Blush - Seketika itu juga wajah Gwen merona. Seolah baru saja membuka rahasia kecil nya sendiri, Gwen merasa sangat malu saat ini di depan Aiden."Bu-bukan begitu maksudnya." Lidah Gwen sampai terpatah-patah saat ingin mengklarifikasi maksud perkatan nya sebelum nya. Sambil mencoba menarik kedua tangan nya yang dipegang erat oleh Aiden, Gwen mencoba menjelaskan apa maksud perkataan nya sebelum nya."Satu, dua dan tiga kali Gwen memang ada melihat kedatangan tuan Muda Aiden ke kediaman keluarga Meteo. Tapi itu sumpah hanya melihat. Gwen tidak ada memperhatikan. Tuan Muda Aiden pasti paham perbedaan kata melihat dan memperhatikan, kan? Nah Gwen itu hanya melihat. Tidak mungkin selama lima tahun tuan Muda Aiden bolak balik masuk ke kediaman Meteo, tidak pernah terlihat oleh Gwen. Jadi satu, dua atau tiga kali pastilah terlihat." Klarifikasi nya sambil menarik tangan nya yang tetap tidak ingin Aiden lepaskan."Kenapa dia menahan tangan ku?" seru Gwen dalam hati."Satu, dua atau tiga kali
Malam semakin sunyi. Tapi Aiden tidak dapat memejamkan mata nya. Malam ini Aiden yang telah membatalkan pertemuan nya dengan Mr.D untuk sesi terapi berjalan nya, hanya bisa berbaring dengan mata terbuka di atas tempat tidur nya. Pikiran nya terus tertuju pada kecelakaan mobil yang dia alami dua tahun yang lalu. Di saat dia akan pulang ke kediaman keluarga Gavin setelah menghadiri rapat dewan direksi yang menghabiskan waktu hingga tengah malam."Lou mengatakan kalau berdasarkan hasil investigasi nya dan Will, ada orang yang sengaja menyabotase mobil ku malam itu. Tapi permasalahan nya, aku sangat ingat, malam itu mobil ku sudah beberapa kali melewati tanjakan dan turunan serta beberapa kali melewati jalan yang berbelok-belok. Dan semua nya berjalan normal saja. Kalau memang mobil ku telah di sabotase seharusnya dari tanjakan dan turunan pertama sudah ketahuan ada nya kerusakan. Tapi mengapa di kilo meter tujuh belas aku mengalami kecelakaan?! Mengapa setelah berjalan begitu jauh, baru
"Lihat lah! Jam segini dia belum bangun?" Aiden berujar dalam hati sambil memperhatikan wajah Gwen yang masih tertidur pula di dada nya. Tangan Aiden ingin sekali mengelus pipi Gwen tapi Aiden tahu hal itu terlalu berbahaya. Oleh karena itu dia pun menahan diri nya agar tidak melakukan hal bodoh yang dapat membongkar rahasia nya. "Hm.." Tubuh Gwen mulai bergerak. Tangan nya mulai mengucek ngucek mata nya lalu- "Dia tidur lagi?" seru Aiden dalam hati yang masih memperhatikan gerak gerik Gwen. Dan tiba-tiba Aiden langsug menutup mata nya sebab mata Gwen mulai bergerak-gerak menandakan mata itu akan segera terbuka. Satu Dua Dan tiga! Mata Gwen pun terbuka. Dan dengan kepala mendongak ke atas Gwen dapat dengan jelas melihat wajah tampan Aiden yang sedang pura-pura tertidur pulas. "Skyaleden Gavin Junior?!!!" Teriak nya dalam hati sambil menutup mulut nya dengan tangan nya. "Apa yang aku lakukan disini?" Seru nya lagi-lagi dalam hati."ASssh! Pasti semalam aku tidur berjalan dan nai
Di tempat lain, terlihat keluarga Meteo sedang mempersiapkan kedatangan dua pasang pengantin ke kediaman kelurga Meteo. "Nyonya! Ini kursi untuk siapa??" tanya salah seorang pelayan pada Margarette, ibu nya Angela. "Kursi itu tentu saja untuk Angela dan suami nya. Kursi untuk Gwen dan suami nya yang itu saja." Tunjuk nya pada sebuah kursi jati bisa. "Dan cukup satu saja. Karena suami nya Gwen tidak memerlukan kursi." Ucap nya sambil tersenyum mengejek ke arah Roselyn- ibu nya Gwen, yang juga sedang berada di dalam ruangan itu untuk membantu persiapan penyambutan kedua pasang pengantin yang akan datang pagi ini. Roselyn hanya diam saja mendapati menantu nya secara tidak langsung dihina oleh Margarette. Karena memang melawan pun Roselyn tidak bisa. Posisi nya yang lemah di rumah itu sudah mengekang semua gerak gerik dan perkataan nya. Roselyn pun hanya bisa meneruskan pekerjaan nya dan tidak memperdulikan Margarette yang pergi meninggalkan tempat itu. "Bibi? Apa yang bisa aku bantu?
