"Bukan kami yanng minta. Tapi ini kesedian dari kakakku sendiri, Gwen. Dia ingin ambil bagian dari hal besar ini. Asal kalian tahu jasa Jay dan juga Max, pengawal kakakku yang satunya, tidak kaleng- kaleng. Cuma candi saja yang belum mereka bangun demi mewujudkan dunia penuh cinta nya Zayden Hardata dan Anulika Rayana. Beuh, kalau kalian tahu ceritanya di jamin kalian akan berpikir, pantas saja bosnya Jayden ini sampai segitunya dalam misi ini. Hitung- hitung membahagiakan pengawal setianya." Cicit Mr. D sambil tertawa.
"Dennis benar. Mereka selalu mewujudkan segala yang aku perintahkan selama ini. Walau kadang itu terdengar sangat tidak mungkin." tambah Zee.
"Kali ini gantian. Hahhahaa.'' Tawa Zee sambil menepuk keras pundak Jay sampai Jay pun bingung sebenarnya bos nya ini benar- benar ikhlas membantu dirinya apa tidak. Jangan - jangan malah dirinya yang ntar ujung- ujungnya kena batunya.
Jay pun hanya bisa tersenyum kecut. Bukannya dia tidak senang dengan ban
Dan kiniGwen dan para nyonya Gavin sudah berada di salah satu taman di kota itu. Ibu Maya pun sudah pasti berada di sana.Pada acara amal kali ini, ibunya Maya bertugas menjaga stand logistik bersama Maya. Jadi semua barang- barang yang akan dibagi berada di stand tersebut atau bisa dikatakan posko lah begitu.Semua yang datang hari ini adalah para nyonya di keluarga Gavin, dengan beberapa pengawal yang menemani mereka. Namun para pengawal ini pun sudah dibisikan oleh Aiden akan rencana hari ini. Jadi mereka diminta untuk tidak ikut campur. Ya, seperti ancang- ancang mau melawan perampok yang telah disiapkan, namun tetap diam di tempat, begitulah kira-kira rencana mereka. Hingga nanti Jay datang bersama Aiden dan Will guna melakuan penyelamatan.Kurang lebih begitulah skenario yang telah dipersiapkan untuk misi hari ini.Hingga pukul sepuluh siang, acara bazar berjalan lancar. Orang- orang tidak mampu datang silih berganti ke stand pemba
Aiden dan yang lain langsung berlarian ke arah taman. Keadaan yang tidak terduga yang terjadi membuat mereka panik."Lepaskan dia?" Teriak Jay pada penjahat yang mengarahkan pisau ke leher Maya.Maya yang masih mengira kalau penjahat yang menyandra nya kini adalah Zee, masih bertahan dengan akting pura- pura takutnya. Dalam pikiran Maya, sandiwara ini akan segera berakhir seperti gladi yang mereka lakukan beberapa hari yang lalu.Namun apa yang Maya pikirkan itu langsung buyar saat melihat Zee malah ada di belakang Jay."Hah? itu bukannya Zee? Kalau Zee ada di sana, lantas yang sedang menodongkan pisau ke leher ku ini siapa?" Perasaan Maya mendadak tidak enak.Maya mau menoleh ke belakang, tapi pria yang menyekapnya ini malah semakin menekan pisaunya ke leher Maya."Oh My God! Fix, ini penjahat beneeran!" batin Maya, dan kini dia pun panik tapi pastinya bukan panik pura- pura seperti tadi."Jay, help me!" Sebut Maya pada Jay tanpa sua
"Gaji kalian akan aku potong!" Ujar Aiden ketika melempar penjahat yang di pegang ke para pengawal nya."Di potong?" seru mereka bersaaman."Maaf tuan Aiden, kenapa gaji kami di potong?" Salah seorang pengawalnya memberanikan diri untuk bertanya pada Aiden."Kau masih sanggup untuk bertanya???" bentak Aiden marah."Aku dan tuan Zee berjibaku melawan semua para penjahat itu dan kalian hanya berdiri cantik melihat kami berkelahi dengan tangan kosong!!" Sembur Aiden dengan nafas yang ngos gos san."Bukannya tuan yang meminta kami untuk tidak bertidak apapun dan hanya melihat sambil pasang ancang- ancang untuk menyerang tapi tidak perlu untuk benar- benar menyerang. Dan kami hanya melakukan apa yang tuan pesankan pada kami." Bela si pengawal. Karena memang begitu adanya. Mereka hanya melakukan apa yang Aiden perintahkan pada mereka. Tidak lebih. Jadi memang tidak seharus mereka disalahkan."AargH!" Aiden teriak kesal. Dia baru ingat kalau memang
Di dalam sebuah ruangan terlihat ada dua orang dengan wajah babak belum sedang ditanyai oleh Zee, Aiden dan Will."Jadi kalian tetap memilih tetap bungkam?? Aku rasa temanku ini bisa membantu kalian untuk mewujudkan keinganan kalain yakni bungkam. Hanya saja, sekali kalian dibuat bungkam olehnya, kalian akan bungkam selamanya sampai malaikat datang ke hadapan kalian sambil bertanyaMan Rabbuka?!" tanya Zee yang gagal membuat dua orang di depan gagal takut.Will auto menepok jidatnya karena mendengar kataMan Rabbuka dari mulut Zee.Di pikir Will, Zee pasti akan bicara sangar sesuai dengan wajah sangar ala- ala bule mafia Italia gitu. Eh siapa sangka, Zee malah melawak seperti itu. Sungguh bule Itali kalau sudah mualaf biasa salah server! Hilang sangarnya.Will pun memberi kode pada Aiden agar mengambil alih interogasi ini. Karena kalau dibiarkan, maka mereka akan main srimulat bersama."Apa kalian dari komplotan mawar hitam ya
