Sore hari di Sekte Kaki Besi, beberapa murid Sekte yang berpapasan dengan Fu Jiazhen... Menyapa calon Pimpinan Sekte itu di saat Fu Jiazhen keluar dari ruang baca Ayahnya setelah ia menemui Ayahnya. Fu Jiazhen yang jarang sekali meninggalkan Sekte hanya menjawab sapaan itu dengan mengangguk pelan. Tidak ada sepatah kata pun yang terlontar dari bibirnya yang selalu membentuk garis lurus, karena dia adalah Fu Jiazhen, pria berwajah rupawan yang sangat terkenal dengan julukan gunung es. Beberapa saat yang lalu di ruang baca Ayahnya, Fu Jiazhen sempat bertengkar dengan Ayahnya tentang rencananya yang ingin menyelamatkan Fu Yueyin dan Yu Jie agar tidak menjadi korban persembahan untuk Dewa Naga. Tetapi Ayahnya yang keras kepala menentang rencana tersebut. Saat itu... "Dewa Naga belum lama ini sudah memberikan isyarat, jadi bagaimana mungkin kita membatalkan persembahan untuknya?!""Aku akan mencari gadis lain, Ayah. Lagipula Yueyin adalah putri Ayah sendiri! Apa Ayah tega melakukan hal in
Beberapa saat setelah Fu Jiazhen membuka penutup wajahnya, ia dan pria paruh baya yang telah menyerangnya yang tak lain adalah Shu Haocun, kini telah duduk bersama di ruang kerja Shu Haocun yang telah ia masuki. "Tuan Muda Fu, apa yang telah membawamu hingga datang ke Sekteku malam-malam begini?" tanya Shu Haocun sambil menatap Fu Jiazhen dengan tatapan menyelidik. Shu Haocun sebenarnya sudah lama memperhatikan perkembangan Fu Jiazhen, dan jika saja Yu Jie tidak memiliki inti jiwa Permaisuri Langit, ia sudah pasti akan menjodohkan Cucu satu-satunya itu dengan Fu Jiazhen. Apalagi selain berwajah rupawan, Fu Jiazhen juga termasuk salah satu permuda berbakat di Benua Zhejiang. "Tetua Shu, Jiazhen meminta maaf karena telah mengganggumu di tengah malam begini. Tetapi ada sesuatu yang sangat mendesak yang harus Jiazhen bicarakan pada Tetua Shu." Sesaat Fu Jiazhen menarik nafas dalam-dalam sebelum ia melanjutkan ucapannya. "Ini tentang...""Nona Fu?" tebak Shu Haocun. Sebelumnya ia sempat
"Ternyata tebakan Yueyin benar." Yu Jie melipat surat yang baru saja diberikan Chun padanya. "Kakek memang memiliki rencana lain terhadapku," ucapnya. "Rencana? Apakah rencana itu seperti kata-kata Nona Fu pada Nona?" tanya Chun dengan wajah serius. Semula ia merasa marah ketika ia mengetahui bahwa Yu Jie sengaja ditempatkan di paviliun Wangjile oleh Shu Haocun. Tetapi setelah mengetahui bahwa Shu Haocun memiliki rencana lain terhadap Yu Jie, Chun pun percaya kalau Shu Haocun benar-benar ingin melindungi Yu Jie. Setidaknya ia sempat menguping di saat Yueyin berbicara tentang rencana Kakaknya yang ingin menculiknya dari pasukan Istana Taiyang di hari persembahan terhadap Dewa Naga. "Mungkinkah Tetua Shu tidak ingin melihat Nona menjadi Selir Kaisar Gao?" tebaknya. "Aku tidak tahu." Yu Jie menggelengkan kepalanya, "Tapi, ketika aku bertanya pada Kakak Ming dan Kakak Guan, mereka memang mengatakan bahwa sebagai calon pewaris Sekte Burung Api, aku tidak boleh memiliki hubungan dengan Ka
Di kedalaman Laut Xishi siang hari, menuju musim dingin... Air laut yang semula hangat mulai berubah menjadi sedingin es. Tetapi hal itu sama sekali tidak mengganggu bagi Dewa Naga Emas yang sedang menjalani kultivasi di dasar laut. Lagipula sudah selama 500 tahun lebih ia menjalani pergantian musim di dasar Laut Xishi, jadi ia telah terbiasa menghadapi perubahan suhu air. Selain itu, dua malam ini suhu tubuhnya telah meningkat secara drastis. Karena dua malam ini secara berturut-turut ia telah memimpikan Permaisurinya yang sangat ia rindukan. Kaisar Langit Jinlong atau Dewa Naga Emas yang lebih dikenal para Dewa dengan Raja Naga Jinlong, sebenarnya sangat ingin menemui reinkarnasi Permaisurinya. Hanya saja ia tidak bisa melakukannya, sebab hal itu akan mengganggu reinkarnasi Feng Huang dalam menjalani 7 cobaan Dewa. Jika 7 cobaan Dewa tidak dijalani dengan sempurna, maka inti jiwa Feng Huang tidak akan terbangkit di dalam tubuh barunya. "Apakah karena aku menahan rinduku terlalu lam
