Kidul.Wilayah Segoro Kidul membentang dari daratan besar bernama Mojo hingga sebuah kota besar bernama Pring Dalu; kota bebas hukum yang tidak pernah dikuasai kerajaan manapun di tanah Jawa.Karena besarnya kekuasaan Segoro Kidul, sang raja terpaksa membagi semuanya menjadi tiga wilayah besar yang dipimpin tiga senopati terpilih. Ide tersebut didapat dari mimpi masa kecilnya yang ternyata benar-benar terjadi empat puluh tahun kemudian.Nama besar Pangeran Kundalini tak lepas dari didikan ketat Raja Syailendra.Se