Tapi sayangnya setelah Gwen sampai di pintu, pintu tersebut ternyata dikunci. Adrenalin Gwen pun langsung meningkat. Kepanikan melanda dirinya sebab dia memang tidak bisa berada di dalam ruang kecil seperti itu. Pobia akan ruang sempit membuat kepanikan menguasai diri Gwen.
Ruangan itu seolah semakin mengecil dan mengecil hingga menjepit Gwen, dan sekali lagi Gwen jatuh pingsan.
DI dalam ruang keamanan kapal pesiar, terlihat Aiden, Will, Rery, Kenzo dan juga Ardio sedang menunggu petugas keamanan memeriksa rekaman cctv setiap sudut kapal pesiar.
Aiden mulai memijat mijat pelan pelipisnya. Tidak pernah terpikir oleh Aiden kalau Gwen akan menghilang di dalam kapal persiar ini. Jelas- jelas anak buah Aiden sedang mengawas Gwen setiap saat. Bahkan satu detik pun tidak terlepas dari pengawasan mereka.
Kecuali pada lampu seluruh kapal pesiar mati untuk beberapa menit tadi saja Gwen terlepas dari pengawasan mereka.
"Apa
"Kita ke kamar mu saja Aiden. Di kamar ku ada Ariana. Biar aku susul saja ke kamar mu nanti, aku ingin mengambil semua peralatan ku dulu." Ajak Will."Hmm, baiklah. Aku dan Rery serta Ardio akan ke kamar ku dulu. Kau segera lah menyusul." Ujar Aiden.Will pun segera pergi ke kamar nya untuk mengambil alat- alat yang dia perlu kan. Sedangkan Aiden dan yang lain nya langsung menuju ke kamar Aiden.TIdak perlu menunggu lama, Will segera bergabung kembali bersama dengan Aiden dan lain nya di kamar Aiden."Will apa kau bisa menghack CCTV di ballroom?" tanya Aiden to the poin bahkan sebelum Will menghidupkan laptop nya.***"Will apa kau bisa meng-hack CCTV di Ballroom?""Jangan kan CCTV Ballroom, seluruh CCTV aku bisa." Jawab Will dengan sangat yakin.Will pun mulai bekerja. Semua orang yang ada di kamar Aiden fokus memperhatikan apa yang sedang Will lakukan. Termasuk Ardio. Dia pun memperhatikan dengan seksama cara kerja Will
"Kau milik ku Veronica. Dan janin itu milik polisi sialan itu. Jadi biarkan aku mempertemukan ayah dan anak itu. Pasti akan sangat menyenangkan bisa bertemu lebih awal seperti ini. Hhahaaha..""iblis kau Kenzie!!" Veronica melempar vas bunga yang ada di dekatnya. Tapi sayang nya vas bunga itu sama sekali tidak mengenai tubuh Kenzie.****Aiden dan yang lain nya saat ini sedang berada di Ballroom untuk melihat kemana kemungkinan perginya pria- pria yang terlihat di tangkapan CCTV sebelum lampu ballroom mat. Karenapria- pria itu juga menghilang bersama dengan Gwen dan Veronica."Ada dua alternatif jalan yang bisa mereka gunakan saat lampu di ballroom mati. Yang pertama di sebelah sana. Dan juga itu. Kau lihat pintu di lorong kecil itu." Tunjuk Ardio."Hanya dua pintu yang dapat mereka jadikan akses untuk pergi dengan cepat dari tempat itu dengan waktu sesingkat itu." Tambah Ardio.Aiden dan Will saling lihat. Entah mere
Aiden dan Will serta Rery yang tidak paham apa yang sedang terjadi langsung memegangi dan menanyai Ardio."Apa yang terjadi Ardio? Kau kenapa? Siapa Kenzie Matsunaga? Apa ini benar janin milikmu dan istrimu?" tanya Will beruntun."Benar! ini adalah anakku!! Janin ini adalah janin milikku dan Veronica!!!" Jawab Ardio dengan mata yang memerah.Ardio menarik meraup wajahnya kasar. Urat - urat tangannya sampai terlihat karena kemarahan yang saat ini dia rasakan."Kenzie! Ini perbuatan Kenzie si bajingan biadab itu. Dia telah mengeluarkan janin yang ada di dalam perut Veronica. Ya TUhan!!! Janin ini adalah calon anakku dan Veronica." Ardio terlihat sangat terpukul. Bagaimana tidak?? Anak yang sedang ia nanti- nanti kan malah dikeluarkan paksa oleh pria kejam itu."Akan ku bunuh kau Kenzie! Akan ku bunuh kau!!" teriaknya bagaikan orang gila."Ardio! katakan pada kami Kenzie siapa?!" Tanya Aiden pada Ardio. Aiden yakin orang disebut oleh Ardio adal
"Gwen? Bangun sayang?" Aiden mengelus lembut pipi Gwen. Tatapan sedih dan khawatir punt idak lepas dari mata pria tampan itu. Sudah hampir setengah jam lebih Gwen dibawa ke kamar Aiden tapi Gwen masih belum juga sadar."Apakah jarum- jarummu itu sudah dapat dicabut Will?" tanya Aiden pada Will."Lima menit lagi Aiden. Bersabarlah." Ujar Will sambil melihat jam tangannya."Aaah! Tolong!!" Teriak Gwen tersadar, tepat satu menit sebelum Will mencabut jarum- jarum akupunturnya."Gwen? Tenanglah! Ini aku! Suamimu!" Aiden memegang erat tangan Gwen.Gwen langsung memeluk Aiden erat. Tubuhnya gemetar ketakutan. "Aiden aku takut!" teriak Gwen terisak."Mereka mengurungku di ruagan kecil itu. Aku takut!!"Ini adalah pertama kalinya Aiden melihat rubah kecil liciknya setakut ini. Bahkan sejak pertama kali mereka menikah, Gwen tidak pernah terlihat takut pada apapun."Tenanglah sayang. Tenanglah. Aku sudah ada disini. Kau sudah aman." Aiden mempererat pelukan nya pada Gwen."Hiks..Hiks!" Hanya i
