Semakin mendekati pintu masuk ruangan di mana Aiden dan Rery berada, langkah kaki Gwen dan Diana pun semakin pelan seolah mereka menyadari kalau ada awan gelap dengan sambaran-sambaran petir yang telah siap menanti mereka di sana.
"Kau masuk lebih dulu Gwen." Dorong Diana, pelan.
"What? Kenapa harus aku? Kau yang adalah manager ku! Kau lah yang berjalan lebih dulu. Bukannya selama ini aku hanya selalu mengikutimu." Gwen langsung berputar ke belakang. Mana mau dia masuk duluan ke dalam ruangan itu.
"Itu tidak berarti untuk saat-saat seperti ini. Kau yang masuk duluan dan aku setelah diri mu." Kali ini Diana pula yang berlari ke belakang Gwen.
"Kalau begitu kenapa kita suit dulu. Yang kalah dia yang duluan masuk." Usul Gwen. Disaat- saat kepepet seperti ini, otak Gwen memang sangat bisa untuk di andalkan.
Gwen dan Diana pun telah bersiap untuk suit, dan tepat saat keduanya bersiap untuk mengeluarkan jari pilihannya, Aiden dan
Melihat mobil Rery tidak muncul-muncul di belakang mereka, Aiden pun memutuskan untuk berbalik arah. Aiden khawatir terjadi apa-apa pada asistennya itu.Ya, walaupun semua musuh telah di singkirkan tapi bukan berarti keadaan telah aman sepenuhnya.Mr. D mengatakan kalau pasti ada pihak yang sangat berkuasa di balik semua kejadian ini. Tidak mungkin bibi Aiden mampu melakuan semua ini serapi itu.Pasti ada pihak yang membantunya. Dan pihak itulah yang sedang di selidiki oleh Mr. D serta teman- teman Aiden lainnya."Loh! Loh! kok putar arah?" tanya Gwen heran saat Aiden putar arah."Aku mau cek Rery dan Diana. Kenapa mereka belum muncull juga." Jawab Aiden lalu memacu laju mobilnya mencari keberadan mobil Rery dan Diana yang sedari tadi berada di belakang mobil mereka."Itu! Bukankah itu mobil nya Rery!" Sebut Gwen sambil menunjuk ke sebuah mobilFerrari California T yang parkir cantik di tepi jalan sembarangan."Apa yang terjadi?
Aiden yang tadi nya mau menghukum Gwen karena kontrak kerja baruGwen dengan Kenzo, malah teralihkan karena pernyataan Rery yang mendeklarasikan kalau dia akan menikahi Diana besok. Ya Besok!! Tidak minggu depan, bulan depan atau pun tahun depan. Besok! Besok Rery akan menemui bibinya Diana, lalu melamar Diana dan sekaligus menikahii Diana.Permasalahannya!! Diana sendiri belum menyetujui ide gila Rery tersebut.Bagi Diana menjadi pacar Rery saja masih terawang-awang di dalam pikiran nya. Bagaimana pun, hubungan mereka sebelumnya adalah sahabat. Ini sedikit aneh dengan perubahan yang sangat dadakan ini.Status Diana dan Rery berubah menjadi pacaran setelah pacar Diana yang bernama Toni ketahuan selingkuh, lalu menghina Diana, palying victim menyalahkan Diana, seolah-olah karena Diana lah dia akhirnya selingkuh.Toni juga mengatakan kalau bukan dirinya, maka tidak ada satu pria pun di dunia ini yang akan mau, rela dan redho menjadi pasangan Diana.
Aiden memegang erat tangan Gwen sepanjang perjalanan mereka menelusuri pantai nan indah kala sore itu.Niat awal Aiden yang datang ke tempat ini untuk menghukum Gwen terasa basi karena Rery dan juga Diana. Permasalahan keduanya membuat Aiden tidak merasakan lagi luapan emosinya pada Gwen sebab kontrak kerja sama itu."Aku tidak menghukummu bukan berarti kemarahanku pada mu telah usai." Ucap Aiden tanpa melihat ke arahGwen."Lantas?""Lantas?? maksudmu apa bertanya seperti itu padaku?" Aiden balik bertanya padaGwen."Ya, lantas apa? kau tadi mengatakan kau tidak menghukum ku bukan berarti kemarahan mu pada ku telah usai. Lalu lantas apa? kenapa kau tidak jadi menghukumku?" tanya Gwen dengan wajah innocent nya."Astaga!!! Jadi kau minta aku hukum?" Seru Aiden.Kedua nya berhenti berjalan dan mulai berdebat hal yang tidak penting di tepi pantai itu."Ya, kalau kau memang ingin menghukum ku, ya hukum saja!" Balas&
Gwen yang puas jalan-jalan di tepi pantai akhirnya kembali ke Vila. Maksud hati tadinyaGwen masih ingin menggoda Aiden tapi seperti nya hal itu tidak dapat Gwen lakukan. Karena apa? Karena Lisa adik ke delapan Aiden ada di Vila itu."Apa yang Lisa lakukan disini?" BatinGwen yang tidak pernah mengetahui perihal perasaan Lisa pada Aiden yang sebenarnya."Kakak ipar." sapa Lisa sangat manis padaGwen."Kau di sini Lisa?" tanyaGwen, merapat ke samping suaminya yang duduk dengan wajah datar.Gwen menoleh sebentar pada Aiden karena tadiGwen sempat melihat kalau wajah suaminya ini menjadi petak, mengalahkan petak nya si spongebob squarepant."Nah apa yang terjadi? Kenapa wajahnya petak seperti itu? Dia tidak sedang marah padaku, kan?" SeruGwen dalam hati, menduga-duga apa yang membuat mood suaminya terlihat sangat buruk saat ini. Jangan sampai penyebabnya adalah karean kejahilan ya tadi. Bisa bahaya, pikirGwe