"Kamu ingin mengangkatku untuk menjadi Permaisurimu?!"Kaisar Gao dengan cepat menganggukkan kepalanya, sebelum hari ini ia sama sekali belum pernah melihat wanita yang memiliki kecantikan seperti wanita yang sedang berdiri di hadapannya saat ini. Karena itu, bagaimana ia bisa melepaskan wanita ini? Bahkan jika wanita ini adalah milik seseorang, ia masih bersedia untuk merebutnya. "Seperti ucapanku, aku pasti akan memenuhi janjiku!" ucapnya tanpa ragu. "Memenuhi janji?!" Yu Jie memutar bola matanya dengan jengah, bukankah beberapa bulan yang lalu pria ini telah seenaknya menempatkannya di paviliun Wangjile tanpa pernah ingin melihat wajahnya sama sekali? Dan sekarang... Apakah pria ini berpikir dengan wajah dan tubuhnya itu bisa membuatnya melupakan perlakuan apa yang ia terima selama ia berada di paviliun Wangjile? Selama Yu Jie tinggal di paviliun bagian timur Istana Taiyang itu bersama Yueyin... Para dayang sering berlaku seenaknya padanya. Jatah makannya kerap terlambat diantar
Menyaksikan apa yang Yu Jie lakukan, Kaisar Gao pun melepaskan cengkraman tangannya dari leher Fu Yueyin lalu secepat mungkin berkelebat ke arah tepian Laut Xishi. Di tempat itu ia berdiri di atas dinding pembatas laut dan daratan, menatap ke arah air laut yang perlahan mulai berubah warna. Sementara itu di dasar Laut Xishi, aroma manis darah yang memenuhi air laut membuat tubuh naga Jinlong yang sedang tertidur melingkar sontak terjaga. "Aroma manis ini... Mungkinkah... Mungkinkah ini adalah waktunya kebangkitan Feng Huang?" Jinlong mengerang, tubuh naganya menggeliat, kepala naga mendongak, dan tubuh itu pun mencari asal aroma darah yang memenuhi Laut Xishi. Tak jauh dari tempat ia berkultivasi, Jinlong menemukan sesosok tubuh wanita perlahan tenggelam ke arahnya. Aroma darah yang ia rasakan berasal dari wanita tersebut. Menyaksikan hal itu Jinlong mengubah bentuknya menjadi manusia, ia meraih tubuh wanita yang terus bergerak ke dasar Laut Xishi. Di saat wanita itu telah berada d
Di dalam sebuah kamar mewah yang didominasi warna merah dan keemasan, Jinlong menempatkan tubuh Yu Jie di atas dipan lebar yang terbuat dari giok putih. Dipan tersebut tampak bak lapisan awan tebal di angkasa, tetapi memiliki energy kuat untuk meningkatkan kultivasi. Usai meletakkan Yu Jie, Jinlong merapikan anak rambut Yu Jie yang jatuh di atas wajah cantik itu. Ia menyisipkan anak rambut itu ke belakang telinga Yu Jie, sejenak ia menatap Yu Jie dengan penuh kerinduan kemudian pergi menemui para Dewa dan Dewi yang tengah berbincang di depan kamar. "Bagaimana, Yang Mulia?" Dewa Jodoh yang merupakan Sahabat baik Feng Huang tergopoh-gopoh menghampiri Jinlong ketika ia melihat Kaisarnya itu keluar dari kamar. Dengan wajah muram Jinlong menggelengkan kepalanya. "Permaisuri Langit belum memperlihatkan tanda-tanda akan terbangun, tetapi aku sudah menempatkannya di atas dipan giok milikku," ucapnya. Nada pasrah yang terdengar melalui ucapan Jinlong membuat para Dewa dan Dewi saling bertu
Feng Huang kembali mengangkat wajahnya untuk menatap Jinlong, dan untuk ke sekian kalinya pesona wajah tampan itu berhasil membuatnya tak berkedip. "Wajahmu...""Wajahku?" Jinlong mengangguk sambil berusaha keras untuk menahan agar tawanya tidak terlepas. "Wajahmu memerah."Blush!! Wajah Feng Huang langsung terasa panas, ingin rasanya ia menghilang dari hadapan Jinlong sekarang juga. Tapi, ketika ia melihat dekikan halus di sudut bibir suaminya itu, ia pun memicingkan matanya. Ia mendengus di saat ia menyadari kalau Jinlong sedang menggodanya. "Kamu... Dasar pria tidak tahu malu!!" teriaknya sembari menunjuk Jinlong. Tidak lagi bisa menahan tawanya Jinlong pun terkekeh, untungnya saat ini hanya ada ia dan Feng Huang di sini. Karena sebelumnya ia telah memerintahkan kepada para Dewa dan Dewi untuk segera kembali ke Alam Langit dan menunggu kabar darinya. Jinlong sengaja melakukan hal itu agar ia bisa memberikan tempat yang tenang bagi Feng Huang di saat Istri cantiknya itu terbang