"Mohon maaf nona, tapi sepertinya permintaanmu tidak bisa kami kabulkan. Karena itu tidak sesuai dengan SOP kasino kami. Tidak ada permainan yang dilakukan dengan cara seperti itu." ujar si manager. Dia harus bisa mempertahankan semuanya.Kalau sampai permainan di lakukan dengan cara yang Ariana katakan, kesempatan akan jadi lima puluh lima puluh. Lima puluh untuk menang, dan lima puluh untuk kalah. Hal itu pasti sangat beresiko bagi kasino."Kenapa tidak bisa?" seru seorang wanita yang tiba- tiba ikut- ikutan dalam perdebatan itu."Siapa lagi itu ?" Seru Will, tidak mengenal wanita yang baru muncul itu."Itu Wennie. Teman nya Gwen. Aku tidak tahu kalau dia juga berada di kapal pesiar ini." Jawab Aiden pada Will.Ya, kedua pria ini masih setia mengawasi istri- istri mereka dari jauh."Seperti nya akan menjadi semakin seru." Ujar Will yang tadi nya risau akan terjadi kegaduhan yang besar di dalam kasino, sekarang malah terlihat bersemangat un
"Karena tidak mungkin di kamarku! Sebab coba kau lihat itu!!" Tunjuk Gwen ke arah Aiden dan Will yang sedang duduk."Bukankah pria di sana terlihat seperti suamiku?" Tanya Gwen sambil mengerlingkan mata karena ternyata benar Aiden ada di kapal pesiar ini."Sedangkan di kamar dia," tunjuk Gwen ke Diana, "juga tidak mungkin karena aku yakin pasti dia sekamar dengan Rery! Aku benarkan Diana??" TebakTanya Gwen dengan tatapan mata penuh selidik."Lalu di kamar nona Ariana juga tidak mungkin karena kita baru saja kenal. Kita tidak tahu apakah nona Ariana ini datang sendiri atau jangan- jangan dia datang bersama dengan suaminya. Jadi kamar yang available saat ini hanyalah kamar mu Wennie." Terang Gwen panjang kali lebar di tambah dengan luas segita bermuda."Baiklah kalau begitu! Kalau memang hanya kamarku YANG AVAILABLE SAAT INI, mari kita ke kamarku!!" Ujar Wennie penuh keterpaksaan."Kenapa aku harus bertemu dengan Arneta Gwen meteo di tengah- tengah kerjaanku seperti ini?? Ini pasti tida
"Kau luar biasa nona Gwen." Puji Ariana."Kau tidak perlu memuji nya nona, nanti hidung nya bisa lebar." Sela Wennie."Hmm seperti nya aku harus pergi. Suami ku pasti sedang mencari ku saat ini. Senang bisa bertemu dan berkenalan dengan kalian bertiga." Ujar Ariana, berpamitan."Kenapa cepat sekali? Kita saja belum saling mengenal." Tanpak wajah Gwen sedikit kecewa karena teman baru nya sudah akan pergi meninggalkan mereka."Masih ada seratus delapan puluh hari lagi atau sekitar enam bulan lagi waktu untuk kita bisa berjumpa kembali. Kalian tentu saja tahu kalau kapal pesiar ini akan mengunjungi sembilan puluh enam destinasi wisata di tiga pulu empat negara berbeda kan?? Aku yakin kita akan bertemu lagi."Ariana pun pamit pergi karena memang suami nya sudah mengirimkan pesan ke Ariana untuk segera kembali ke kamar."Aku pun mau kembali ke kamar ku." Ujar Diana ikut- ikutan yang langsung mendapat sambaran tangan dari Gwen."Kau dan Rery pasti sudah menikah di belakang ku kan? Akan ku i
SaatGwen dan Wennie sedang bicara di kamar Wennie, Veronica dan Ardio sedang menikmati angin laut yang menerpa wajah mereka di area depan kapal pesiar dimana orang- orang berlalu lalang dengan segala kesibukan mereka masing- masing."Ardio, perasaanku mengatakan kalau Kenzie berada di kapal persiar ini bersama kita saat ini." Ucap Veronica terdengar cemas."Sayang! Seharusnya kau tidak perlu memikirkan hal- hal yang seperti itu. Kau bersamaku saat ini. Dan mantan tunanganmu itu sedang menjadi buronan interpol! Dia tidak akan berani menampakkan dirinya di tempat umum." Tegas Ardio pada istri yang sedang mengandung anak pertama mereka."Andaikan aku bertemu dengan mu lebih awal, aku tidak perlu terjebak dengan Kenzie. Dan kehidupan kita tidak perlu serumit ini. Jujur saja Ardio, aku selalu merasa was- was berada di tempat umum seperti ini. Aku lebih suka saat kita tinggal dalam penjagaan Interpol. Aku merasa aman jika ada banyak orang yang menjaga kese
