Jack langsung tancap gas menuju rumah Farhan, bukan karena ia kesepian tetapi semenjak hubunganku dengan Jack ternyata kakak beradik membuat Jack menjadi semangat dan ingin menjauhkan kehidupannya di masa lalu.
Jack menjadi playboy karena hidupnya kesepian dan hanya mempunyai seorang kakek yang di luar negeri sedangkan ibunya sudah meninggal jadi ia di sini hanya sebatang kara, ia menghabiskan waktunya untuk bekerja di perusahaan Farhan dan juga main ke bar dan kencan dengan wanita yang selalu ganti.
Mereka hanya pelampiasan Jack saja, sekarang Jack merasa hidup kembali dengan keluarga yang baru. Jadi ia berusaha sebisa mungkin untuk selalu membuatku bahagia dan pastinya.
***
Setibanya Jack di kediaman Farhan, ia langsung masuk ke dalam rumah tanpa menunggu di bukakan pintu seperti tamu.
Memang sudah tidak asing lagi jika Jack datang kerumah, bibi Ana menyadari kedatangan Jack, ia langsung menyapanya dan menawarkan segelas minuman.
"Apa kaba
Setelah selesai makan malam, kita sedikit berbincang bincang di taman belakang yang membuatku ngantuk dan Farhan mengetahui kalau aku sudah mengantuk. Pasti ini karena perut yang kenyang jadi aku merasa sangat ngantuk."Luna ayo kita istirahat," ajak Farhan padaku."Kalian lanjut mengobrol saja aku di sini akan menemani kalian.""Sangat terlihat jelas kalau kau sudah mengantuk, ayo istirahat.""Istirahat saja Luna, kita semua harus istirahat karena besok adalah hari keberangkatan kita," Jack juga menyuruhku untuk istirahat."Baiklah, ayo kita semua istirahat."Farhan langsung mengajakku ke kamar sedangkan Jack juga ikut masuk ke dalam rumah tetapi ia bingung harus tidur di mana karena Farhan tidak memberitahu padanya."Aku tidur di mana?" Tanya Jack yang kebingungan berdiri di tengah tengah ruang tamu."Tidur saja di sofa," Jawab Farhan dengan asal bicara."Apa kau gila, jika seperti ini lebih baik aku tidur di rumahku s
Saat aku membayar, aku melihat ada jajaran botol susu untuk bayi dan itu membuat mataku tidak bisa memalingkan pandangan. Jadi aku menghampirinya dulu untuk melihat lihat, siapa tau ada yang mau aku beli nanti.Akhirnya aku mengambil salah satu botol yang menurutku sangat lucu, padahal aku membelinya juga entah akan di pakai atau tidak.“Luna,” seorang wanita memanggil namaku, membuat aku berpaling untuk melihat siapa yang memanggil namaku.“Alinda? Kau sedang berbelanja juga di sini?” Aku balik bertanya, wanita yang memanggilku adalah Alinda.“Tidak, aku melihatmu sedang berbelanja di sini jadi aku masuk saja untuk menyapamu.”“Kita sudah lama tidak bertemu ya.”“Iya, kau berbelanja perlengkapan bayi untuk siapa? Atau jangan jangan kau sedang hamil?”“Iya untuk calon bayiku, aku sedang melihat lihat dulu karena jenis kelamin bayiku belum terlihat jadi aku belum bisa me
Aku menyelesaikan pembayaranku dan aku bergegas untuk keluar dari toko perlengkapan bayi.“Apa maksudnya dia berkata seperti itu padaku, Farhan tidak seperti yang ia katakan. Aku yang istrinya jadi aku lebih tahu bagaimana Farhan yang sebenarnya, aku marah saja dia langsung takut mana mungkin dia berani untuk selingkuh dariku.” Sepanjang jalan aku mengoceh sendiri tanpa menghiraukan suasana dan juga pak Abdul yang merupakan sopir dan juga bodyguard yang sudah di siapkan oleh Farhan.“Nyonya setelah ini anda mau ke mana?” tanya pak Adul yang membuyarkan fokusku dengan omongan Alinda yang memenuhi isi otakku.“Tempat baju yang paling mahal, aku ingin belanja baju.”Dengan perasaan menggebu gebu aku berjalan menuju store baju yang memiliki nama terkenal dan lumayan harganya.“Aku akan belanja baju sepuasku dengan kartu Farhan, barusan Alinda telah merendahkanku. Omongannya tadi secara tidak l