"Aku mencintai kak Aiden." Ucap Lisa membuat mataGwen seolah mau keluar saking kaget nya mendengar nama suami nya lah yang disebutkan oleh adik ipar nya."Apa kau bilang?" sentakGwen kaget."Aku mencintai kak Aiden kak. Dan kak Aiden pun mencintaiku." Ucap Lisa sontak membuatGwen menepis tangan Lisa."Kau sudah gila Lisa!" SeruGwen dengan sejuta kerutan di dahinya. Dia tidak habis pikir mengapa Lisa bisa mengatakan kalau Lisa mencintai Aiden. Dan yang lebih parahnya, Lisa pun mengatakan kalau Aiden mencintai nya. Benar-benar sudah gila."Aku tidak gila kakak ipar. Aku dan kak Aiden itu saling mencintai. Kami saling mencintai jauh sebelum ada kak Angela di hidup kak Aiden dan juga sebelum kakak ipar muncul." tekan Lisa."Ooh? Jadi kau dan suami ku telah saling mencintai sejak orok maksudmu? Kau jangan bicara yang bukan-bukan Lisa. Aku tahu semua tentang Gavin Junior. Dan aku tidak pernah mendengar namamu di sana. Jadi berhent
Aiden menyentuh bahu putih mulus Gwen.“Tutup semua tirai.” Perintah Gwen itu membuat semua tirai di kamar itu tertutup otomatis.Meski keadaan menjadi gelap, mata Aiden tak berkedip. Dalam gelapnya kamar, ia masih bisa melihat mata sayu Gwen itu menatap nya dengan sangat dalam seolah ada sebuah permohonan yang tak terkatakan di sana.“Kau memang sangat nakal nyonya Gavin!” ucap Aiden, menahan desiran terus bergejolak di dalam diri Aiden.“Diam dan cium aku.” Balas Gwen dengan suara parau setengah memohon pada Aiden.Tanpa sadar Aiden tersenyum. Ia mencium Gwen sangat dalam. Bukan sebuah cium sederhana nan biasa, tapi sebuah ciuman liar yang membuat panas di tubuh keduanya tersalurkan dalam sebuah hasrat bercinta yang luar biasa.Aiden tidak menyangka bahwa pagi yang panas ini benar-benar akan terealisasi, ia merasakan gejolak bercinta yang sangat hebat.Lihat sang istri yang di tindihnya, dan diciu
Aiden dan Gwen pulang sangat sore dari Vila hari ini. Apa yang terjadi di Vila membuat mereka melupakan segala kesibukan untuk sementara. Yang ada saat ini hanya perasaan bahagia dan perasaan penuh cinta."Tuan Muda Aiden, anda di tunggu di ruang rapat keluarga." Salah seorang pelayan di kediaman Aiden dan Gwen menyampaikan kepada Skyleden Gavin Junior kalau saat ini seluruh tetua di kediaman Gavin sedang menunggu dirinya.Skyleden Gavin Junior menoleh pada Gwen sejenak. Seingat dirinya hari ini tidak ada pertemuaan keluarga. Kalau seandainya memang ada, tidak mungkin Aiden lupa."Sudah, pergi saja. Mungkin ada yang ingin nenek Janet katakan padamu." Kata Gwen seolah paham dengan maksud yang tersirat dari sorot mata Aiden."Kalau begitu, kau di rumah saja. Hari sudah sore. Keluarga Gavin rapat tidak pernah sebentar." ucap Aiden pada Gwen, mengelus pipi Gwen."Maaf, tuan. Tapi nyonya juga diminta datang." Sela pelayan dengan sopan."Aku?" Tanya Gwen, heran."Pesan nyonya Jenet tadi sep
"Menghamili Lisa?" seruGwen tanpa sadar karena saking shocknya."Ya! Menghamili Lisa! itulah mengapa semalam Lisa datang ke Vila tempat kalian menginap. Dia datang untuk meminta pertanggung jawaban Aiden!" jawab Jenny dengan penuh kebencian."Tapi semalam Lisa tidak mengatakan apapun pada kami." UjarGwen cepat."Dia hanya meminta Aiden untuk membatalkan pernikahan yang telah diatur untuknya. Tidak ada sama sekali pembahasan tentang dia hamil atau apapun itu."tambahGwen dengan suara yang bergetar.Gwen tidak terima suaminya di tuduh yang tidak-tidak."Jangan berbohong kakak ipar! Aku sangat jelas mengatakan padamu semalam kalau aku dan kak Aiden saling mencintai. Tapi kau malah mengusirku pulang."Lisa yang sedari tadi diperintahkan untuk menunggu di ruangan sebelah, karena merasa tidak tahan untuk tidak ikut bicara akhrinya menerobos masuk ke dalam ruang rapat."Kau jangan katakan aku berbohong kakak ipaar! Aku bisa be