"Hufffffff! Membosankan sekali!" gumamGwen jengah pada akhirnya."Hmm kau bukan ya nona yang duduk dengan Kenzo tadi?" sapa seorang wanita pdaGwen.Gwen mengernyitkan keningnya untuk sesaat, mencoba mengingat siapa wanita yang baru saja menyapa dirinya."Ah! Iy! nona Veronica bukan?" SapaGwen yang kemudian tersenyum. Dalam hati nyaGwen senang karena akhir dia ada kawan ngobrol juga."Benar! Kau sedang apa sendirin nonaGwen? Dimana teman- teman mu?" tanya Veronica."Mereka sedang sibuk dengan urusan nya masing- masing. Kau sendiri kenapa sendirian?? Bukannya kau tadi bersama suami mu?" tanyaGwen."Suami ku sedang ada tamu. Dan karena merasa bosan akhir nya aku putuskan untuk jalan- jalan saja. Lagian ada banyak hal yang bisa kita lihat di tempat ini." Jawab Veronica."Kau benar. Memang ada banyak hal yang bisa dilihat di tempat ini. Tapi kalau melihat semua keindahan tempat ini sendi
Tapi sayangnya setelahGwen sampai di pintu, pintu tersebut ternyata dikunci. AdrenalinGwen pun langsung meningkat. Kepanikan melanda dirinya sebab dia memang tidak bisa berada di dalam ruang kecil seperti itu. Pobia akan ruang sempit membuat kepanikan menguasai diri Gwen.Ruangan itu seolah semakin mengecil dan mengecil hingga menjepitGwen, dan sekali lagiGwen jatuh pingsan.DI dalam ruang keamanan kapal pesiar, terlihat Aiden, Will, Rery, Kenzo dan juga Ardio sedang menunggu petugas keamanan memeriksa rekaman cctv setiap sudut kapal pesiar.Aiden mulai memijat mijat pelan pelipisnya. Tidak pernah terpikir oleh Aiden kalauGwen akan menghilang di dalam kapal persiar ini. Jelas- jelas anak buah Aiden sedang mengawasGwen setiap saat. Bahkan satu detik pun tidak terlepas dari pengawasan mereka.Kecuali pada lampu seluruh kapal pesiar mati untuk beberapa menit tadi sajaGwen terlepas dari pengawasan mereka."Apa
"Kita ke kamar mu saja Aiden. Di kamar ku ada Ariana. Biar aku susul saja ke kamar mu nanti, aku ingin mengambil semua peralatan ku dulu." Ajak Will."Hmm, baiklah. Aku dan Rery serta Ardio akan ke kamar ku dulu. Kau segera lah menyusul." Ujar Aiden.Will pun segera pergi ke kamar nya untuk mengambil alat- alat yang dia perlu kan. Sedangkan Aiden dan yang lain nya langsung menuju ke kamar Aiden.TIdak perlu menunggu lama, Will segera bergabung kembali bersama dengan Aiden dan lain nya di kamar Aiden."Will apa kau bisa menghack CCTV di ballroom?" tanya Aiden to the poin bahkan sebelum Will menghidupkan laptop nya.***"Will apa kau bisa meng-hack CCTV di Ballroom?""Jangan kan CCTV Ballroom, seluruh CCTV aku bisa." Jawab Will dengan sangat yakin.Will pun mulai bekerja. Semua orang yang ada di kamar Aiden fokus memperhatikan apa yang sedang Will lakukan. Termasuk Ardio. Dia pun memperhatikan dengan seksama cara kerja Will
"Kau milik ku Veronica. Dan janin itu milik polisi sialan itu. Jadi biarkan aku mempertemukan ayah dan anak itu. Pasti akan sangat menyenangkan bisa bertemu lebih awal seperti ini. Hhahaaha..""iblis kau Kenzie!!" Veronica melempar vas bunga yang ada di dekatnya. Tapi sayang nya vas bunga itu sama sekali tidak mengenai tubuh Kenzie.****Aiden dan yang lain nya saat ini sedang berada di Ballroom untuk melihat kemana kemungkinan perginya pria- pria yang terlihat di tangkapan CCTV sebelum lampu ballroom mat. Karenapria- pria itu juga menghilang bersama dengan Gwen dan Veronica."Ada dua alternatif jalan yang bisa mereka gunakan saat lampu di ballroom mati. Yang pertama di sebelah sana. Dan juga itu. Kau lihat pintu di lorong kecil itu." Tunjuk Ardio."Hanya dua pintu yang dapat mereka jadikan akses untuk pergi dengan cepat dari tempat itu dengan waktu sesingkat itu." Tambah Ardio.Aiden dan Will saling lihat. Entah mere