Namun tanda tanya itu segara menghilang setelah Zee melihat apa yang Aiden lakukan. Aiden menarik permata yang ada di cincin tersebut hingga membuat sebuah tali atau mungkin saja kawat yang sangat tipis keluar dari cincin tersebut.Tipiiiiiis.. tipiiiiiiis sekali. Andaikan kilatannya tidak terlihat maka sudah pasti tidak ada yang tahu kalau ada benda setipis itu yang keluar bila permata itu ditarik."Seharusnya aku tidak meragukan cincin itu. Bukankah Will atau anak buah Dennis yang lain memang sangat ahli dalam membuat senjata yang bentuknya seperti benda- benda normal?" Batin Zee, penuh rasa kagum.Zee ingat sewaktu aksi penyelemaatan Anne waktu itu, dia diberikan sebuah jam tangan oleh Dennis. Awalnya Zee sempat berpikir kalau jam tangan ini adalah jam tangan yang berupa senjata atau apalah. Namun di awal Dennis masih sempat membercandainya dengan mengatakan itu hanya jam biasa.HIngga ketika mereka berada di atas sebuah gedung dan bersiap untuk melomp
"Kau tahu sesuatu sayang?" Tanya Aiden sambil memeluk tubuh Gwen dari belakang."Hari begitu cepat berlalu. Rasanya baru kemarin aku mengenalmu dan kau membuatku kesal. Kemudian cinta tumbuh di dalam hatiku untuk mu, disaat semua masalah sedang berkumpul di sekitar ku. Tapi anehnya dengan semua masalah yang ada aku semakin menyadari aku sangat mencintaimu." Aiden mempererat pelukannya padaGwen."Dan lihatlah hasil cintamu padaku ini Tuan Besar Gavin. Kau membuat perut menggelendung dengan dua bayi kita di dalam sana. Hm - kira kira si kembar mirip siapa ya? Kau selalu saja menyebut mereka putra - putramu. Bagaimana kalau mereka ternyata mereka keduanya cewek atau bisa saja satu laki- laki dan satu perempuan. Kita kan belum pernah mengecek langsung sayang jenis kelamin mereka berdua. Aku ingat, dulu dokter pernah mengatakan waktu usia kandungan ku lima bulan kalau seperti laki- laki. Tapi itu kan tanpa USG. Hanya ucapan si dokter saja. " CicitGwen panjang ka
Namun rasa penasaran itu tidak lama bersarang di kepalaGwen karena sejurus kemudian, dua puluh orang itu tiba- tiba berjalan ke arahGwen.Gwen langsung mengernyitkan dahi nya. Firasatnya langsung tidak enak. Apalagi dia teringat dengan kata- kata Aiden sebelumnya yang mengatakan untuk berhati- hati agar istrinya ( Aiden) tidak jatuh."Jangan bilang meraka akan mengangkat ku?!" TanyaGwen dalam hati.Dan........."Kyaa! Apa yang kalian lakukan??" TeriakGwen ketakutan saat tempat tidur di mana ada dirinya di atas sana.Gwen auto memegang erat apapun yang bisa ia pegang saat ini! Dia merasa gamang saat dua puluh laki- laki itu mengangkat tempat tidur itu plus dengan dirinya sekalian."Aaah! Aiden apa- apaan ini?!" Teriaknya sambil melihat ke bawah,"Kau duduk saja dengan tenang sayang! Mereka akan membawa kau ke parkiran. Aku sudah meminta supir stand by di luar." Jawab Aiden yang tidak tahu kalau dirinya tel
"DOkter! Sepertinya yang satu lagi juga minta digendong papa nya!!" Teriak Gwen memegangi seprai tempat tidur."Perawat! tolong pegangi anak saya dulu." Pinta Aiden pada salah seorang perawat. Aiden ingin kembali ke sisi Gwen untuk membersamai Gwen melewati lahiran anak kedua mereka."AaaaaaaaaaaHK!!" Teriak Gwen sekali lagi, dan langsung dibarengi dengan tangis bayi yang sangat kuat."Oeeeeeek! Oeeeeek!""Selamat tuan nyonya! Anak kalian laki- laki lagi." Ucap si dokter.Gwen merasa sangat lega karena kedua anaknya telah lahir. Senyumnya pun kembali terbit ketika dia ke arah melihat Aiden, yang sedang berjalan ke dokter yang menggendong anak mereka.Namun saat Aiden akan mengambil bayi itu dari gendongan si dokter, Gwen kembali mengaduh. Anehnya perutnya sakit lagi. Dan rasa sakit ini sangat mirip dengan rasa sakit saat dia melahirkan anaknya yang kedua tadi."Aaa! Dokter! Ini kenapa sakit lagi? Apa jangan-jangan masih ada satu lagi di dalam sinii, dokter????!!?" Teriak Gwen kesakita