Setelah aku sampai di kediaman, aku baru ingat untuk mengecek kandunganku lebih detail ke rumah sakit. Karena sudah sampai rumah jaddi aku memutuskan untuk besok saja, lagian aku juga belum minta izin kepada Farhan. Aku sudah menghabiskan waktu seharian hanya untuk berbelanja saja, badanku rasanya sudah lelah. Untuk mengganti energiku yang sudah terkuras aku akan berendam air hangat dan meminta di buatkan makanan dan lemon tea. Aku meminta tolong kepada pak Abdul supaya membawakan semua barang belanjaaanku yang lumayan menggunung, mungkin pak Abdul akan dua kali atau tiga kali balikan untuk membawa semua barang belanjaanku. Pak Abdul membukakan daun pintu untukku masuk ke dalam kediaman lalu ia kembali ke mobil untuk mengangkut barang belanjaanku. “Nyonya sudah pulang, mau di buatkan makanan apa untuk makan malam?” Bibi Ana yang sangat mengerti tugasnya, ia menyapaku saat aku baru masuk ke dalam rumah. “Aku mau lemon tea dan makan
Setibanya aku di dalam kamar sendirian, aku langsung merebahkan badanku di atas kasur. Kami sudah seperti sepasang kekasih yang saling melepas rindu, saking lamanya kita mengobrol aku menjadi ngantuk dan aku memutuskan untuk izin tidur kepada Farhan.Setelah telepon mati aku membersihkan make up dan mengganti baju tidurku karena tidur dengan mengunakan dress tidak nyaman apa lagi aku yang sedang hamil harus mendapatkan posisi yang paling nyaman.***Farhan bingung mau melakukan hal apa karena ia ditinggal tidur oleh istrinya.Tiba-tiba ponsel Farhan berdering dan ia langsung meraihnya. Farhan sempat ragu dengan nomor asing yang meneleponnya, karena ia juga penasaran siapa yang meneleponnya jadi Farhan angkat panggilan nomor yang tidak ia kenal.“...” Farhan sengaja diam saja setelah mengangkat telepon karena ing in tahu siapa si penelepon nomor tak di kenal.“Halo Farhan, bagaimana perjalananmu?” Ternyata suara seoran
Farhan yang masih setia memantau layar laptop yang melihat aktivitas istrinya.Kecurigaan yang telah timbul di dalam hatinya mendadak sirna karena ia melihat sendiri kalau istrinya meninggalkan Jemy di taman belakang.Setelah istrinya pergi ke rumah sakit bersama pak Abdul, ia langsung menghubungi bibi Ana untuk mencari tahu Jemy datang ke rumahnya atas dasar apa.“Kenapa penjaga memiarkan Jemy masuk ke dalam rumah?”“Saya tidak tahu tuan, saya bertemu tuan Jemy di ruang tamu yang ia berkata ingin bertemu nyonya Luna lalu ia pergi ke taman belakang.”“Usir dia sekarang!”“Baik tuan.”Setelah selesai ngobrol dengan tuannya, bibi Ana menyuruh penjaga yang ada di dalam rumah untuk mengusir Jemy, tetapi di luar dugaan Farhan kalau Jemy pasti akan marah melainkan ia sangat santai dan justru ia meraih ponselnya yang ada di dalam saku dan ia menelepon Luna.“Aku di usir dari rumahm
Dokter sangat terkejut saat matanya menatap monitor yang ada di sebelahnya, karena aku tidak mengetahui ia terkejut karena apa jadi aku langsung menanyakan ada apa sebenarnya.“Kenapa?” Aku yang sedang berbaring langsung setengah bangun untuk memastian keadaanku.“Saya sampai terkejut karena nyonya hamil anak kembar. Yang bikin saya terkejut adalah nyonya tidak merasakan gejala yang berat.”“Aku hamil akan kembar? Sungguh?” Saking terkejutnya dan aku menutupi mulutku dengan kedua telapak tanganku yang menggambarkan terkejut.“Iya nyonya.”“Mana aku mau lihat,” aku sangat penasaran dengan bayiku yang ada dalam kandunganku.Dokter menjelaskan semua secara detail hingga menjelaskan posisi bayinya. Aku masih tidak percaya kalau aku hamil bayi kembar. Jika Farhan mengetahu kabar ini pasti ia akan sangat senang mendengarnya.Aku menyelesaikan terlebih dahulu pemeriksaanku lalu aku
“Tunggu dady pulang ya sayang.”“Sayang ke siapa ini?” aku memperjelas ucapan Farhan yang terlihat menggantung sebenarnya aku sudah tahu maksudnya.“Kepada kalian bertiga, terutama dirimu Luna. Aku sangat bahagia bisa hidup bersamamu.”“Siapa yang tidak memperebutkanku suami ha ha ha,” dengan sombongnya aku mengatakan kepada Farhan.“hanya aku yang berhak mendapatkanmu, dan aku telah menghamilimu anak kembar. Kau tidak bisa lari dariku sayang.”“Suamiku sangat mengerikan sekali, karena kau telah menghamiliku lantas kau harus terus bersamaku untuk merawat anak ini.”“Tidak akan kabur dan tidak akan meninggalkanmu sendirian.”“Awas saja jika ada wanita lain, aku akan meinggalkanmu dan tidaka akan memberi izin kepadamu untuk bertemu baby twins.”“Istiku sangat kejam sekali aku jadi merinding mendengarnya.”&ldqu