"Gwen menikah dengan Skyaleden Gavin Junior. Mantan tunangan nya Angela dahulu." Jawab Roselyn apa ada nya. "Aiden?!!" seru nya dengan wajah terkejut yang tidak dapat dia tutupi. "Lantas kalau Aiden menikah dengan Gwen, Angela menikah dengan siapa?" Tanya nya lagi. "Angela menikah dengan Theodor. Adik sepupu nya Aiden yang saat ini merupakan pewaris utama keluarga Gavin setelah Aiden mengalami kecelakaan dan lumpuh. "Apa? Aiden lumpuh?" Teriak Roland. Roland yang sudah tidak bisa menahan dirinya lagi, langsung pergi meninggalkan Roselyn yang masih heran melihat Roland yang tidak tahu apapun yang terjadi di keluarga Meteo. Bukan kah sebagai tuan Muda keluarga Meteo, seharusnya dia tahu mengeni hal ini? *** "Ayah! Apa maksud semua ini!" Teriak Roland pada ayah nya yang sedang duduk bersama ibu nya dan beberapa orang paman nya dan bibi nya Roland. "Kau ini kenapa Roland! Datang-datang teriak-teriak?!" Berang Margarette pada putra nya. Tuan besar Meteo menatap lurus ke arah Rolan
Tenggorokan Roland selalu saja terasa tercekat setiap kali fakta ini dilemparkan kepada nya. Fakta bahwa dia dan Gwen terikat sebuah hubungan, yang tidak memungkinkan mereka untuk bersatu kecuali hubungan itu sudah tidak ada lagi. Hati Roland terasa sesak karena di satu pihak dia merasa bisa, tapi di pihak lain dia juga sadar bahwasa nya ini tidak bisa. "Kenapa kau diam Roland?" Tanya Artur dengan wajah datar dan tenang. "Apakah kau diam karena kau sudah memahami alasan ku melakukan semua ini? Atau kau diam karena kau marah pada ku yang telah menikahkan Gwen dengan pria lain?" Ucap nya lagi pada putra sambung nya itu. Roland tertunduk. Berkali-kali dia menarik nafas dan membuang nya dengan kasar yang memandakan kalau masih ada rasa kecewa dan tidak puas di hati nya dengan apa yang terjadi saat ini. Baik dari sisi takdir yang menjadi nya kan dan Gwen bersaudara. Maupun dari sisi keputusan sang ayah yang sangat Roland sesali. "Kau tahu Roland, walaupun aku bukan lah ayah kandung mu t
"Kau siap?" Tanya Aiden pada Gwen saat mereka sudah sampai di depan gerbang kediaman keluarga Meteo. Saat ini mereka sedang berada di dalam mobil sedang mengantri masuk ke dalam area kediaman keluarga Meteo karena di depan mobil mereka ada mobil Theodor dan Angela beserta rombongan nya. Gwen tertawa kecil mendapat pertanyaan seperti itu dari Aiden. Dalam pikiran Gwen jelas-jelas ini adalah rumah nya, tempat di mana dia lahirkan dan dibesarkan. Lantas untuk apa dia dug dig dug ketika pulang ke rumah nya sendiri? " Ada - ada saja!" Ucap Gwen dalam hati. "Hei! Kenapa kau malah tertawa seperti itu?" Tanya Aiden heran tapi juga ikut tertawa walaupun tidak tahu apa yang membuat nya tertawa. Apa jangan - jangan Aiden tertawa karena tertulari Gwen yang tertawa tanpa sebab? Wah sudah seberpengaruh itu kah Gwen dalam hidup nya Aiden? yang jelas-jelas belum genap tiga hari hadir dalam kehidupan Skyaleden Gavin Junior. "Kau tahu tuan Muda Aiden, kau itu sangat lucu." Akhir nya setelah puas t
Gwen melihat ke arah ibu nya yang juga melihatnya dari jauh. Margarette, ibu nya Angela telah membuat ibu nya Gwen melayani keluarga Gavin yang telah masuk lebih dulu sehingga Roselyn tidak bisa menyambut ke datangan Gwen. Gwen tersenyum pada ibu nya. Demikian juga sang ibu, hanya bisa tersenyum kepada sang putri yang kali ini tidak datang sendirian, melainkan bersama seorang pria yang telah menjadi menantu Roselyn. Tapi tidak ada yang Roselyn dapat perbuat bahkan untuk menghampiri dan menyapa Gwen dan Aiden pun dia tidak bisa. "Tidak apa-apa bu. Gwen paham." Kira-kira itu lah isi dari senyuman yang Gwen layangkan pada sang ibu. Gwen sangat paham akan situasi ibu nya yang hingga saat ini dimata para istri tuan besar Meteo tidak pernah dianggap setara dengan mereka. Mereka, para istri tuan besar Meteo masih menganggap ibu nya Gwen sebagai pembantu di rumah itu. Sehingga mulai dari istri paling tua hingga istri-istri sirih tuan Meteo yang usia nya jauh lebih muda dari pada ibu nya