Diana kemudian bergegas keluar dan meminta semua orang masuk, kebetulan Eagle Lou dan Ardio juga baru saja datang."Masuklah! Wennie mengatakan kalau dia tahu di mana Veronica." Umum Diana pada semua orang.Pria- pria itu segera berlari ke dalam kamar tempat Gwen beristirahat."Apa kau sungguh tahu di mana Veronica, Wennie?" tanya Wil penasaran. Sebab dirinya sendiri tidak berhasil menemukan Veronica sampai saat ini.Selain Will ada, Ardio sepertinya hendak mananyakan hal yang sama."Kau tahu di mana istriku?" Tanya Ardio, benar benar berharap kalau istrinya dapat segera ditemukan."Aku yakin Veronika saat ini sedang disekap oleh Kezie." Ujar Wennie yang membuat Aiden dan yang lainnya sontak mengerutkan kening mereka, karena sekali lagi nama Kenzie muncul. Tidak mungkinkan hal ini terjadi random begitu."Kenzie? Apa maksud semuamu, Wen?" Tanya Aiden."Kenzie adalah orang yang sedang buron saat ini. Dan dia merupakan tunangan Veronica sebelum Veronia memutuskan untuk menikah dengan Ard
"Tuan Kenzie, sepertinya keberadaan kita di kapal pesiar ini sudah d ketahui oleh seseorang." lapor salah seorang anak buah Kenzie."Maksudmu?""Wanita yang bersama dengan nona Veronica tadi sudah tidak ada di dalam ruangan semula. Orang- orang kita yang berjaga di depan ruangan itu juga tidak ada. Sepertinya ada yang datang membebaskan wanita itu." Lanjutnya."Apa itu perbuatan Ardio dan rekan- rekan interpolnya?" Tebak Kenzie."Sepertinya tidak tuan Kenzie, sampai saat ini tdak ada laporan dari orang- orang kita kalau kapal pesiar ini kedatangan tamu ilegal." Ungkap anak buah nya."Kalau begitu, maka orang- orang yang membebaskan wanita tadi pastilah kenalan wanita itu. Hmm baiklah! Kau benar. Kita sudah tidak aman di kapal ini. Untuk menghilangkan jejak kita, ledak kapal ini. Dan ya, katakan pada Steve untuk mempersiapkan kapal untuk kita segera pergi." Perintah Kenzie."Baik tuan Ken.""Dan jangan lupa bawa veronica ke kapal." perintah Kenzi lagi."Baik tuan."****"Kau di mana sa
"Itu dia Veronica!" Seru Ardio saat melihat Veronica dari layar handphone yang terkoneksi dengan server induk di laptop Wennie."Kita cek keadaan sekeliling, Ardio. Kalau situasi aman kita akan selamatkan dia sekarang juga." Ujar Will yang mendapat anggukan setuju dari Ardio. Sebagai seorang polisi tentu saja Ardio sangat paham dengan prosedur ini. Sangat tidak diperbolehkan untuk menyerang suatu tempat tanpa tahu situasi di tempat itu. it's too risk. Begitulah kira- kira intinya."Aiden, aku dan Ardio akan masuk ke kamar dan menyelamatkan Veronica. Sejauh ini hanya ada satu pria saja yang menjaga Veronica di dalam ruangan itu." Lapor Will pada Aiden."Berhati- hatilah Will. Aku akan meminta Lou untuk memastikan jalan yang akan kalian lalui bersih." Balas Aiden.'Hemm, kami masuk sekarang juga." Ucap Wil dan kemudian mengajak Ardio untuk masuk ke kamar itu.***"Bagaimana? Apa mereka sudah bergerak?" Tanya Wennie yang baru saja tiba di kamar
"Pria ini benar- benar gila!" seru Will."Gwen! Pergilah masuk ke kamar dan temani Veronica. Aku dan yang lainnya akan mencari jalan keluar untuk hal ini." Perintah Aiden, mengabaikan kata-kata Gwen sebelumnya.Aiden tidak inginGwen ikut campur dalam hal berbahaya ini, dia harus menjauhkanGwen dari ruangan ini. SehinggaGwen tidak bisa ikut mendengar apa rencana yang akan mereka untuk mengatasi soal bom di seluruh badan kapal pesiar ini."Tapi aku masih ingin di sini sayang." TolakGwen, yang tentu saja tidak akan melewatkan hal- hal menegang seperti ini.MelihatGwen yang menolak perinta nya, Aiden pun terpaksa meminta Diana untuk membawaGwen ke dalam kamar."Diana! tolong kau bawa sahabatmu ini masuk ke dalam kamar.""Dan kau juga Wen! Masuklah ke kamar bersamaGwen dan Diana. Aku tidak ingin ada wanita di tempat ini." Usir Aiden.Dalam pikiran Aiden, selainGwen, orang yang tidak diperbole